(25) Heartbeat I

9K 777 8
                                    

Kali ini bukan tipuan kok. Sesuai dengan part kemarin, part kali ini diprivate ya. Tolong yang pengen nasibnya sama kayak Ify, hatinya dikondisikan, lelaki kayak Trio cuma seorang di dunia orange ini :D

Selamat membaca!



Ify memandang tak acuh Ila yang memperhatikannya dengan mulut sedikit terbuka. Setelah tidak berhasil menculik Sivia yang tengah disibukkan dengan tugas anak didiknya, Ify memutuskan untuk mengajak Ila pergi keluar, dan di sinilah mereka sekarang. Di pangkalan kaki lima tak jauh dari kontrakan Ila untuk makan malam.

Ila masih setia dengan mangkok mi ayam bakso dan segelas es teh manisnya. Sementara Ify, sedang menikmati gelas kedua es kelapa mudanya dan menjadikan sepiring siomay di depannya sebagai mainan, diaduk sana, diaduk sini, tambah saus, tuang kecap, aduk lagi. Sampai makanan Bandung itu terlihat sangat-sangat-menyedihkan.

"Fy," ketus Ila. "Kalau nggak mau dimakan, jangan disia-sia gitu dong. Mubazir tahu, dosa ntar kamu!"

"Ya udah, nih," sahut Ify kemudian mendorong piring siomaynya sampai menubruk mangkok mi ayam bakso Ila yang bahkan baru habis setengah. "Nggak nafsu, bawaannya pengen minum terus."

Ila menggeleng pasrah. Sampai detik ini Ify belum menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi dan Ila sedang malas untuk mengorek informasi, karena sekecil apa pun berita yang dimiliki. Maka, Ila harus menelepon seseorang yang operatornya berbeda dengan Ila.

"La, kalau laki-laki dikasih surprise harusnya seneng, kan?" tanya Ify dengan mata menuntut. "Apalagi kalau itu di sela kesibukan si perempuan."

"Tergantung hubungannya dua orang itu dulu nih. Trus juga waktu surprise dan sikonnya (situasi dan kondisi)." Ila mulai mengendus aroma hati yang patah di sini, meski belum yakin betul siapa pemiliknya.

"Mereka tu..." Ify terdiam dengan mata menerawang. "Teman," lanjutnya dengan suara bergetar, "...lama."

Ila berdecak. "Teman lama, ya." Kini wajah Ila ikut berpikir, "harusnya sih seneng, tapi sikonnya gimana?"

"Kayaknya sih sibuk, soalnya itu di tempat kerja si laki-laki."

"Ya iyalah!!" seru Ila gemas. "Nenek-nenek salto juga tahu kalau laki-laki lagi cari duit pasti risih dikasih surprise."

Ify merengut. "Kok... risih?"

"Muka kamu juga udah nunjukin kalau laki-laki tadi nggak seneng dikasih surprise. Iya, kan?" tanya Ila menggebu.

Ify mengangguk dengan mulut mengerucut. Sepertinya, jika mengenai Alvin, Ify akan sangat bodoh dan sangat mudah dibaca oleh orang di sekitarnya.

"Siapa sih? Kamu curhat tentang begituan, nggak kasih tahu subyeknya, nggak afdal lho, Fy."

Ify termenung, teringat dengan kata-kata Sivia padanya. "Jangan sembarangan cerita masalah hidup lo ke orang lain. Sekali pun orang itu tanya, karena nggak semua yang mau tahu pengen membantu. Kadang, keingintahuannya bukan karena peduli. Tapi, nggak lebih dari sekedar basa-basi."

Ify menelan ludah, Ila sudah mengetahui tentang darah AB negatifnya, begitu juga tentang kedekatan Ify dengan keluarga Shuwan dan Dimas. Ila sudah tahu terlalu banyak, apa Ila masih bisa dipercaya untuk mengetahui tentang Alvin? Sosok yang menyebabkan dirinya masih menetap di Jakarta setelah begitu banyak hal terjadi.

Tapi, Ila membelanya di depan Voni, melindunginya dari mulut pedas minta diulek si Angel. Bahkan, nyaris menangis ketika Ify dinyatakan pindah ke divisi Finance, tempat si Angel bersarang dengan teman-temannya yang sejenis.

Marry Me If You Dare - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang