1G

345 19 1
                                    

Seoul Hospital

_Hyukjae pov_

            “Kau harus lebih sering di sampingnya Tuan Lee. Emosi-nya sangat labil. Dia bisa kapan saja marah lalu kembali seperti semula. Jika kita biarkan pikirannya semakin terganggu dan emosi-nya menguap dia bisa mengalami depresi yang berat. Karena, sepertinya sebelum ini dia selalu menyimpan perasaannya sendirian, tanpa memberitahu orang lain. Jadi dia tertekan. Kau harus selalu di sampingnya Tuan Lee. Itu akan berdampak buruk padanya…”

Beberapa kali aku menghembuskan nafasku setiap aku mengingat perkataan uisa Jung tentang kondisi Soo Hwa. Dia banyak terluka karena aku. Sedaritadi kami saling berdiam diri. Baik aku dan Soo Hwa, kami tidak saling berbicara. Soo Hwa hanya melemparkan pandangannya keluar jendela rumah sakit ini, sesekali Soo Hwa juga melihat sekeliling kamar ini. tanpa melihatku.

“Kau mau minum?”

Akhirnya aku yang memulai pembicaraanku dengan Soo Hwa. Dan Soo Hwa hanya menjawab dengan gelengan kepalanya.

“Aah, kalau begitu apa kau mau aku kupaskan buah ini?”

“Tidak, Hyuk. Aku ingin pulang. Untuk apa sih kau bawa aku kesini?”

“Tadi kau pingsan sayang. Aku tidak mungkin membiarkanmu hanya terbaring di rumah. Aku harus tau keadaanmu..”

“Lalu apa? Apa yang kau tau sekarang?”

“Kata Uisa, kau harus istirahat minimal semalam di rumah sakit ini. Kau kelelahan sayang. Tadi aku juga sudah menghubungi atasanmu. Aku memberikan surat pengunduran diri-mu padanya..”

“HYUK!!! Kenapa kau melakukan itu?”

“Waeyo? Kau itu kelelahan Soo Hwa. Kau tidak bisa seperti ini terus. Kau bisa sakit..”

“Aku tidak peduli, Hyuk. Aku tidak peduli!!”

Soo Hwa menangis. Dia menangis lagi.

**

April 4, 2014

00.00 am KST

Hyukjae’s Apartment

“Happy Birthday, Hyuk~ah. I love you more..”

Aku tersenyum. Aku yang sedang tertidur pulas dan membiarkan tubuh bagian atasku ini telanjang, terbangun karena ucapan selamat ulang tahun yang terdengar merdu di telingaku. Ucapan pertama yang aku terima dari yeoja yang sangat aku cintai. Yeoja yang sudah mendiamiku seminggu lebih. Dan dia baru memulai untuk berbicara padaku dengan lembut hari ini. Hari ulang tahunku. Aku tersenyum dan mencium bibirnya.

“Gomawo..”

Hanya satu kata itu yang aku keluarkan dari mulutku. Dengan lirih aku ucapkan ungkapan terima kasihku pada yeoja yang selama hampir 5tahun ini aku sakiti. Dan dia tidak pernah berniat untuk meninggalkanku.

“Hanya gomawo?”

Tanyanya sambil menopangkan dagu-nya di dada bidangku. Lalu mengelus pipiku. Aku tersenyum lalu mencium tangannya yang mengelus pipiku tadi.

“Tanpa aku menjawabnya kau pasti tau kan jawabannya sayang. Aku juga sangat mencintaimu.. Sangat, sayang..”

“Ani.. Bukan itu.. Aku belum menyiapkan hadiah untukmu, Hyuk.. Apa yang ingin kau minta dariku, hm?

Aku mulai berpikir. Lalu aku tersenyum.

“Menikahlah denganku…”

“Hyuk…”

Soo Hwa terlihat terkejut. Tapi, bukan terkejut seperti yang kuinginkan. Dia menunduk lalu menatapku lagi.

“Maaf, Hyuk. Aku tidak mau merusak mood-mu hari ini. tapi.. Hyuk kau tau aku tidak bisa. Aku tidak bisa jika kau masih seperti ini. maafkan aku Hyuk. Aku tidak mau pada saat kita menikah nanti aku…..”

“Aku mengerti..”

“Kau marah?”

Astaga Soo Hwa. Kenapa kau takut aku marah? Tidak. Ini bukan Soo Hwa yang biasanya. Aku merusak mentalmu sayang. Air mataku mulai menggenang di mataku. Aku mengedipkan mataku sekali dan air mata itu berhasil terjatuh. Terjatuh di depan yeoja-ku. Soo Hwa terlihat bingung saat aku menangis.

“Aniya. Aku tidak marah, sayang. Tidak…”

“Hyuk…”

Soo Hwa memelukku sangat erat. aku pun membalas pelukan Soo Hwa sama erat-nya dengan pelukan Soo Hwa.

***

03.40 am KST

            “Bolehkah aku meminta permintaanku sekarang?”

            “Apa?”

            “Kita sudah hampir 5tahun bersama, tapi kau tidak pernah memanggilku dengan sebutan oppa. Maukah kau memulai memanggilku dengan sebutan ‘Oppa’, hm?”

            “Aku mau. Tapi nanti jika kita sudah menikah. Dan kau tau kapan kita akan menikah kan? Hyuk~ah.. Sampai kapanpun itu aku akan menunggumu. Aku mohon padamu. Walaupun aku selalu marah padamu, tapi jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku. Karena lebih baik aku kau sakiti dengan melihatmu bersama yeoja murahanmu itu daripada kau meninggalkanku. Apalagi kau menyuruhku pergi. Lebih baik aku mati saja Hyuk..”

Kenapa kau seperti ini Soo Hwa. Kenapa kau rela tersakiti demi aku. Namja brengsek sepertiku ini tidak pantas bersamamu sayang. Kau terlalu baik untukku.

***

09.00 am KST

            “Eomma, Appa, dan So Ra eonnie tidak bisa datang Hyuk. Mereka bilang mereka sangat menyesal. Tapi appa janji akan kesini hari minggu..”

Aku hanya mengangguk.

“Dan mereka bilang, mereka mengirimkan hadiah untukmu. Kemungkinan nanti siang akan sampai..”

Aku mengangguk lagi.

“Eeeiiissh, cepat pakai bajumu! Dan keringkan rambutmu. Lihat pundakku jadi basah kan!! Lepaskan pelukanmu ini. aku sedang menghias kue-mu..”

“Kita ganti bersama?”’

PLETAK!

“Jauhkan pikiran mesum-mu itu, Hyuk..”

“Aish.. Aku sudah kecanduan jika memelukmu seperti ini sayang..”

Soo Hwa menggelengkan kepalanya. Aku mengeratkan pelukanku di pinggangnya. Sesekali aku menjahilinya, aku memasukkan tanganku ke dalam baju Soo Hwa dan menggelitiki perutnya.

“Hyukjae hentikan! Geli!!”

Soo Hwa tertawa geli. Dia mulai berontak. Lama aku menggelitiki perutnya sampai kami terjatuh ke sofa, dengan Soo Hwa yang berada di atas tubuhku. Kami saling berpandangan.

“Sepertinya.. Sudah lama sekali kita tidak seperti ini, sayang..”

Soo Hwa hanya tersenyum.

“Ini semua karena aku. Mianhae..”

Soo Hwa hanya tersenyum lagi.

CHU~

“Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Hyuk. Jangan lagi…”

Soo Hwa mencium bibirku dan mengatakan itu. Benar. Untuk apa aku terus menyalahkan diriku sendiri tapi setelah itu aku kembali melakukan kesalahan itu terus menerus. Tiba-tiba Soo Hwa tertawa.

“Eii, kenapa kau serius seperti ini? Kita lanjutkan yang tadi ya? Aku ingin bersenang-senang denganmu hari ini..”

Aku tersenyum dan mengangkat tubuhnya. Sekarang Soo Hwa berada di atas pangkuanku.

“Kau ingin kita seperti drama-drama, hm?”

“Maksudmu?”

Aku tersenyum lalu membaringkan tubuh Soo Hwa perlahan, dan sekarang dia sudah berada di bawahku.

“Apa yang ingin kau lakukan, Hyuk?”

“Hanya ingin seperti di drama..”

“Memangnya kau pernah menonton drama?”

Soo Hwa terkekeh.

“Pernah sekali..”

“Drama apa?”

“Playful Kiss…”

This Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang