1D

396 24 0
                                    

“Pekerjaanku banyak, Hyuk..”

“Memangnya tidak bisa ditinggal dulu? Aku ingin pergi bersamamu..”

“Tidak bisa, Hyuk..”

“Yasudah.. Aku akan menelfon Hye Ra saja..”

“Panggil saja!”

Jawab Soo Hwa. Astaga apa yang ada dipikiranku sampai-sampai aku bisa mengatakan hal bodoh itu pada Soo Hwa. Aku langsung memeluk Soo Hwa dari belakang.

“Maaf.. Aku hanya bercanda sayang..”

“Kalau kau tidak bercanda juga tidak apa-apa, Hyuk. Memang kalau kau bosan kau memanggil yeoja itu kan?”

“Sayang…”

“Aku sudah bilang padamu. Aku akan berusaha untuk membuatmu berubah. Tapi, kau sendiri seperti tidak ingin hal itu terjadi. Usia-ku sudah 24tahun, Hyuk. Aku juga ingin seperti Ji Na yang menikah dan merintis mimpi-nya sebagai seorang eomma. Aku ingin hanya ada kau dan aku, Hyuk. Tidak bisakah kau berubah, Hyuk. Untukku..”

Soo Hwa menangis. Yeoja-ku menangis. Dia melepaskan tanganku yang memeluk pinggangnya dan beranjak pergi. Dengan cepat aku menahan tangannya.

“Kau mau kemana?”

Soo Hwa menepis tanganku. Soo Hwa benar-benar marah padaku.

“Kau tidak usah tau..”

Soo Hwa mengambil tasnya.

“Aku bertanya padamu, sayang. Kau mau pergi kemana? Aku antar ya?”

Soo Hwa terdiam menatapku. Dia masih menangis terisak. Aku menggenggam tangannya.

“Aku mohon jangan meninggalkanku, sayang…”

BUK!! BUK!!
“DEMI TUHAN AKU BENCI INI, HYUK!! AKU BENCI AKU TIDAK BISA MEMBIARKANMU TERLUKA!! AKU BENCI AKU TIDAK BISA MENINGGALKANMU!! AKU BENCI KARENA AKU TERLALU MENCINTAIMU, HYUKJAE!!!”

Soo Hwa memukul dada bidangku. Sangat keras dan itu sangat sakit. Tapi, mungkin Soo Hwa merasakan rasa sakit yang lebih daripadaku. Aku menahan tangannya dan menariknya. Soo Hwa mendekat dan aku langsung mencium bibirnya. Bibirku dengan bibirnya terbentur. Aku terlalu keras menarik Soo Hwa. Aku merasakan rasa amis darah di sela ciuman kami. Aku membuka mataku, aku melihat Soo Hwa menangis. Mata Soo Hwa masih terbuka. Dia melepas ciuman kami. Aku bisa melihat darah yang berlumuran di bibirnya, dan aku yakin di bibirku juga.

“Bibirmu berdarah, sayang..”

Aku menghapus darahnya dengan ibu jariku. Soo Hwa menahan tanganku. Dia menghapus darah yang ada di bibirku juga.

“Maafkan aku, sayang..”

“Hyukjae… Kita pindah saja ya?”

“Hmm?”

“Aku mau tinggal dengan nyaman tanpa yeoja-yeoja murahanmu itu. Berubahlah untukku, Hyuk.. Aku mohon..”

Aku terdiam.

“Hyuk?”

Aku mengangguk dan mengusap air matanya.

“Aku mencintaimu, sayang. Sampai kapanpun..”

“Aku juga, Hyuk…”

_Hyukjae pov End_

***

March 23, 2014

Donghae&JiNa House

_SooHwa pov_

“Kenapa kalian tidak langsung membeli rumah saja?”

“Kami belum menikah, oppa..”

“Kalau tidak kalian tinggal disini untuk sementara. Kalian belum pernah mencobanya kan?”

“Aku tidak mau membuat oppa dan Ji Na repot..”

“Sayang.. Kau ini adikku. Kenapa selalu takut merepotkanku, hm?”

Donghae oppa melarangku untuk membeli apartment baru. Tekadku sudah bulat. Aku ingin memulainya dari awal. Ah bukan. Bukan dari awal, mencoba merubah Hyukjae. Aku ingin dia hanya sebagai Hyukjae. Bukan Eunhyuk.

“Aku ingin tinggal berdua saja dengan Hyukjae. Aku ingin mencoba merubahnya dengan diriku sendiri oppa. Aku tidak mau merepotkanmu dan Ji Na lagi..”

Donghae oppa dan Ji Na hanya diam dengan pernyataanku.

“Aku iri dengan oppa dan Ji Na.. Kalian mencintai dari awal sampai selamanya. Mengenal pribadi masing-masing dengan baik. Hanya bahagia berdua selamanya. Dan tidak akan pernah membiarkan hal kecil menganggu kalian. Sedangkan aku.. Aku dari awal… Dari awal aku……….”

Donghae oppa langsung menarikku ke pelukannya. Aku menangis kencang dipelukannya.

Donghae oppa dan Ji Na sangat tau apa yang aku rasakan. Aku seperi orang yang ketergantungan dengan obat untuk melanjutkan hidupnya. Dan obatku itu adalah Hyukjae. Pernah sekali, aku mencoba pergi. Pergi dari kehidupan Hyukjae. Dan aku seperti orang gila, dan mungkin seperti orang yang benar-benar ketergantungan. Aku tidak bisa hidup tanpa nya. Dari awal aku mengenalnya hanya rasa sakit yang aku rasakan. Hanya secuil kebahagiaan yang aku rasakan. Aku begitu nyaman saat berada di sampingnya. Dia selalu memperlakukanku dengan baik. Dia selalu mengungkapkan rasa sayang nya padaku. Dia tidak pernah memarahiku. Dia tidak pernah membentakku dengan sikapku yang sering sekali menyindirnya.

Bahkan pernah terbesit di dalam pikiranku lebih baik aku mati saja. Aku akhiri hidupku sampai disini saja. Akan sakit nantinya, tapi setelah itu. Aku akan tenang. Tapi, itu salah. Aku tidak tau dimana letak kesalahan itu. Mungkin aku akan tau alasan nya nanti.

4 bulan lagi genap sudah 5tahun hubunganku dengan Hyukjae. Tapi, dia masih saja seperti itu. Aku sudah hampir menyerah. Aku bingung, lelah, dan kecewa. Bingung dengan apa lagi yang harus aku lakukan untuk membuatnya berubah. Lelah dengan semua usahaku yang tidak berhasil untuk merubahnya. Kecewa dengan Hyukjae yang tidak berusaha dengan dirinya sendiri untuk berubah. Bahkan aku tidak pernah tau seperti apa dia sebelumnya, karena Donghae oppa bilang hanya dengankulah Hyukjae pertama kali mempunyai hubungan yang serius dengan seorang yeoja. Mungkin ini tidak serius. Karena Hyukjae pun tidak pernah melamarku. Dia hanay masih asik dengan permainannya itu.

Aku tidak pernah memanggilnya dengan sebutan ‘Oppa’ sejak awal kami bertemu. Awal aku mengenalnya adalah saat Donghae oppa pergi untuk menemui temannya. Saat itu kami pergi ke rumah Hyukjae, dan dari situlah aku dan Hyukjae mulai dekat. Dan mengakui perasaan kami masing-masing. Aku memang sempat ragu dengan perasaanku sendiri. Aku yang jelas tau dari awal kalau Hyukjae itu adalah Bad Boy. Tapi, tidak tau kenapa aku ingin sekali hidup bersamanya. Aku ingin merubahnya. Tapi, sampai 5tahun ini aku tidak pernah berhasil. Dan semoga dengan pindahnya kami ke apartment baru kami. Hyukjae akan berubah.

This Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang