1I

349 23 1
                                    

Hyukjae menahan tangan Hye Ra.

“Oppa.. Ini tidak adil. Aku ingin menamparnya!!”

“Pulanglah, Hye Ra…”

“Oppa jahat!!”

Hye Ra pergi dan membanting pintu apartment Hyukjae dan Soo Hwa. Hyukjae melihat Soo Hwa. Wajah Soo Hwa sangat merah, Soo Hwa sangat marah sekarang.

“Sayang.. Gwenchana?”

“Gwenchana? KAU TANYA APA AKU BAIK-BAIK SAJA? KAU GILA, HYUKJAE..”

Soo Hwa mendorong tubuh Hyukjae dan meninggalkannya. Hyukjae langsung menghampirin Soo Hwa yang sudah berada di kamarnya. Soo Hwa memakai mantel nya dan mengambil tas dan ponselnya.

“Sayang, kau mau kemana?”

“Bukan urusanmu..”

“Soo Hwa..”

“Awas!!!”

SREEET!!!

Hyukjae merampas tas Soo Hwa dan melemparkannya ke tempat tidur mereka. Hyukjae langsung menarik kasar wajah Soo Hwa dan mencium Soo Hwa.

PLAK!!!!!

Soo Hwa langsung mendorong tubuh Hyukjae dan menampar Hyukjae.

“AKU BUKAN YEOJA MURAHANMU, HYUK!!!”

“Maafkan aku, sayang. Aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri tadi..”

“Harus apa lagi aku sekarang Hyuk? Apa yang harus aku lakukan? Aku lelah, Hyuk..”

***

Setelah kejadian itu Soo Hwa izin pergi keluar. Dan Hyukjae tidak mengizinkannya untuk membawa tasnya. Soo Hwa hanya membawa ponsel dan uang secukupnya.

Drrrtt.. Drrrt..

My Prince calling…

“Yeoboseyo?”

“Sayang.. Aku merindukanmu.. Pulang. Cepat..”

“Hyuk? Kau kenapa?”

“Pulang, sayang..”

“Kau mabuk gila!!”

***

“Hyuk, hentikan!! Kau sudah menghabiskan 3 botol!!!”

“Ssstt.. jangan halangi aku..”

“Kau kenapa sih, Hyuk?”

“Aku gila, Soo Hwa. Hye Ra menuntutku karena kau menamparnya tadi..”

“Jadi… Jadi kau mabuk karena yeoja murahanmu iru?”

Air mata Soo Hwa mengalir deras di pipinya.

“Berhenti mengatakan kalau Hye Ra itu yeoja murahan. Dia lebih perhatian padaku daripadamu..”

“Jadi… KALAU BEGITU KAU HIDUP SAJA DENGANNYA!! Kau bilang dia lebih perhatian padamu? LALU KAU ANGGAP APA 5TAHUN BELAKANGAN INI, HYUK!!! KAU ANGGAP APA PERJUANGANKU UNTUK MERUBAHMU HYUK!! KAU LEBIH MEMILIH YEOJOA JALANGMU ITU DARIPADA AKU. MEREKA ITU MURAHAN HYUK. SEMUANYA MURAHAN!!! MEREKA BAHKAN BISA SAJA MELUCUTI PAKAIAN MEREKA TANPA KAU MINTA. DAN KAU LEBIH MURAHAN LAGI JIKA KAU BERSAMA MEREKA. KAU MURAHAN HYUK!!!!”

PLAAK!!!!!!

Soo Hwa terjauh. Dia merasakan panas di pipi kirinya.

“Hyukjae.. Kau menamparku? Kau menamparku, Hyuk!!”

“Ne..”

“KAU JAHAT!! KENAPA KAU SEPERTI INI!!”

“Kau berisik sekali!!”

“Cukup! Aku tidak tahan lagi! Aku mau pergi!! AKU TIDAK TAHAN DENGANMU, HYUK!!!”
“Kalau kau mau pergi. Ya pergi saja. PERGI DARI HADAPANKU SEKARANG!!”

“Hyuk…”

Soo Hwa menatap Hyukjae tidak percaya. Lalu dia menghembuskan nafasnya. Lalu berlari ke kamarnya untuk merapihkan pakaian dan semua barang miliknya.

***

11.00 pm KST

Donghae&JiNa’s House

Ting Tong~

“Nuguseyo?”

Donghae membuka pintunya dengan tangannya yang mengusap-usap matanya. Dia terbangun dari tidurnya.

“Eoh? Sayang? Malam sekali.. Katamu besok kau mau mengambil bajumu..”

Soo Hwa hanya diam. Donghae tidak menyadari jika wajah Soo Hwa sudah pucat dengan matanya yang sudah bengkak karena tidak berhenti menangis. Donghae tiba-tiba teringat dan langsung menarik adik kesayangannya itu ke dalam pelukannya.

“Sayang~ kau tau? Oppa berhasil.. Ji Na.. Dia mengandung. Sudah 2minggu sayang.. Kau pasti juga senang kan?”

Soo Hwa mengangguk. dia baru saja ingin menceritakan semuanya pada Donghae. Tapi, mengetahui Donghae sedang senang seperti ini, Soo Hwa bingung untuk menceritakannya atau tidak.

“Siapa, oppa?”

Ji Na datang saat Donghae sedang memeluk Soo Hwa. Donghae yang mendengar suara Ji Na langsung melepaskan pelukannya dengan Soo Hwa, dengan maksud menunjukkan kalau adik kesayangannya itulah yang datang.

“Soo Hwa, sayang..”

Ji Na langsung menatap wajah Soo Hwa. Ji Na langsung menghampiri Soo Hwa dengan khawatir.

“Soo Hwa kau kenapa?”

Ji Na menghapus air mata Soo Hwa.

“Aku terharu karena kau mengandung, Ji Na..”

“Aniya, aku yakin bukan karena itu saja Soo Hwa. Ceritakan padaku..”

Donghae yang bingung dengan ke-khawatiran Ji Na langsung menatap wajah Soo Hwa. Lebih tepatnya menarik wajah Soo Hwa.

“Sayang, kau kenapa? Wajahmu pucat dan matamu bengkak. Kau kenapa sayang?”

Soo Hwa hanya menggelengkan kepalanya.

“Maaf oppa tidak menyadarinya sayang. Jawab sayang. Kau kenapa?”

Soo Hwa langsung memeluk Donghae dan menangis kencang.

“Astaga sayang kau kenapa?”

Donghae ikut menangis karena Soo Hwa yang memeluknya dan menangis kencang. Terakhir dia mendengar Soo Hwa menangis seperti ini adalah saat Appa-nya meninggal. Donghae tidak bisa melihat Soo Hwa seperti ini. Ji Na yang melihat itu hanya bisa mengusap kepala Soo Hwa.

***

01.50 am KST

“Kau tidur saja, sayang. Kau harus istirahat. Biar aku yang menunggu Soo Hwa disini..”

“Aniya, oppa. Aku juga ingin menjaga Soo Hwa..”

“Kalau begitu. Kita tidur disini ya. Kau tidak apa-apa kan tidur di pinggir? Aku tidak mau saat Soo Hwa terbangun nanti. Dia nekad lagi, sayang..”

“Aku tau, oppa. Tapi oppa juga harus janji. Oppa tidak boleh berkelahi dengan Hyukjae oppa besok..”

“Iya, sayang.. Kenapa harus adikku yang mengalami hal seperti ini? kenapa, sayang?”

Donghae menangis lagi. Ji Na bangun dan memeluk Donghae.

“Uljima, oppa..”

“Bahkan dia yang selalu tersakiti. Dari kecil dia sudah seperti itu. Dia yang selalu tersakiti. Dan dia tidak pernah mau membaginya pada siapapun, bahkan denganku. Dan kenapa dia harus lebih menyayangi Hyukjae daripada dirinya sendiri, sayang. Kenapa?”

“Karena Soo Hwa adalah yeoja yang sangat baik, oppa. Aku yakin dia akan bahagia sepenuhnya nanti. Aku yakin, oppa..”

This Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang