Lexis hari ini tidak konsen melakukan pekerjaannya, ia masih memikirkan pertanyaan Joe. Kapan ia akan ke rumah pappy Dan mammynya. Sebenarnya ia sudah sangat merindukan mereka.
"Lexi, ada apa kenapa kamu jadi gak konsen gini?" Tanya Mrs Patrick.
"Ah, sepertinya saya agak pusing tapi aku akan coba konsen lagi. Aku janji" ucap Lexis tersenyum.
"Tidak. Kamu pulanglah dulu. Aku tidak ingin kamu tambah sakit nanti". Ucap Mrs Patrick mengelus bahu Lexis.
"Yaa,aku minta maaf"
"Tak apa sayang kamu Sudah seperti anak bagiku"*****
"Ini masih sangat pagi untuk menjemput si Kembar. Apa yang harus aku lakukan" ucap Lexis bingung.
"Apa aku?"Lexis POV
Aku Sudah didepan gerbang rumah, aku bingung antara masuk/tidak.
Aku kangen pappy Dan mammy. Ah tapi apa mereka akan menerima anak durhaka sepertiku."Non Lexi" panggil pak satpam.
"Ya pak" aku tersenyum simpul.
"Mari masuk, kenapa cuma diluar. Nyonya Dan tuan Sudah lama menanti non" terang pak satpam. Membuatku terkejut.
"Sudah lama?"
"Ya nyonya Sudah menyuruh semua bodyguard mencari Nona tapi nihil" terang pak satpam sedih.
"Tapi syukurlah Nona sudah datang" terang pak satpam.Aku berjalan memasuki rumah, hal pertama yang aku tuju kamar mammy. Disana sama sekali tak berubah, hanya saja suasana rumah sangat suram.
Aku melihat wanita paruh baya yang terbaring memunggungiku. Tampak bahunya bergetar sambil memeluk bingkai foto. Ya dia mammyku, mammy terbaik Dan terhebat yang aku punya.
Aku memeluknya. Dia tersentak kaget lalu menoleh. "Anakku" kata pertama yang dia ucapkan membuat air mataku mengalir seketika.
"Mammy" ucapku memeluknya erat.
Dia masih mengusap punggungku.
"Maaf... Maaf.. Mammy.." Ucapku sesegukkan.
"Tidak sayang. Mammy senang kamu kembali Lexi. Mammy kangen kamu sayang, rasanya mammy takkan sanggup lagi bernafas saat kamu pergi" ucap mammy sambil menciumi puncak kepalaku."Maaf mammy tak bisa mencegah pappymu dulu. Mammy selalu mencarimu sayang, tapi kamu tak kunjung kutemukkan. Mammy sangat cemas" mammy mengusap kepalaku lembut.
"Maaf mam. Aku menghilang supaya pappy tak perlu malu memiliki anak sepertiku. Aku takut pappy akan dipermalukan" ucapku terbata bata.
"Tidak sayang, kamu salah. Pappymu justru menyesal telah mengusirmu. Ia kelimpungan mencarimu. Sampai ia tak pernah lagi ke kantor Dan bekerja dirumah." Terang mammy membuatku terkejut.
"Dia ada disana sayang. Temuilah pappymu dulu."
Akupun mengusap air mataku menatap mammy Dan ia menggangguk mantap.****
Aku memasuki ruangan itu, ya ruangan kerja pappy. Terlihat beliau konsentrasi menatap komputer dengan wajah serius. Wajah yang terlihat letih Dan agak menua tapi masih terlihat gagah, dia pappyku.
Aku berjalan kearah belakang dengan hati-hati Dan pelan. Aku lantas memeluknya untuk melepas rindu.
"Pappy"bisikku pelan membuat pappy menghentikan pekerjaannya."Kenapa kamu kembali, dasar anak nakal" ucap pappyku sambil menghembuskan nafas lega, seperti melepas beban berat yang lama ia tanggung.
"Maaf pap.. Anakmu memang nakal. Apa yang bisa aku lakukan agar pappy tidak lagi marah? Katakan pap". Ucapku sambil menanggis memeluknya erat.
"Berjanjilah untuk tinggal disini lagi Dan bawa cucu pap kemari" ucap pappy sambil mengelus tangganku yang memeluknya.
"Aku janji pap" ucapku mencium pipi pappyku lembut.
Maaf ya kalo cerita INI gak berkenan. Aku liat kayaknya gak ada yang minat 😣😭😭
Apa aku stop aja , soalnya takut cuma biking spam 😂😂😂😂Jae🐣🐣🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Need a Daddy [Revisi]
Ficção Geral"Mommy dimana daddy ?"tanya anak berambut pirang kepada mommynya. Sang mommy mengelus anaknya penuh kasih , "baby Daddy sedang sibuk bekerja untuk membelikanmu dan adik mainan yang banyak. Jadi baby Joe dan baby Jhon harus bersabar."terang sang mom...