Pesawatku mendarat pukul 23:05. Pastinya, Seoul sudah gelap. Tanpa basa-basi lagi dengan rekan lainnya, aku pun segera menyuruh supir kantor mengantarku pulang. Aku tak punya niat apapun lagi selain melanjutkan tidurku tadi.
Tibalah aku di rumah. Mataku mengatakan Yeonhee tidak ada di sini, mungkin dia sudah tidur. Tapi telingaku berkata lain. Aku mendengar suara tangisan di sekitar dapur. Meskipun hati merasakan ngeri, kuberanikan diri untuk mengecek dapurku.
"Yeonhee?" Gumamku. Benar saja, perempuan yang menangis itu adalah Yeonhee. Matanya terlihat merah karena menangis. Wajahnya basah karena airmata. Kesadarannya rendah yang kuduga efek dari soju yang botolnya sudah kosong tak bersisa.
"Yeonhee-ssi, kau tidak apa-apa?"
"Woojin Oppa!" Panggilnya memelukku. "Oppa, aku merindukanmu. Darimana saja kau selama ini? Oppa, tolong keluarkan aku dari rumah ini. Aku terjebak perjodohan dengan si Tuan Sombong itu. Kalau kau membantuku, maka kita bisa bersama selamanya. Aku janji akan menjadi seperti yang kau inginkan. Kau tahu, Oppa? Aku sedang berusaha supaya dia jengkel padaku." Lalu dia tertawa sambil tepuk tangan. "Ketika dia sudah menyerah aku akan meneleponmu, dan kita akan bersama." Dia lalu mendekatiku, dan mencium bibirku. "Aku mencintaimu." Dia tumbang dan benar-benar tidak sadarkan diri. Namun, tak lama kemudia ia muntah di kemeja putihku. Satu, dua, bahkan tiga muntahan. "Kenapa kau harus muntah di bajuku?!" Teriakku frustasi. Tak hanya kemeja, celana panjangku juga jadi korbannya. Terpaksa kutanggalkan semua pakaianku dan membereskan muntahannya. Uh, menjijikkan. Aku lebih memilih memungut kotoran bayi daripada mengurus muntahan seperti ini.
Dimana aku?
Perlahan kumembuka mata ketika cahaya matahari menyapa lewat serat-serat gorden. Baiklah, aku berada di kamar. Aku bangkit dari kasur, sedikit meregangkan badanku dan tersontak kaget dengan apa yang kulihat.
Kenapa dia bisa tidur di sebelahku?
Kenapa aku tidak beratasan?
Kenapa dia juga tidak berpakaian?
Jangan-jangan kami....
"TIDAK!"
"Apa sih? Ganggu orang tidur saja..." seseorang berbalik badan dan hampir mendekatiku untuk dipeluknya. Kutampar wajahnya agar ia sadar. "Hey, kenapa sih? Bisa tidak menggangguku? Sekali saja." Katanya yang masih belum membuka mata.
"Yak, bangun! Aku ingin kau menjelaskan ini padaku." Kuguncang-guncang tubuhnya. Setelah kuguncang lama, dia mendadak menarikku mendekatinya, aku pun berteriak kaget, karena hampir saja aku menciumnya.
"Semalam adalah malam yang menyenangkan. Bibirmu enak dan tubuhmu indah..." penjelasannya membuatku murka dan telah kuancang-ancang tanganku untuk menamparnya sekeras-kerasnya. Namun sebelum tamparanku mendarat di pipinya, bibirnya lebih dulu menyentuh bibirku.
Berbeda dari yang sebelumnya, bibir nakalnya bergerak, menghisap, dan melumat dengan mesra. Dan tak lama kemudia lidahnya keluar menuntutku untuk membalasnya.
Dan berlalu begitu saja. "Mari sarapan, kau boleh tanyakan apa saja yang kau mau." Ucapnya sebelum mengedipkan mata. Sebelum berlalu dengan boxer yang menggantung di pinggangnya juga.
Aku mencoba memastikan diri bahwa aku tidak menyukai ciumannya tadi.
"Woojin Oppa! Oppa, aku merindukanmu. Darimana saja kau selama ini? Oppa, tolong keluarkan aku dari rumah ini. Aku terjebak perjodohan dengan si Tuan Sombong itu. Kalau kau membantuku, maka kita bisa bersama selamanya. Aku janji akan menjadi seperti yang kau inginkan. Kau tahu, Oppa? Aku sedang berusaha supaya dia jengkel padaku. Ketika dia sudah menyerah aku akan meneleponmu, dan kita akan bersama. Aku mencintaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE LOVE (FF Short Part Compilation)
FanfictionShort Parts FF Compilation With 21++ sense Watty Award 2019 Nominee Beberapa Part di-private. Follow dulu sebelum tambahkan cerita ini ke perpustakaan atau reading list. Enjoy. Thanks, God Highest rank: #1 Mood Hastag(20180823)