Chapter 7 - With Adam
Adam Miller dan motornya sudah bertengger di depan rumah Vio pagi-pagi sekali. Hari ini Vio kelas pagi dan Adam mengantarnya, sekalian ke kampusnya berhubung kelas Vio dimulai jam delapan sedang kelasnya dimulai jam sembilan.
Tidak sampai lima menit kemudian, Vio keluar dari rumahnya. Tanpa berbicara apalagi, dia memakai helm dan naik ke motor Adam. Wajah Vio sedikit muram, Adam langsung peka.
"Kenapa muka lo suntuk banget?" tanya Adam sebelum menghidupkan motornya.
"Gapapa," balas Vio.
Adam terdiam sebentar berpikir. Mungkin Vio memang belum mau menceritakannya sekarang. Dia pun menyalakan motornya dan berangkat.
Perjalanan yang memakan waktu sekitar setengah jam itu, kali ini tidak diwarnai percakapan tidak jelas seperti biasanya. Mereka memenag sudah sering ngobrol sejak dari di McD waktu itu.
Begitu sampai di kampus, Vio tidak langsung turun. "Gamau ngampus, cabut aja yuk," ujar Vio. Adam menghadapkan kepalanya ke Vio, menatapnya bingung.
"Serius?" tanyanya, Vio bukan tipikal mahasiswa yang sering cabut. Malah jika Adam tahu, absen Vio penuh tanpa bolong. Mendapat jawaban anggukan dari Vio, Adam langsung menjitak pelan helmnya.
"Apaan sih, Dam?"
"Kuliah, jangan bandel cabut-cabutan. Nanti pas quiz atau ulangan bakal nyesel, loh," balas Adam menasehati. Memang mapres.
"Serius, Dam. Gue lagi bener-bener pengen cabut. Kali ini aja. Anterin gue ke Starbucks atau ke mana deh, abis itu lo langsung ke kampus."
Adam terdiam sebentar. "Yaudah. Gue cabut juga, deh," ujarnya.
"Gausah, Dam. Kan lo ada quiz hari ini," tolak Vio.
Adam tersenyum. "Dosennya sayang sama gue, kok. Lo butuh temen curhat kan? Masa gue tinggalin sendirian? Bisa gagal gue jadi pacar," balasnya sambil terkekeh.
Vio tersenyum. Kemudian, Adam kembali menjalankan motornya menuju Starbucks yang tak jauh dari kampus Vio.
"Jadi, kenapa?" tanya Adam saat mereka sudah duduk dengan minuman masing-masing.
"Kemaren Luke...," dan Vio pun mulai menceritakan pada Adam kejadian kemarin waktu di pesta perusahaan Mike. Adam mendengarkan dengan seksama dan tanpa menyela.
"Vio," ujar Adam setelah Vio menyelesaikan ceritanya. Vio langsung menatapnya menanti tanggapan. "Gue pernah bilang, kan? Ketemu sama Vero di sekolah Luke dan Mike?"
Vio mengangguk. Itu tidak seperti tanggapan akan ceritanya tadi.
"Kemaren gue ketemu Mike pas nunggu lo. Entah ingatan gue yang salah atau apa, seinget gue mobil yang dipake Mike sama kayak yang bawa Vero pergi," jelas Adam. "Dan yang nyetir mobil itu Luke."
Vio menelaah tiap kata yang keluar dari mulut Adam. Adam tidak berbicara di luar topik. Vio mengerti maksudnya. Sekarang, waktunya dia menyamakan pikiran dengan Adam.
"Jadi maksudnya mungkin Luke punya hubungan dengan Vero dan itu yang buat dia dendam kesumat sama gue?"
Adam mengangkat bahunya. "Gue sendiri masih enggak yakin apa itu mobil yang sama atau bukan. Jadi, belom bisa jamin," balasnya.
Vio terdiam sebentar. "Oke. Gue bakal tanya langsung ke orangnya aja pas kelas sore nanti."
Adam tersenyum. "Enggak berniat balik, nih? Kayaknya masih keburu kalau mau."
"Enggak mau," balas Vio. Dia jadi malas kelas. Pikirannya sudah dipenuhi teka-teki dan dia yakin dia takkan bisa konsentrasi sekalipun masuk kelas. Ujung-ujungnya cuman absen tanpa faedah. Toh dia juga enggak pernah bolos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anderson
Romance"Kenapa sih, kayaknya lo kesel banget sama gue? Emang pernah ada masalah di antara kita?" "Gue emang kesel sama lo, dan lo enggak perlu tau mengapa." Ini cerita tentang seorang Violetta Anderson 'si gadis cantik low-profile' dan Luke Reihn 'si baik...