Chapter 4 - Invitation

244 18 3
                                    

Chapter 4 - Invitation


Playlist:

⏩ Marshmello - Summer

▶◀

Di antara semua tempat di kampus, perpustakaan menjadi spot favorit Violetta. Pasalnya, koleksi novel impor di perpustakaan kampusnya bisa dibilang sangat lengkap. Violetta bisa menghabiskan enam jam non stop di perpustakaan membaca dua sampai tiga novel.

Seperti hari ini, sudah dua jam dia berada di perpustakaan dan belum ada tanda-tanda mau beranjak. Dia sudah ada di sini setelah pelajaran selesai jam sebelas pagi. Hari ini tidak ada jadwal lagi dan dia berencana di sini sampai sore.

Georgia tidak bersamanya, sedang pergi makan bersama Jacob. Kadang Georgia menemaninya ke perpustakaan kalau sedang senggang juga. Tapi Georgia biasanya tidak baca buku, dia numpang Wi-Fi kampus yang kencang di perpustakaan.

Violetta sedang larut dalam dunia Louise Penny sampai-sampai tidak menyadari ada seseorang yang duduk dan memperhatikannya sedaritadi.

"Glass Houses."

Merasa mengenali suara itu, Violetta sontak menoleh ke sebelahnya. Michael Reinhart alias Mike sedang tersenyum padanya.

"Mike?" ujar Vio yang sedikit terkejut. "Lagi ngapain di sini?"

"Nyari lo, Violetta Anderson," balas Mike santai, lalu bersandar pada sandaran kursi. Tangannya bergerak ke depan Vio, menaruh sebuah kartu di meja. "Besok ulang tahun perusahaan bokap, dateng ya?" ajaknya. Vio menatap Mike ragu. "Georgia dan Jacob juga gue undang, kok," lanjutnya mencairkan kekakuan.

"Ehmm, oke?"

Mike menyambut jawabannya dengan tersenyum.

"Perasaan, tadi lo enggak masuk kelas, deh," ujar Vio lagi, mengingat dia tidak melihat Mike tadi pagi.

"Gue ikut kelas lain dari pagi, disuruh kelas pengganti private sama Pak Larry kalau mau lulus. Makanya gue enggak kelas, dari pagi gue di ruangannya dia."

Mengingat watak Pak Larry yang memang dari dasarnya merupakan dosen killer, Vio tertawa.

"Yak, gue cabut duluan ya. Ada urusan," pamit Mike.

"Perusahaan?" tebak Vio.

Mike mengangguk. "Dan mau ketemu anak-anak lain di ruang band," balasnya

"See you when I see you?" ujar Vio menirukan Mike. Mike terkekeh.

"Dah, Vio."

Mike pun beranjak dari tempatnya duduk, lalu melambaikan tangan pada Vio sebelum kemudian masuk ke dalam lift.

***

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore ketika Vio menyelesaikan buku terakhirnya untuk hari ini. Dia memutuskan untuk meminjam dua novel lainnya yang akan dia selesaikan malam ini juga berhubung besok mata kuliahnya santai. Setelah meminjam ke kounter peminjaman, Vio berjalan menuju lift. Tetapi sialnya, lift sedang dalam proses pemeliharaan yang dimulai tepat setelah Vio beranjak untuk ke kounter peminjaman.

Itung-itung olahraga turun tangga, batin Vio menghibur dirinya. Vio pun turun lewat tangga. Dia berjalan turun sambil sibuk memasukkan buku ke dalam tas, sampai-sampai tak menyadari ada tangga yang basah yang hampir dia injak.

Dan dia benar-benar menginjaknya. Flatshoes yang licin membuatnya tak seimbang dan nyaris jatuh ke bawah jika saja sebuah tangan dari belakang tak menariknya. Tarikkan tangan saja tidak cukup untuk menahannya sehingga orang itu menarik Vio ke dekapannya. Orang itu berjarak satu anak tangga darinya. Tepatnya, orang itu buru-buru menangkapnya saat melihatnya oleng. Akibatnya, iPhone yang tadi dia genggam jatuh ke bawah dan nampaknya sudah retak.

AndersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang