16

1.7K 188 2
                                    

Johnny mendatangi Leona dengan ekspresi marah, dengan kasar ia meraih lengan kurus Leona dan mencengkramnya dengan kuat.

"kau mau apa?? Lepasin! Sakit John!" Rintih Leona.

"apa maksud semua ini Leona?? JAWAB!!" bentak Johnny.

Leona menatap fotonya bersama Jessie yg kini berada didepannya.

"itu.. itu-"

"jangan bilang kalau kau juga ikut MEMBUNUH JESSIE!!!" lagi2 Johnny berteriak didepan wajahnya.

Leona tersentak dan siap meneteskan air matanya melihat kemarahan Johnny, dengan tubuh yg sudah gemetar hebat ia berusaha tak tumbang sebelum menjelaskan semuanya.

"itu fotoku saat terakhir di inggris dan aku tidak melakukan itu John.. aku tidak pernah menyakitinya, dia sudah seperti saudaraku sendiri tak mungkin aku berbuat begitu"

"BOHONG!!! jangan main2 denganku brengsek! kau pikir aku akan percaya padamu? kau sama saja seperti Kris Wu!"

"segitu bencinya kau pada kami? ayahku tak pernah menyakiti adikmu John malah ayah sangat baik pada Jessie.."

air mata sudah membanjiri wajah cantik Leona, ia benar2 ingin pinsan tapi ia masih ingin mengatakan semuanya pada Johnny.

"jangan menangis seperti itu didepanku, tak ada gunanya dan jangan berfikir kalau aku akan mencintaimu brengsek!"

"kuterima jika kau tak mencintaiku John... tapi perasaan ini akan selalu untukmu dan tak akan pernah hilang.. aku tetap mencintaimu."

Johnny melepaskan cengkramannya di lengan Leona dan masih menatap tajam gadis itu.

"Jangan berharap.. Nona Wu"

Johnny berbalik meninggalkan Leona sedangkan gadis itu kini terduduk dengan ekspresi sedih yg teramat sangat.

***

Taeyong menatap sedih setumpuk foto yg kini ada didepannya. kemudian tangannya bergerak mengambil diary milik Jessie. ia membuka lembar demi lembar dan membaca isi diarynya.

air mata jatuh membasahi kertas diary itu. ia sangat sedih dan menyesal karena telah meninggalkan Jessie.

"andai saja kuputar waktu kembali.. tak akan kuijinkan kau keluar waktu itu Jessie.." lirih Taeyong.

tak lama kemudian Leona datang dengan keadaan kacau, Taeyong yg melihat hal itu langsung mendekat ke arahnya.

"kau kenapa?" tanya Taeyong khawatir.

tanpa diduga Leona langsung memeluk Taeyong erat dan menangis.

"hiks! hiks! segitu dendamnya dia padaku..  aku mulai lelah... aku sudah tidak kuat.."

"hey jangan begitu. bukankah kau ingin mencari tau siapa pembunuh sebenarnya?"

Leona menghentikan tangisannya dan menatap Taeyong sendu. perlahan Taeyong mengusap air mata dipipinya.

"bersemangatlah.. aku selalu mendukungmu dan percaya kalau ayahmu bukan pelakunya."

Leona mengangguk dan tersenyum tanpa buang waktu ia mengambil handycam itu lalu memperbaikinya kembali.

"kapan ini akan selesai?" tanya Taeyong.

"kalau aku begadang tanpa tertunda pasti cepat."

"hhh baiklah, jangan terlalu memaksakan diri juga tak baik untuk kesehatanmu."

****

Doyoung mendatangi Taemin di kediamannya dengan beberapa foto yg ada ditangannya.

"benda yg kau cari itu ada di Leona" jelasnya sambil melempar foto itu kearah Taemin.

"hmm bagus Doyoung. oh iya apa gadis itu 'kelemahan' Johnny??"

"kulihat tadi mereka bertengkar hebat sepertinya tidak bos, apa lagi yg bisa kulakukan untukmu?"

Taemin berfikir sejenak sebelum memutuskan.

"aku ingin membawa nona Wu kemari untuk menghancurkan Johnny sekaligus Kris"

"bagaimana bisa? gadis itu tak berguna bagi Johnny bos"

"ckck! kau tak tau ternyata Doyoung, lihat saja nanti. membunuh gadis itu akan menghancurkan Johnny juga Kris"

Taemin tersenyum licik ia berfikir rencananya berhasil.

"bawa dia kemari Doyoung"

"baik bos"

****

dua hari Leona lewati tanpa istirahat untuk memperbaiki handycam itu sehingga hari ini selesai dengan sempurna.

"akhirnya selesai" Leona mengelap keringat yg membanjiri dahinya.

ia mencoba menyalakannya dan berhasil, handycam menyala memperlihatkan rekaman dimana Jessie disiksa. tak kuat melihatnya ia mematikannya dengan cepat.

tujuannya saat ini adalah memberitau Taeyong dan Johnny, tanpa buang waktu ia berlari keluar.

"Taeyong!!! aku sudah-"

'Dor!'

Leona kaget dan langsung bersembunyi dibalik sofa ketika Doyoung menembakkan pistol ke arahnya.

"Nona Wu.. keluarlah.. atau kubunuh bos Johnny dan Taeyong." ucap Doyoung.

Leona bingung harus apa, ia meraih kertas dan pena didekat sofa lalu menulis sesuatu dan meletakkannya bersama handycam itu.

"keluarlah atau-"

"aku disini!" ucapnya keluar dari persembunyiannya.

"kemari.. ikutlah denganku"

akhirnya ia menurutinya dan pergi bersama Doyoung.

Tbc...

Because Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang