1E

384 24 0
                                    

“Di dekat rumah Donghae saja, sayang..”

“Tidak mau.. Aku mau nya yang ini..”

“Arra~~”

Kalau sudah seperti ini pasti Hyukjae akan menurut padaku.

“Kalian isi saja formulir ini. Setelah itu akan ku antarkan kalian untuk mengatur passcode pintu apartment kalian..”

Aku dan Hyukjae mengangguk mengerti.

***

“Nah, kalian bisa mengatur passcode nya. Jika perlu yang lain bisa menghubungiku lagi..”

“Ne, kamsahamnida..”

Aku dan Hyukjae menunduk. Aku mulai berpikir passcode yang cocok dan tidak bisa ditebak orang lain.

“Masukkan saja tanggal hari jadi kita sayang..”

“Aniyo..”

Aku mulai berpikir lagi, aku mengambil ponselku. Dan mulai memasukkan kode yang sudah aku temukan.

“2 6 2 0? Apa itu?”

“21+4+1 hasilnya adalah 26 dan 7+4+9 adalah 20. Itu adalah tanggal dan bulan hari jadi kita dan tanggal lahiri dan bulan lahir kau dan aku. Pasti orang lain tidak bisa menebaknya kan? Apalagi yeoja-yeoja murahanmu itu..”

Aku langsung membuka pintu apartment kami dan masuk meninggalkan Hyukjae sendirian di luar. Kalau sudah membahas yeoja-yeoja murahan nya itu emosi-ku otomatis terpancing.

***

“Aku sudah memesan makanan untukmu..”

“Untukku saja? Kau tidak makan?”

“Aku sudah makan tadi. Saat kau tidur..”

“Kenapa tidak membangunkanku? Kita sudah lama tidak makan bersama, sayang..”

Aku menghela nafasku.

“Mianhae. Lain kali aku tidak akan mengulangnya..”

Aku kembali focus dengan laptop-ku. Pekerjaan lain. Aku mencari pekerjaan yang dekat dengan apartment ini dan tidak membuatku terlalu lelah. Jujur saja. Sebenarnya aku sangat lelah seperti ini. aku ingin sekali hanya difokuskan dengan pekerjaan rumah, setidaknya mencari cara untuk membuat Hyukjae berubah. Aku lelah dengan semua usahaku yang tidak pernah membuahkan hasil barang 1%. Aku sudah tidak mengerti lagi dengan jalan pikiran Hyukjae. Bukankah harusnya dia mendengar penjelasan eomma-nya terlebih dulu. Bahkan dia tidak tau masalah eomma dan appa-nya yang sebenarnya.

GREP!!

“Kau melamun lagi..”

Pelukan Hyukjae menyadarkanku. Ternyata aku melamun sejak tadi. Aku hanya tersenyum dan entah kenapa aku langsung memeluk tubuhnya sangat erat. padahal sebelum ini aku sangat malas bersapaan dengannya.

“Istirahatlah.. Berhenti bekerja.. Kau bisa sakit jika seperti ini terus..”

Aku menangis. Aku meluapkan emosi-ku di dalam tangisku. Ingin sekali aku meluapkan emosiku dengan kembali memukulnya dan menyampaikan perkataanku lagi padanya. Tapi aku tidak bisa. Aku butuh Hyukjae sekarang. Aku butuh waktu istirahatku dengannya.

_Soo Hwa pov End_

***

_Hyukjae pov_

Banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyaan pada diriku sendiri. Tentang setiap perlakuanku. Aku merasa aneh pada diriku sendiri yang tidak bisa melawan kebiasaan buruk yang harusnya sudah aku hentikan 4tahun ini. Sakit. Aku juga merasakan perasaan itu. Aku sakit saat melihat Soo Hwa menangis. Dia menangis karena aku. Aku sangat ingat pada tahun pertama kami menjalin hubungan, dia menangis diam-diam. Dia menangis di dalam kamar mandi. Aku mendengarnya jelas. Mungkin Soo Hwa tidak tau ini.

Aku pernah mengatakan pada Soo Hwa untuk meninggalkanku pada tahun pertama itu juga. Tapi, Soo Hwa menolaknya. Dia menangis kencang dan mengatakan kalau lebih baik aku membunuhnya daripada menyuruhnya untuk meninggalkanku. Lalu aku menurutinya. Dan sampai sekarang kami saling ketergantungan. Aku tidak bisa jauh dari Soo Hwa begitupun juga Soo Hwa.

Aku hanya bisa melihat Soo Hwa tenang jika dia sedang tidur seperti ini. Setelah dia memelukku dan menangis kencang dipelukanku dia tertidur. Aku melihat laptop Soo Hwa yang berisi beberapa tempat pencarian pekerjaan yang dekat dengan apartment baru ini.

“Kau tidak bisa seperti ini terus, sayang? Kau bisa sakit…”

“Emmmh…”

Soo Hwa menggeliat.

“Appa bogoshipo..”

“Sayang…”

“Appa… Aku lelah.. Sangat lelah..”

Soo Hwa mengigau. Appa Donghae dan Soo Hwa meninggalkan mereka saat Soo Hwa masih kecil, itu yang aku tau dari Donghae. Dan eomma mereka aku tidak tau dimana. Karena, Donghae maupun Soo Hwa tidak pernah menceritakannya padaku. Donghae bilang Soo Hwa akan sakit jika sedang merindukan appa-nya. Dan sekarang… Yeoja-ku mengigau memanggil appa-nya. Dia pasti sudah tidak tahan dengan perlakuanku yang terus bermain denga yeoja-yeoja itu.

“Maafkan aku, sayang…”

_Hyukjae pov End_

***

March 24, 2014

Hyukjae&SooHwa Apartment

“Bahan nya sudah lengkap. Ini sudah. Aah tinggal bumbu nya saja yang kurang..”

Saat bangun tidur Soo Hwa teringat Donghae pernah memintanya untuk memasak kimchi untuknya. Dan pagi ini Soo Hwa ingin memasak kimchi itu untuk Donghae. Hyukjae yang mendengar suara berisik dari dapur nya langsung menghampiri asal suara itu. Hyukjae tersenyum saat melihat Soo Hwa direpotkan dengan masaakannya. Hyukjae menghampiri Soo Hwa.

CHUP~~

“Pagi, sayang..”
Soo Hwa menoleh dan tersenyum pada Hyukjae yang telah mencium keningnya itu.

“Kau sudah bangun?”

“Hmm, kau sedang masak apa? Tumben sekali..”

“Aku mau membuat kimchi untuk Donghae oppa. Eumm, hari ini kau tidak kemana-mana kan?”

Hyukjae tersenyum melihat Soo Hwa yang sedang dalam mood yang sangat baik. Hyukjae berpura-pura berpikir. Dia sengaja membuat Soo Hwa menunggunya.

“Memangnya kau mau kemana?”

“Ish! Kan aku sedang memasak untuk Donghae oppa. Berarti aku ingin pergi ke rumah Donghae oppa. Kau sibuk tidak? Kalau tidak aku mau kau menemaniku kesana. Lagipula kan kau sudah lama tidak bertemu dengan Donghae oppa, makanya aku mengajakmu kesana…”

Hyukjae tersenyum lebar karena sedaritadi Soo Hwa tidak berhenti berbicara. Hyukjae menarik pinggang Soo Hwa.

“Arra.. Aku akan menemanimu..”

“Jinjja?”

Hyukjae mengangguk. Soo Hwa tertawa senang dan langsung berhambur ke dalam pelukan Hyukjae.

“Aku mencintaimu, Hyuk. Sangat..”

“Kau tau aku juga mencintaimu sayang. Sangat..”

Hyukjae memeluk Soo Hwa lebih erat.

This Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang