Heart-healer (2)

13.9K 134 0
                                    

Sampailah kami di sebuah party hall yang kini sudah ramai dengan orang-orang menikmati pesta. Hall yang didesain gaya Eropa klasik ini kini menggemakan musik dansa romantis, yang mengundang hasrat untuk menari bagi yang datang memiliki pasangan, atau sekedar untuk menikmati alunan saja di kala kau sedang menunggu seseorang sambil meneguk minuman favorit yang telah dihidangkan oleh pelayan pesta.

Alexa sedang dalam perasaan menggebu-gebu ketika kutunjukkan papan ucapan selamat yang tertera tak jauh dari kami berdiri. Bagaimana tidak, gedung beserta pernak-pernik dan pelengkap acara ini ternyata ditanggung oleh perusahaan kekasihnya sendiri.

"Bagaimana mungkin ulang tahun sekretarisnya lebih mewah dari kekasihnya?" Ujar Alexa sambil menahan emosinya yang mungkin sedang meledak-ledak di dalam hati.

"Sekretaris? Wah, kupikir dia Chairwoman V.I Group."

"Apa?" Seru Alexa kaget. Yang membuatku merogoh saku belakang jasku untuk mengambil notebook kecilku. Kutunjukkan padanya nama yang sedang kami perbincangkan yang tertulis di sana. "Namanya Chae Sekyung, bukan?" Lalu kuarahkan jariku menunjuk sebuah tulisan di kolom profesi. "Jelas, kan tulisannya? 'Chairwoman V.I Group." Kataku. "Kami pernah berjanji untuk bertemu. Tapi dia menghilang. Kupikir masalahnya sudah selesai."

"Yang benar saja!" Celetuk Alexa kesal. "Rival Chamsung Group adalah V.I Group." Lanjutnya dengan berbisik di dekat pendengaranku yang berhasil membuat mulutku menganga, dia beralih menatap kesal dari jauh sosok wanita yang memakai gaun berwarna ungu itu. "Aku rasa dia sedang menjalankan rencana yang licik." Ujarnya lagi yang dibalas olehku dengan anggukan ringan.

Semakin lama berdiri, semakin berkobar pula emosinya jika ia hanya terus menatapnya. Ia butuh berhadapan dengan sosok yang dikira wanita jalang di sana, berdiri menggandeng lelakinya tanpa merasa bersalah. Umpatan demi umpatan terus bergulir lewat mulutnya, membuatku harus bergumam resah jikalau gadis ini membuat kericuhan. Tentu saja, apa yang kukhawatirkan ini hampir benar-benar terjadi. Untungnya, aku sudah terlalu sigap untuk menanganinya. Berkali-kali menahannya sampai suara lantang dari laki-laki itu mengumandangkan beberapa patah kata.

"Kali ini aku ingin mengumumkan sebuah pernyataan resmi dariku. Terimakasih kalian telah datang pada pesta ulang tahun perempuanku yang tercinta ini. Sambil merayakan hari ulang tahunnya, aku ingin ia mengingat peristiwa ini bahwa di hari ulang tahun ke dua puluh lima ini sekaligus menjadi hari dimana aku melamar Chae Sekyung." Lalu pria itu mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah di belakang punggungnya yang membuat lawan bicaranya haru gembira. "Aku, Kwak Shinryu melamar Chae Sekyung. Will you marry me?" Suara bergemuruh kombinasi pria dan wanita menyatu dalam suasana romantis sepasang kekasih tersebut, tapi kami tidak menyumbang suara untuk menyorakkan mereka, apalagi Alexa, suasana hatinya tidak memungkinkan untuk melakukannya, dan menjadi sangat parah ketika si wanita menjawab 'iya'. Sorak-sorak gembira seakan menggemparkan hall ini. Dan sekali lagi, kami tidak ikut berpartisipasi merayakan hal itu.

Alexa semakin dalam meratapi apa yang baru saja ia lihat tadi. Mungkin pertanyaan 'mengapa'dan 'bagaimana' sudah letih mengelilingi otaknya. Ia tahu bahwa airmata yang telah dibendung ini akan jatuh. Pada akhirnya ia memilih untuk segera pergi, dan menghapusnya diam-diam tanpa sepengetahuan Ilwon, yang mengikutinya dari belakang.

Pesta pun selesai, orang-orang pun bergiliran keluar dari hall tersebut dan yang tersisa hanyalah para pelayan yang sedang memberes-bereskan tempat perjamuan. Alexa mengampiri salah satu pelayan untuk menanyakan keberadaan Shinryu. Setelah itu, ia pun bergegas menuju suatu ruangan yang dimaksudkan pelayan tersebut, kamar Shinryu.

Bukan lagi hal yang mengejutkan bagi Alexa ketika dalam samar-samar pendengarannya menangkap ada suara erangan perempuan di kamar Shinryu. Alexa memang sudah memergokinya berkali-kali membawa perempuan lain di kamar ini selain dirinya. Namun entah mengapa ia tetap tidak ingin meninggalkan laki-laki tersebut. Orang-orang menyebutnya cinta. Ia merasa tak apa jika lelakinya maniak seks jika hatinya tetap dimiliki Alexa. Namun, sebuah tamparan keras dari kenyataan yang baru saja ia saksikan sungguh menyadarkan alam bawah sadar Alexa. Laki-laki itu tidak mencintainya lagi. Alexa telah banyak mencoba untuk memahami, tapi kali ini, ia harus segera menyelesaikannya. Memahami orang yang salah pada akhirnya hanya akan membuat hati semakin terluka.

Untungnya, pintu itu tidak dikunci. Alexa tak peduli lagi dengan reaksi apa yang akan dihadapi oleh Shinryu ketika ia mencoba untuk masuk ke kamarnya, ia hanya terlalu berambisi untuk melihat wajah malu Shinryu ketika laki-laki itu tahu jika ia tahu. Ia pun membukanya, dan semua aktivitas yang terjadi sebelum Alexa menjadi pusat perhatian seketika berhenti. Wanita yang tadinya berada di atas tubuh Shinryu, layaknya berkuda untuk mencapai kesenangan duniawi, harus memberhentikan kegiatan tersebut dan menyembunyikan tubuh polosnya di balik selimut bersama dengan pria yang berada di sampingnya.

"Kau kaget? Baguslah." Alexa mencoba memecahkan keheningan yang membuat semuanya kikuk. Lalu mulai melangkah masuk ke kamar itu tanpa sungkan. "Aromaku sudah tak ada lagi di kamar ini." Setelah menghirup nafas dalam-dalam. "Pasti karena calon tunanganmu ini, kan?"

"Yak, Alexa-ssi, aku sudah mencarimu kema- Aish" Suara Ilwon terdengar samar hingga jelas sampai di kamar, dan tak sengaja celetuk kasar ketika ia melihat pemandangan yang sangat private. Pada akhirnya ia membungkuk minta maaf, dan berbalik ke belakang.

"Yak, apa kau gila?" Alexa bersuara lagi.

"Aku? Kenapa?" Jawab Ilwon, yang tak tahu kalau Alexa bukan bertanya padanya.

"Aku pikir kau pasti tahu kalau Chamsung dan V.I Group itu adalah rival. Apa maksudmu menjadi sekretaris pribadi Presdir Chamsung padahal sebenarnya dirimu Adalah Chairwoman V.I Group?"

"Bicara apa kau?" Teriak dari salah seorang pria yang terbaring juga di balik selimut. "Jangan berusaha untuk sok tahu padahal kau tak tahu apa-apa."

"Oh, jadi itu yang membuatmu berselingkuh di belakangku, wahai pria maniak seks?"

"Bukan, karena kau tidak seanggun dia. Kau lupa dengan tipe idealku? Seorang wanita yang anggun, dari fisik, cara bicara dan perilaku. Kupikir wanita yang berpenampilan sepertimu takkan mempunyai kekasih."

"Wah, kau bahkan menilai diriku salah." Alexa merasa tertantang. Ia tak mungkin menampakkan kekalahan pada Kwak Shinryu. Itu ia lakukan dengan cara menarik Ilwon ke hadapannya dan berciuman mesra di depan mereka.

French kiss, ciuman yang kini sedang mereka lakukan. Awalnya Ilwon kaget setengah mati, dan hampir mulai memberontak. Namun, Alexa selalu menggigit bibirnya setiap kali dia mencoba untuk menjauh, mau tidak mau Ilwon mengikuti alur yang dipandu Alexa. Ilwon juga terpaksa menikmati ciuman itu atas nama dramatisasi. Ilwon pun mencoba mencari titik rangsang wanita itu. Semakin lama ia mempraktekkan lidahnya, bersilat antar lidah, dan didapatinya bahwa Alexa sangat menyukai area gusinya disentuh.

Atraksi Ilwon pun beraksi, ia menggendong Alexa dengan sekali hentak. Setelah kedua kaki Alexa terangkat mengait di pinggangnya, Ilwon pun berjalan keluar dari kamar hingga gedung yang membuat pelayan yang sedang memberes-beres di sana melihat mereka dengan keheranan.

Ciuman mereka pun terhenti ketika mereka sampai di mobil mereka. Suasana canggung menyelimuti mereka dari mulainya perjalanan sampai tiba di apartemen Ilwon. Wanita itu entah kenapa lebih memilih untuk tidak pulang. Ilwon hanya bisa menuruti kemauannya walaupun ia tak memahami wanita yang berdiri di belakangnya menunggu sampai Ilwon selesai menekan kode sandi untuk membuka pintu apartemennya.

Ilwon mengantarkan Alexa ke kamar untuk beristirahat setelah ia merapikan beberapa barang yang berserakan, lalu memberikan selimut padanya, "Tidurlah di kamar ini, biar aku yang-"

Dengan sekali jinjitan, Alexa kembali lagi meraih bibir yang memanjakannya tadi. Melihat Ilwon yang tak sungkan membalas ciumannya, Alexa bersikeras mengembalikan lagi lumatan-lumatan yang belum puas ia rasakan dari bibir Ilwon.

"Bolehkah kita main sebentar saja sebelum tidur? Aku membutuhkanmu." Tanyanya menggoda Ilwon.

Alexa jatuh cinta pada bibir Ilwon. Kini, ia coba jatuh cinta dengan permainan Ilwon yang lainnya.

MAKE LOVE (FF Short Part Compilation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang