Akibat dari terlalu berharap adalah harus menanggung resiko di saat yang diharapkan jauh dari kenyataan yang terlihat.
Heo Jinhyuk, pangeran Roger yang telah dikenal oleh seluruh anggota Roger, dan tentunya dikenal oleh semua wanita penghibur. Begitu juga Jinhyuk mungkin mengenali banyak perempuan sebelum mengenali Mizuki.
Tapi mengapa perempuan yang dipilih untuk membantunya dalam menyelesaikan misi penting Roger adalah Mizuki sendiri?
Mizuki tahu ia tidak harus membuat pengharapan sebesar ini karena tidak pantasnya dia untuk bisa menjadi seseorang yang lebih berarti untuk Heo Jinhyuk, seorang wanita di hati Jinhyuk.
Bagaimana mungkin ia berhenti berharap kalau saat ini pun Heo Jinhyuk mengantarnya pada sebuah butik yang berisi gaun-gaun cantik? Setelah mendarat di Belgia, melalui perjalanan yang melelahkan, dan saat ini seorang lelaki yang mengantarnya ke sebuah butik tentunya akan membelanjakan sebuah gaun untuk wanita itu. Pekerjaan Mizuki sebenarnya membuatnya memiliki beragam busana yang pantas dikenakan. Mizuki merasa Jinhyuk begitu repot dalam memilah-milah setiap gaun yang dipandanginya, berusaha membuat Mizuki terlihat menawan. Perilaku Jinhyuk seperti ini membuat Mizuki terkesan.
"Kulitmu yang cerah ini sepertinya sesuai dengan gaun berwarna merah ini." Ujar Jinhyuk sambil mendekatkan gaun merah tepat di depan Mizuki. Sambil mengusap dagunya yang tak berarti dan anggukannya yang tak dimengerti Mizuki, "Coba ini." Suruh Jinhyuk, sambil memberikan gaun tersebut.
Mizuki pun menurut tanpa menyela, ia pun segera menuju ke ruang ganti, mencoba mengenakan gaun tersebut. Dilihat dari gaunnya, dia tidak pernah memiliki long dress seindah ini. Apalagi, pekerjaannya saat ini menuntutnya untuk berpakaian minim setiap saat. Mengenakan gaun long dress adalah pengalaman terasa baru untuk Mizuki.
Mizuki pun keluar dari ruang ganti, disambut oleh tatapan Jinhyuk. Ia sedikit membelalak sepersekian detik, yang selanjutnya ia tahu ia harus mengontrol raut wajahnya. Mizuki berharap Jinhyuk menyukai penampilannya.
"Wanita bergaun merah memang paling terlihat menawan dibanding apapun." Ucap Jinhyuk, membuat Mizuki tak bisa menahan untuk mengukir senyuman di wajahnya.
Ketika mereka berdua ditinggal oleh Bang Minsoo, Heo Jinhyuk mengajak Mizuki berjalan-jalan di taman yang kebetulan hanya berjarak sekitar dua ratus meter saja dari butik. Heo Jinhyuk melakukan ini hanya untuk membunuh rasa bosan yang melanda di saat menunggu. Heo Jinhyuk juga merasa rindu dengan lingkungan yang penuh dengan rumput hijau--mengisi taman ini. Sayangnya, taman ini cukup ramai karena pada hari minggu pagi biasanya memang dipenuhi oleh orang-orang yang sedang berolahraga.
Jinhyuk pun bertanya-tanya, kapan terakhir kali ia hidup seperti orang normal? Bangun pagi, mandi, sarapan, kerja sampai larut malam, lalu tidur. Akhir pekan diisi dengan berkumpul dengan keluarga, teman, atau pacar.
Pacar? Hmph! Apa yang sedang dipikirkan Heo Jinhyuk? Heo Jinhyuk sama sekali tidak membutuhkan ikatan spesial dengan seseorang yang harus disebut sebagai pacar. Hubungan yang terlihat maya dengan title itulah merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan sejati--omong kosong belaka.
"Heo Jinhyuk!" Teriak seseorang yang baru saja menyambarnya dari belakang, seseorang menggenggam lengannya sangat keras, seseorang yang seperti kehabisan nafas, dan seseorang itu Mizuki.
Tapi ada apa dengan aliran darah di area lengan yang digenggam oleh Mizuki?
"Maaf, lenganku jadi kebas gara-gara genggaman kuatmu." Kata Jinhyuk tidak yakin, ia masih menimbang-nimbang, bagaimana tangan mungil seperti ini bisa membuat tangannya terasa aneh.
"Oh, maaf. Habisnya kau meninggalkanku jauh di saat aku sedang menolong gadis kecil yang jatuh dari sepeda." Kata Mizuki yang masih berusaha mengontrol nafasnya. "Bisakah kau membantuku memberikan pertolongan kepada gadis kecil itu?"
Wanita yang berada di sampingnya terlihat sangat bersinar, indah, dan menawan. Bisa saja ia merupakan jelmaan malaikat cantik yang turun dari bumi. Hingga akhirnya, dialah yang Tuhan kirimkan untuknya. Pernahkah selama ini ia memikirkannya?
"Mari, kita obati gadis kecil itu." Kata Jinhyuk sambil menggenggam telapak tangan Mizuki--berjalan beriringan bersama.
Perasaan itu lagi. Aliran itu lagi. Sama. Tidak ada bedanya saat Mizuki menggenggam lengan Heo Jinhyuk tadi. Jinhyuk tahu bahwa rasa itu tidak membuatnya nyaman. Tapi ia coba mulai menyukainya. Alhasil, perasaan itu pun mulai membuatnya merasa nyaman.
***
"Hey, kalian ini kemana saja?" Seru Bang Minsoo dari radius dua meter dan semakin mendekat. Bapak paruh baya itu terlihat kelelahan dengan nafas terengah-engah.
"Oh... Tadi kami menolong gadis kecil yang terjatuh dari sepeda. " Jawab Mizuki.
"Kau berkeringat ya? Aku bisa melihat dahimu berkilauan."
"Ah, sepertinya begitu. Aku mengejar Heo Jinhyuk tadi." Ujarnya sambil mengelap keningnya dengan punggung tangannya.
"Aigoo, pasti bau keringat. Ingatlah bahwa kau harus elegan dan wangi seperti tunangannya Alfrederic. Aish, ayo, kembali ke hotel agar kau bisa segarkan diri. Aku telah mendapatkan make-up artist yang bersedia mendandanimu." Ajak Minsoo yang saat ini berjalan mendahului kami.
"Ayo, cepat." Ucap Jinhyuk sambil menggenggam erat tanganku. Jari kami bertautan satu sama lain. Ia menggenggam seolah-olah aku tak boleh lepas darinya. Aku berusaha menyamakan langkah kakinya, berusaha agar tidak berada di belakangnya.
Heo Jinhyuk, apa yang saat ini kau lakukan padaku? Aku benar-benar tak bisa menebaknya. Apa niat dan pemikiran yang berada di balik wajahmu yang begitu datar, sungguh kau penuh dengan rahasia. Sama seperti apa arti dibalik jantungku berdetak lebih kencang daripada saat aku berlari tadi. Namun, aku menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE LOVE (FF Short Part Compilation)
FanfictionShort Parts FF Compilation With 21++ sense Watty Award 2019 Nominee Beberapa Part di-private. Follow dulu sebelum tambahkan cerita ini ke perpustakaan atau reading list. Enjoy. Thanks, God Highest rank: #1 Mood Hastag(20180823)