12

1.7K 192 1
                                    

Tao terbaring lemah diranjangnya, luka ditubuhnya cukup serius akibat ledakan itu.

"bagaimana keadaanmu?" tanya Kris yg baru saja datang.

"seperti yg kau lihat, hhh ada seseorang melempar granat ke arahku saat berkelahi dengan Johnny"

Tao menghela nafas berat memikirkan cara membebaskan Leona dari tangan Johnny. apalagi keadaannya yg begini mempersulitnya.

"jadi.. apa kau bertemu Leona?" tambah Kris.

"tidak, dia benar2 menahan Leona.. aku tak bisa apa2 jika keadaanku begini.. sulit mendapatkan Leona dari tangan bajingan itu" jelas Tao.

Kris menepuk bahu Tao perlahan.

"kita harus sabar, kita pasti mendapatkan Leona kembali"
Tao mengangguk pelan, kali ini dia harus bersabar lagi.

****

Leona duduk sambil memandangi cincin yg melingkar indah di jarinya. bahkan makanannya sudah dingin karena ia mendiaminya sejak tadi.

"kenapa tak dimakan? kau harus makan agar bisa minum obat" omel Taeyong yg baru datang dan melihat makanan Leona masih utuh.

dia diam tanpa membalasnya, Taeyong jadi bingung dengan sikapnya, biasanya Leona akan tersenyum dan membalas apapun perkataannya namun kali ini dia hanya diam.

Taeyong menghela nafas dan duduk diujung ranjangnya.

"kubilang juga apa, jangan terlalu mencintainya."

tak ada jawaban, kemudian Taeyong melirik ke arah Leona.

"maaf Leona.."

"Tak apa.."

Leona bangkit dari ranjang dengan infus dilengan dan pergi meninggalkan Taeyong entah kemana.

mata toscanya melirik ke seluruh penjuru ruangan dengan tatapan kosong, Leona berjalan seperti mayat hidup. bahkan ia tak mendengar panggilan Yuta.

'Puk!'

"Leona.. kenapa tak menjawabku eoh??" kesal Yuta.

ia menoleh dengan tatapan yg sama ke arah Yuta.

"maaf, aku hanya ingin ke dapur" jelasnya lemah.

"oh baiklah, jangan ke depan. Johnny sedang beraksi"

Leona mengangguk paham dan melanjutkan langkahnya pelan.

"tumben dia begitu? biasanya cerewet" gumam Yuta.

disaat asyik bercumbu, Johnny meihat Leona yg sedang berjalan entah kemana. akhirnya ia memanggil gadis itu.

"Leona"

ia menoleh ke arah Johnny dan menghampirinya.

"ada apa?"

"bisakah kau buatkan kami minuman?"

"iya tunggulah" Leona berbalik meninggalkannya.

sungguh aneh pikir Johnny, tak ada rasa cemburu dimata Leona padahal wanita sewaan Johnny itu bergelanyut manja dan menciuminya, yg ada dimata Leona hanyalah kekosongan dan itu membuatnya kesal karena tak bisa mencemburuinya.

Leona meletakkan tiang infusnya dan mulai membuat minuman untuk Johnny, kemudian Taeyong datang kepadanya.

"kenapa kau disini? istirahat Leona"

"Johnny menyuruhku membuat minuman dok, sebentar saja"

"hhh baiklah, jangan lama2 kau masih belum sehat."

***

Leona kembali menghampiri Johnny dengan dua gelas minuman, ia meletakkan perlahan di atas meja dan berniat pergi namun Johnny menahan tangannya yg ditusuk tadi.

'Grep!'

"kau mau kemana? temani aku"

Darah mengalir dari lengannya yg terbalut perban karena tarikan Johnny terlalu kuat. Leona hanya diam ia tak merasa sakit sedikitpun dan menuruti perkataan Johnny untuk menemaninya.

"tangannya berdarah sayang" ucap wanita disamping Johnny ketika melihat lengan Leona.

"biarlah, dia gadis yg kuat kok" balas Johnny sinis.

Leona tetap diam tak memperdulikan ocehan mereka.

"John! kau ini apa apaan??" geram Taeyong yg baru saja tiba.

"apa maksudmu?"

"Leona harus istirahat kenapa malah duduk disini?"

"aku memintanya untuk menemaniku" jawab Johnny enteng.

kemudian Taeyong menatap Leona, ia kaget karena lengannya berdarah lagi.

"Leona ayo ke ruanganku, kau harus istirahat!"

"kenapa kau sangat peduli padanya Tae? dia budakku, pembantuku kenapa malah kau yg repot?" sindir Johnny.

"dia bagian dari kita. dia sama tak ada bedanya dengan yg lain" jawab Taeyong lalu membawa Leona pergi.

Johnny menggeram tak suka dengan balasan Taeyong, ia menatap tajam kepergian mereka.

****

Leona tersenyum saat melihat daun berjatuhan di taman belakang.

"kau suka?"

"ya suka sekali.. terima kasih.."

Taeyong duduk disebelah dan mengganti perban lengannya.
mereka tak sadar jika Johnny memperhatikan sejak tadi.

"apa kau akan bersedia menceritakan kenapa sikapmu berubah?" tanya Taeyong.

"ah itu. aku hanya sedang tidak ingin bicara dok. tak apa jangan khawatirkan aku"

"jangan bohong Leona."

"untuk apa aku berbohong padamu?" balas Leona polos.

"hh baiklah aku kalah padamu"

Leona tersenyum lagi mendengar Taeyong mengalah kemudian ia melihat Johnny dibalik pintu.

"Hai John.." sapanya datar.

Taeyong menoleh dan Johnny hanya membuang muka lalu masuk ke dalam.

'semuanya menjadi canggung... saat dia melihatku tadi tak ada perasaan cinta yg memancar dari mata toscanya.. apakah rasa cintanya padaku sudah hilang? kenapa aku merasa sedih begini??-Johnny Seo



Tbc...

Because Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang