Chapter 9 • Confused

30.4K 3.6K 91
                                    

Repost!

Cerita ini sudah terbit di aplikasi Webcomics Neo Bazar. Silahkan baca disana untuk lebih lengkapnya dan lebih cepat. Jangan lupa untuk klik tanda bintang alias VOTE!

Bantu A naikin vote di webcomics jadi 500 vote yuk!

"Ah, kau harus tahu bagaimana senangnya aku hari ini! Ada seorang guru tampan di sekolahku dan dia bisa berbahasa Indonesia secara lancar!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, kau harus tahu bagaimana senangnya aku hari ini! Ada seorang guru tampan di sekolahku dan dia bisa berbahasa Indonesia secara lancar!"

Edward yang sedang tidur dengan posisi tengkurap memilih membiarkan Lily -sepupunya yang tinggal di Bali mengoceh melalui skype yang terdapat pada macbook-nya.

"Kau mendengarku atau tidak? Hei, Ed!"

Edward tersentak kaget dan kemudian kembali menoleh kearah Lily sambil tersenyum kecil. "Hm?"

"Just, hm? Aku berbicara denganmu dari tadi dan kau tidak mendengarkanku."

"Aku mendengarkanmu, hanya saja aku tidak senang kau menceritakan lelaki lain." Jawab Ed dengan senyuman kecilnya.

Lily terlihat mencebikkan bibirnya dengan kesal. "Kau sedang ada masalah, Ed."

Ucapan Lily tadi bukanlah sebuah pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan. Lily dan Ed begitu dekat, karena mereka seumuran dan sering bersama dari kecil. Entah itu Ed yang pergi ke Bali atau Lily yang mengunjungi-nya ke London. Walaupun hobi bertengkar, keduanya seolah masih saling memerlukan satu sama lain.

"Ada seorang wanita datang ke rumahku. Dia sangat dekat dengan, dad. Dan anehnya, astaga, ini sangat di luar pikiran." Edward tertawa sambil mengacak rambutnya. "Dia mengaku dari masa depan, Ly. Terlebih lagi, wajahnya amat sangat mirip dengan mom."

"You kidding me." Lily mengibaskan tangannya dan tertawa.

"Aku serius." Edward kemudian bangkit dan berposisi duduk diatas kasurnya. "Datanglah ke London besok dan lihat sendiri di rumahku."

"Ed, tapi Aunt Kattnes sudah meninggal."

"Tapi kenyataannya dia ada disini! Dia juga mengaku sebagai istri dad dari masa depan. Apakah itu masuk akal? Aku bisa gil-" Ucapan Edward terputus ketika melihat Lily yang malah mengambil ponsel-nya yang berbunyi.

"Sebentar, ada yang menghubungiku." Lily menatap ponsel-nya sekilas, lalu berbalik lagi menatap Ed. "Astaga, Ed! Ini dari Dean!"

"Dean, siapa dia?" Edward mengerutkan dahi-nya tidak suka sekaligus bingung ketika Lily menyebutkan lelaki lain di hadapannya.

"Dia guru tampan yang aku ceritakan tadi. Sudah dulu yaa, besok kita bisa skype lagi."

Edward menggelengkan kepalanya pelan, "datanglah ke London. I miss you."

Lily hanya tersenyum sambil mengedikkan bahu-nya.

Ed kemudian mengerucutkan bibirnya. "Love you."

Dear Future Wife [Terbit di aplikasi DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang