13 [Tiga belas]

8 1 0
                                    

NP : Taylor Swift - Gorgeous
-
-
-
-

"Bi, Papa kok udah berangkat ya?" ujar Siera heran mendapati ruang makan hanya ada Bi Tutik.

Bi Tutik yang sedang membereskan alat masak menjawab "Tadi kata Tuan ada urusan mendadak. Soalnya kalau nunggu non bangun, waktunya gak keburu."

Siera megangguk-angguk lalu menarik kursi dan meneguk susu coklat yang sudah tidak panas.

Di tangannya, Siera menangkup roti yang telah diolesi coklat. Matanya tak henti-henti melihat jam dan indra pendengarannya menajam jika ada bunyi mobil. Sudah jam tujuh kurang lima menit, Samuel kok belum datang ya? Batin Siera resah.

Karena malas menduga-duga, Siera memutuskan mengirimi Samuel pesan.

Siera : kamu gak jemput aku? Ini udah jam tujuh kurang lima menit lho.

Satu menit kemudian balasan Samuel masuk.

Samuel : aku udah di sekolah, berangkat sendiri bisa kan?

"Anjing!" umpat Siera tak kuasa menahan gejolak amarahnya. Memang gak bisa memberitahunya sehabis menonton konser kemarin?

Bi Tutik memekik kaget "Ada apa non? Den Samuel gak jemput ya? Saya panggilin Harjo gimana?" Harjo adalah pak satpam yang bisa merangkap menjadi sopir dadakan.

Siera menggeleng "Gak usah Bi, aku pesan gojek aja."

Dengan sedikit tergesa ia memesan ojek online dan pasti ojek online datang lima menit lagi. Siera sudah memastikan bahwa ia telat.

"Bi aku berangkat. Assalamualaikum." pamitnya yang sudah berlari keluar rumah menunggu ojek.

"Hati-hati non."

Siera mau tak mau harus menghadapi guru piket karena telat. Hari ini kebetulan cuma dia yang telat. Sudah jatuh tertimpa tangga lagi.

"Jadi alasan apa lagi Siera?" tanya Bu Gusdar dengan kaca mata tebal dan tatapan mengintimidasinya mode on.

Siera menatap kalender yang ditempel di dinding ruang guru piket. Sedikit bernafas dan berpikir.

"Tadi saya nganter Papa Saya Bu ke bandara. Karena itu telat deh. Saya mengaku salah bu." Siera mencoba memasang mimik wajah sepasrah-pasrahnya.

Bu Gusdar terlihat sedikit menimbang-nimbang dengan surat keterangan telat ditangannya. Akhirnya ia menandatangani dan menyerahkannya kepada Siera "Yaudah langsung masuk kelas aja. Beruntung kamu gak ada yang telat selain kamu. Lain kali habis kamu di tangan saya."

Siera bersorak dalam hati dan segera mengambil-alih kertas di tangan Bu Gusdar "Iya bu makasih atas kemaklumannya. Saya permisi bu." pamit siera yang sudah keluar dari ruang guru piket.

Siera mengetuk pintu kelasnya. Tak lama Bu Darsih muncul dari balik pintu.

"Pagi bu, maaf saya telat." tutur Siera sembaru mengangsurkan surat tanda telat.

Bu Darsih mengangguk-angguk "Yaudah langsung masuk aja. Lain kali jangan diulangin ya telatnya. Bangun di alarm, gak usah nganter-nganter ortu ke bandara."

Siera tersenyum "Siap bu."

Ia pun melangkahkan kaki ke bangkunya dengan wajah yang sudah tidak mood untuk tersenyum maupum ceria.

CANDRAMAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang