Chapter 14 - Out of Control

193 18 8
                                    

Chapter 14 - Out of Control

"Ngapain kita ke sini, Vio?" tanya Vera saat Vio memarkirkan mobilnya di area parkir San Diego Hills.

"Nanti Mama juga bakal tau," balas Vio membuat kedua orang tuanya semakin penasaran.

Vio menuntun mereka masuk ke dalam area pemakaman. San Diego Hills cukup sepi hari ini, tak banyak orang yang berkunjung di siang hari.

Pandangan Vio kemudian terarah ke tiga orang yang sedang menaruh bunga di depan suatu makam. Salah satu di antara orang-orang itu, Luke Reihn. Vio langsung peka kalau itu pasti makam yang dia cari.

Saat sudah tak jauh dari mereka, Luke Reihn yang mendengar suara langkah berbalik.

"Hai, Luke?" sapanya awkward. Kedua orang yang bersama Luke--Elena dan Gerard--sontak menoleh mendengar sapaan itu.

"Kamu pasti Violetta ya? Tante pernah liat kamu di pestanya Mike. Nama Tante Elena, mamanya Luke," ujar Elena ramah sambil mengulurkan tangan, berbalikan dengan Luke yang hanya diam dengan sikap tak ramah tanpa membalas sapaan Vio. Vio menyambut uluran tangan Elena. Lalu, Gerard juga menyalaminya dan memperkenalkan diri.

Setelah sedikit ramah tamah, Vio berbalik ke orang tuanya yang nampak tidak mengerti situasi. Vio tersenyum.

"Ma, Pa. Kenalin, keluarga angkatnya Vero," ujar Vio akhirnya kepada orang tuanya. Henry dan Vera semakin tak mengerti. "Ini--" Vio menguatkan dirinya dulu sebelum melanjutkan. "--Tempat Vero istirahat," lanjut Vio. Air matapun menetes dari matanya saat mengatakan itu.

Pandangan Henry dan Vera langsung beralih ke makam itu.

"Ve-Veronica?" Henry Anderson masih menelaah apa yang sedang terjadi.

Veronica Anderson (December 14th, 1999 - July 2nd, 2017)

Dia membaca ulang tulisan di makam itu, seolah masih tidak percaya dengan apa yang tertulis di sana. Begitu juga dengan istrinya yang masih terpaku tanpa kata.

"Vero kena penyakit paru-paru ," ujar Luke Reihn yang akhirnya bersuara. "Bahkan sebelum dia pergi dari rumah Oom."

Sebuah tamparan yang tak terduga mendarat mulus di pipi Luke Reihn, tamparan dari Henry Anderson. Violetta langsung berteriak tak menyangka papanya akan menampar Luke. Elena san Gerard tak bereaksi. Kalau mereka di posisi Vera dan Henry, mereka juga mungkin akan melakukan hal yang sama.

"Papa!"

"KENAPA BARU SEKARANG KAMU KASIH TAU KE SAYA?! SELAMA INI SAYA ENGGAK BERHAK TAU?" bentak Henry Anderson. Sedangkan Vera masih terdiam karena shock.

Luke memegang pipinya yang lumayan sakit karena terkena tamparan kencang dari Henry.

"Dia udah pergi dari rumah dua tahun yang lalu. Itu urusan dia sekarang." Luke masih mengingat jelas seluruh kata yang diucapkan oleh Henry saat dia menelponnya. "Vero masih hidup saat itu! Dia pengen ketemu Oom, Tante, dan yang lainnya! Tapi apa? Oom malah bilang kayak gitu pas saya telpon. Dan tanpa merasa khawatir atau apapun, Oom langsung berangkat liburan ke Sydney! Vero berjuang mati-matian di ICU, berusaha buat bertahan sampai ketemu kalian. Tapi, Oom malah selalu tolak telepon dari saya dan semuanya!"

"Ingat tanggal dua Juli lalu? Oom sama keluarga Oom lagi bersenang-senang di Opera House. Hari itu saya udah coba hubungin Oom, tapi Oom tetap tolak panggilan masuk dari saya," ujar Luke lagi. "Kalau seandainya Oom jawab waktu Oom masih di bandara, setidaknya Vero bisa bertemu dengan kalian. Kalau seandainya Oom jawab panggilan masuk walau Oom udah di Sydney, setidaknya Vero bisa mendengar suara kalian! Tapi Oom tetap ngabaiin semua panggilan masuk dan akhirnya?" Luke tersenyum dipaksakan. "Sore itu setelah telepon terakhir yang saya coba, yang Oom tolak panggilannya, Vero-" Luke berusaha mengontrol dirinya. "Vero pergi."

AndersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang