7 [Tujuh]

6 1 0
                                    

Np : The Chainsmokers - Closer

-
-
-

Jika minggu kemarin Siera masih nongkrong-nongkrong manis di warung Mak Mi. Kini ia telah duduk manis di atas kasur, ditemani beberapa buku pelajaran, laptop dan makanan ringan.

Sambil membaca ia tak lupa mengaplikasikannya dalam ingatan dan memahami materi. Beberapa pelajaran yang dulu tak ia mengerti kini ia mulai mempelajarinya dan sedikit paham.

Saat sedang asyik berkutat dengan buku, hp Siera bergetar berulang kali.

Sam : Aku di depan rumah kamu.

Sam : keluar.

Siera : gak menerima tamu, kamu gak usah merintah-merintah aku ya, aku bukan kacung.

Sam : kamu mau aku berubah jadi cuek lagi?

Siera : IDC

Sam : aku gk jago singkatan.

Siera : I don't care.

Sam : oke aku tungguin kamu sampai kamu mau nemuin aku.

Siera : wtf, i d care.

Siera menyembul poninya, jika Samuel melakukan hal ini sebelum rencananya berjalan ia pasti sudah langsung jingkrak-jingkrak. Namun sekarang keadaannya berbeda.

Siera tidak menganggap serius perkataan Samuel yang akan menunggunya sampai ia mau keluar. Secara Samuel orang yang disiplin, tidak sabar dan mudah marah. Mana tahan dia sok menunggu Siera? Dengan masih semangat ia melanjutkan belajarnya yang sempat tertunda.

3 jam berkutat dengan buku dan laptot Siera meregangkan badannya menuju arah balkon. Saat ia akan streatching, papanya untuk pertama kali setelah bertahun-tahun berdiam kini memanggilnya.

"Siera? Sini turun." Suara papanya menggema di sudut-sudut kamarnya.

Ia segera berjalan malas dan tak semangat menuju lantai bawah. Saat akan bertanya apa, ia dikejutkan oleh Samuel yang sudah duduk manis berbincang dengan papanya.

Ini papanya lho, Sucipto. Ia galak dan diktator, Tebe aja gak berani mau ijin mengajak Siera nonton Konser cold play. Apalagi gak ada cowok yang tahan mengobrol sama papanya lebih dari rekor Toni yaitu 25 menit. Bayangkan, Samuel mampu menjalankannya sekitar 1 jam. Rekor Toni telah digeser Samuel.

"Nanti sampaikan ke Wardana, suruh ia balik ke Indonesia. Apa gak kangen tanah air sendiri." ucap Papa Siera dengan nada akrab.

Samuel tersenyum "pasti om."

Siera mendekat dengan wajah malas ia bertanya "Ada apa Pa?"

"Kamu ada tamu gak disuruh masuk. Dia anak teman papa lho, jangan main-main kamu sama anaknya Wardana." oceh papa Siera tak henti-henti terlihat menyukai Samuel.

Siera mendengus "Papa aja yang nemenin dia. Kan papa suka ngobrol sama dia?"

"Siera, sejak kapan kamu gak sopan kayak gini?" tanya papanya sedikit terbawa emosi.

Siera tersenyum culas "sejak papa gak peduliin aku, sejak papa sibuk kerja dan sibuk dengan wanita."

Samuel menggaruk tengkuknya, ia sangat sungkan karena secara tidak langsung ia seperti menguping secara live pertengkaran antara anak dan bapak.

Sucipto menghembuskan nafas tenang "Kamu mau papa gimana?"

"Jadilah Papaku yang memprioritaskan kasih sayang daripada materi." jawab Siera membentak.

CANDRAMAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang