2

3K 258 6
                                    

seminggu berlalu dengan cepat, selama seminggu itu Leona mengerjakan semuanya hampir tanpa henti. badannya semakin kurus karena ia hanya boleh makan sekali. Johnny benar2 berniat membuatnya menderita.

sekarang ia tiduran di lantai dapur sambil merentangkan tangannya.

"haaah haah ini gila! dia benar2 kejam! lebih baik aku dimarahi ayah dari pada harus menjadi budak pria kejam itu!" rutuk Leona.

Perlahan Leona memejamkan matanya namun lagi2 Johnny memanggilnya lewat bel. terpaksa ia bangun dengan wajah kesal dan beranjak menemui Johnny.

"apa lagi?" ketusnya.

Johnny mengangkat sebelah alisnya mendengar Leona ketus.

"bersyukurlah kau tidak kujadikan budak seks nona. siapkan air hangat untukku dan buatkan aku makan siang." balas Johnny tak kalah ketus.

"cih! budak seks? kau benar2 iblis! siapa juga yg mau melayanimu dan anak buah sialanmu itu!" ralat Leona.

Johnny tersenyum miring dan mendekati Leona, gadis itu mundur perlahan. namun Johnny lebih cepat sehingga sekarang Leona terperangkap diantara kedua tangan Johhny yg berada disamping kepalanya.

"jangan berfikir aku tertarik pada tubuh datarmu itu nona, kau bukan seleraku lebih baik kau jadi pembantuku dari pada budak seksku." bisik Johnny.

Leona hanya diam tanpa membalasnya, hingga akhirnya Johhny melepaskannya.

"pergilah dan siapkan dengan cepat!"

Leona berlari meninggalkan Johnny dan mematuhi perintahnya.

selesai mengerjakan perintah Johnny, Leona duduk di samping dapur sambil memijit pelan kepalanya.

"pusing.." lirihnya.

"Leona kau tak apa?"

Leona menoleh dan melihat Taeyong berdiri dibelakangnya dengan jas dokter masih menempel ditubuhnya.

"Wah! Dokter Taeyong. aku sedikit pusing"

"kemarilah biar kuperiksa"

ia mendekati Taeyong dan duduk dikursi, Taeyong mulai memeriksa Leona dengan teliti.

"sepertinya kau akan demam dalam waktu dekat, istirahatlah nanti akan kuberi kau obat."

"baiklah dokter"

******

Johnny melangkah menuju balkon, ia melihat taman kecil milik mendiang adiknya lalu tersenyum kecil. namun senyum itu lenyap ketika sebuah peluru melayang ke arahnya.

'Dor!'

ia menghindar dengan cepat dan berlari ke dalam.

"SIALAN!" 

Johnny meraih pistol mengisi peluru dan siap baku tembak dengan musuh yg berhasil menyusup kedalam mansionnya.

'Dor! dor! dor! dor!'

suara tembakan mengisi ruangan yg selalu sunyi itu, Johnny juga tak terlalu nyaman dengan apa yg ia pakai. dia hanya memakai celana dalam dan handuk yg melilit dipinggangnya.

disaat menghindari tembakan dibalik sofa ia melihat Leona disampingnya.

"Dasar bodoh! kenapa tak langsung lari ke kamarmu!" bentak Johnny.

"aku baru saja mau lari tapi kepalaku pusing.." balas Leona lemah.

"Arrrgghhhh!!"

Johnny kembali menembakkan pistolnya ke arah musuh dan terlihat beberapa musuh sudah dibuat tumbang olehnya.

Leona melihat seorang musuh hendak menembak Johnny, secepatnya ia bangkit mendorong Johnny sehingga sekarang ia berada diatas tubuhnya.

"Kau tak apa?" tanya Leona.

"gadis bodoh! lihat bahumu tertembak!"

Johnny bangkit, meraih Leona kedalam pelukkannya dan berlari. tak lama kemudian anak buahnya datang dan membereskan keributan itu dalam waktu singkat.

"Taeyong!! dia tertembak!" Johnny semakin panik saat darah dari bahu Leona terus bercucuran membasahi tangan kirinya.

"baringkan dia disini John."

Johnny merebahkan tubuh Leona perlahan, gadis itu meringis kesakitan.

"aku harus mengeluarkan peluru itu dari bahunya, kau tunggulah didepan John." jelas Taeyong.

rasa khawatir menyelimutinya saat melihat wajah kesakitan Leona, akhirnya Johnny keluar tak tega melihatnya.

ia mondar mandir didepan pintu ruangan Taeyong seraya mengacak rambutnya bahkan ia tak peduli dengan penampilannya yg hampir telanjang.

"Bos!"

"Dasar tak berguna! kenapa musuh bisa masuk ke mansionku hah?!! siapa dalang dibalik semua ini??!"

Johnny menarik kerah baju Doyoung seraya meledakkan emosinya.

"Su.. Suho bos"

Johnny mengeraskan rahangnya saat mendengar nama itu.

"akan kubereskan si brengsek itu!"

*****

Johnny menelusuri lorong salah satu hotel bintang lima diseoul bersama dengan Dooyoung. hingga akhirnya ia tiba disebuah kamar VIP tempat Suho.

'Brakh!'

Johnny menendang pintu dan melihat Suho sedang membereskan barangnya.

"Jo.. Johnny!"

'Dor!'

satu peluru tersarang di kaki kirinya sehingga ia tersungkur dilantai.

"ckck! jangan menyebut namaku dengan mulut brengsekmu itu KAKAK"

Suho adalah anak angkat Yoochun Seo ayah Johnny, ia berhasil menghasut ayah Johnny sehingga sebagian hartanya jatuh ke tangan Suho, Suho juga sudah beberapa kali mencoba membunuh Johnny agar semua harta itu jatuh ke tangannya.

"aku sudah sering memaafkanmu kakak, tapi sekarang maafku sudah habis."

"TIDAKKK!!! JOHNNYY!!"

'Dor!'

peluru itu mengenai tepat dikepala Suho sehingga ia tewas seketika.

"bereskan dia" perintah Johnny.

"baik bos"

Tbc....



Because Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang