Chapter 2 - Meet Mike

311 24 11
                                    

Chapter 2 - Meet Mike

Malam bersama Adam kemarin serasa mimpi sampai Vio berkali-kali mencubit pipinya sendiri, bahkan meminta Georgia mencubit pipinya berkali-kali juga. Georgia mah, kesenengan bisa nyubitin orang seenak jidat.

"Lo harus traktir gue, Vi!" ujar Georgia.

"Lah, lo aja kagak traktir gue pas jadian sama Jacob duluuu," balas Vio.

"Kan gue abis beli tiket Ed Sheeran waktu itu, Vi. HEHEHE," Georgia mengeles. "Yuk ke kantin!"

"Wah gue ada kerja kelompok bahasa inggris nih," ujar Vio yang langsung melengos.

"VIOOOOOO!!"

Walau teriakkan cempreng Georgia sangat kencang, dia tahu Georgia takkan mengejarnya. Wong dia udah ada janji sama Jacob mau makan bareng, Vio sih ogah jadi nyamuk. Vio yakin Georgia juga tahu itu.

Tapi dia memang harus kumpul kelompok tugas bahasa inggris berhubung Arthur sudah membuat group di messenger. Mereka bertemu di lounge dekat perpustakaan.

Saat Vio sampai, semuanya sudah berkumpul. Luke dan Arthur sedang becanda sedang Ashley terlihat seperti mencoba masuk ke dalan topik mereka.

Arthur menyadari kehadiran Vio, dia langsung melambaikan tangannya. Sementara Luke hanya melihatnya sekilas dan membuang muka.

"Jadi gimana, Arthur?" tanyanya agar dia tak perlu menghabiskan waktu lama dengan Luke yang seakan memusuhinya.

"Kita bagi tugas. Gue sama Ashley, lo sama Luke. Nanti masing-masing hunting wawancara lima bule di Kota Tua, berangkatnya bisa barengan. Abis itu, baru bikin perkenalan barengan, konsepnya..."

"Kok gue sama lo, sih?" protes Ashley.

"Kenapa gue enggak sama lo aja?" protes Luke juga.

"Gue bosen sama lo mulu, Luke. Nanti gue dikira homo lagi," ujar Arthur yang disambut tatapan garang Luke. "Lagian jadwal lo yang kayaknya paling pas sama Vio, jadwal gue juga paling pas sama Ashley. Jadi menurut gue gini udah pas. Oke? No more comments!" alibinya.

***

"VIOOOOOO!!"

Suara nyaring ala Georgia langsung bergema di seluruh ruang kelas, untungnya hanya ada Vio dan Georgia di sana berhubung kelas sudah berakhir sedaritadi. Sedaritadi juga, pikiran Violetta tetap pada penolakan Luke Reihn yang terkesan tidak mau sekelompok dengannya.

"Please?" Georgia menunjukkan puppy eyes-nya. Dia sedang berusaha membujuk Vio untuk menemaninya di pesta nanti malam. Vio menghela napasnya, sudahlah. Lebih baik tidak terlalu memikirkan Luke Reihn selagi Georgia ada dengannya.

Violetta tidak suka pesta. Tepatnya, dia tidak suka dengan tempat yang ramai. Ditambah, pesta yang dimaksudkan oleh Georgia adalah pesta di klub malam yang suasananya gemerlap. Dia semakin tidak suka.

Di saat yang sama, dia juga kasihan bila menolak Georgia. Bagaimanapun, Georgia sudah banyak membantunya selama ini.

"Dan kali ini, siapa tau lo bisa nanya ke Luke kenapa dia natap lo kayak sebel kesumat," bisik Georgia walau dia tahu takkan ada yang bisa mendengar, toh pintu kelas tertutup rapat.

Vio sudah menceritakannya pada Georgia sehingga Georgia juga jadi memperhatikan tiap kali Luke menatap Vio. Georgia punya pendapat yang sama, Luke tak pernah menatap dengan tatapan seperti itu ke orang lain. Vio masih belum cerita tentang kejadian barusan, dia rasa dia juga tidak perlu menceritakannya sekarang. Mungkin besok saja.

AndersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang