Five

64 14 2
                                    

Yoonhae menuruni anak tangga dengan perasaan yang sangat kesal, dan perasaan kesalnya menjadi dua kali lipat ketika Ilhoon si pelayan pria itu menertawakannya bahkan meledeknya dengan beberapa perkataan yang membuat Yoonhae semakin naik pitam. Jika bukan ditempat umum pasti Yoonhae akan melemparkan sesuatu ke Ilhoon, untungnya dia masih tahu diri dimana dia berada sekarang.

Ketika Yoonhae sudah sampai dirumahnya, dia langsung menjatuhkan tubuhnya dikasur dengan kasar. Yoonhae berteriak-teriak seperti orang yang tidak waras, menumpahkan segala amarah yang ia tahan sejak tadi. Dia meninju semua bantal yang dihadapannya bahkan dia menggigiti bantal saking kesalnya. Yoonhae sangat ingin sekali belajar boxing tetapi dia juga tidak ingin kalau yang menjadi pelatihnya adalah Hyunsik, Samchon sahabatnya itu. Dia bukan membenci Hyunsik tetapi dia hanya tidak menyukainya, apalagi beberapa waktu lalu dia menerima perlakuan tidak menyenangkan dari Hyunsik. Dan itu membuat Yoonhae semakin geram jika mengingat kejadiannya lagi.

Dan tak lama Jikyung datang lalu menghampiri Yoonhae yang masih bergelut dengan bantalnya, dan Yoonhae meliriknya dengan tatapan yang tak bersahabat.

"Hae..." panggilnya pelan.

"Apa?" jawabnya jutek.

"Maaf yah gue gak tau kalo waktu itu Samchon gue yang numpahin kopi ke baju lo, gue pikir Ilhoon. Sumpah! soalnya kan lo bilang pelayan dan secara Samchon gue itu manager bahkan yang punya cafe itu juga." Jikyung memasang wajah melasnya.

"Terus kenapa gak bilang sama gue tentang Samchon lo itu?"

"Emang lo mau dengerin? lagian gue gak akan ceritain sesuatu yang gak penting buat lo untuk diceritain, gue tau lo banget. Bahkan gue udah pernah bilang kalo Samchon gue bakal buka cafe disini dan gue undang lo buat dateng, tapi lo yang gak bisa kan?" jelasnya.

"Tetep aja gue masih sebel."

"Terus lo maunya apa hm?" tanya Jikyung yang mulai pasrah karena dia tidak tahu harus berbuat apa lagi dengan sahabatnya yang satu ini.

"Gue tetep mau belajar boxing tapi gak sama Samchon lo."

"Duh! gue lepas tangan berarti ya,"

"Yaudah gue bisa kok cari pelatihnya sendiri, tapi awas loh jangan sampe abang gue tau." ancamnya.

Jikyung menghela nafasnya sembari memutarkan bola matanya. "Hadeh iya, serah lo deh."

Yoonhae segera mengambil ponsel miliknya dan mulai mencari-cari tempat yang bagus untuk belajar boxing di mesin pencari ponselnya itu. Jika Yoonhae sudah bertekad ingin melakukan sesuatu hal dan pastinya dia tidak akan pernah menyerah sampai dia benar-benar bisa mendapatkan keinginannya itu. Setelah setengah jam ia mencari, akhirnya Yoonhae mendapatkan kontak tempat dimana dia akan belajar boxing.

Awalnya Jikyung sedikit khawatir dengan kemauan Yoonhae berlatih boxing dengan yang lain, bahkan Jikyung sempat memberi saran agar Yoonhae berpikir dulu sebelum mengambil keputusan. Tetapi tetap saja dia tidak bisa melawan sahabatnya yang amat sangat keras kepala itu.

"Ntar sore gue bakal ketemuan sama dia."

"Hae, mending lo cek dulu deh itu tempat boxing. Lo pikirin dulu, jangan asal main pilih. Dengerin gue sekali aja ya," ujar Jikyung khawatir, pasalnya dia sudah berjanji dengan abangnya Yoonhae untuk menjaga Yoonhae apalagi dia juga berjanji untuk tidak membiarkan Yoonhae belajar boxing.

"Gak, gue udah ngecek kok." ucap Yoonhae tak mau kalah.

"Yaudah, tapi gue ikut ya entar?" pinta Jikyung.

"Gak usah, gue sendiri aja, lo pulang aja sana ke Samchon lo." ketus Yoonhae.

"Dih.. Terserah lo deh, pokoknya kalo ada apa-apa jangan ngerengek sama gue." ucap Jikyung kesal seraya meninggalkan Yoonhae sendirian dikamar.

Samchon, Saranghaeyo!!! ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang