dua belas

1.8K 154 12
                                    

Sesudah keadaan Andita membaik, dirinya diizinkan masuk ke kelas barunya walaupun sudah berada di jam yang kesembilan, artinya 2 jam lagi akan berbunyi bel pulang.

Andita ditempati di kelas X IPS 4, sesuai dengan jurusannya sewaktu di SMA N 12. Artinya, dia akan menemui banyak teman baru.
Sedangkan Devarino, bersebelahan kelas dengan Andita.

Andita mengikuti langkah kaki ibu Priska --Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, menuju kelas barunya. Hingga ia sampai di salah satu kelas di lantai 2, pintu kelasnya tertutup sehingga ibu Priska harus mengetuk tiga kali lalu membuka pintunya.

Suasana kelas yang hening dan dinginnya AC  menyambut kehadiran Andita, ibu Priska lalu meminta izin kepada guru yang mengajar yaitu pak Handoko, guru pelajaran PPKn sekaligus wali kelas X IPS 4.

Sesudah itu, pak Handoko mengambil alih setelah berbicara dengan ibu Priska. Ibu Priska sempat  tersenyum pada Andita dan berjalan keluar kelas.

"Jadi, sesuai yang kalian lihat didepan, kita ketambahan murid baru. Pindahan dari SMA N 12."

Selesai pak Handoko mengatannya, beberapa siswa berbisik-bisik. Andita yang melihatnya hanya menahan napas, menunggu gilirannya untuk berbicara.

"Silahkan kenalkan diri kamu."

Pak Handoko kembali duduk di kursinya, dan membiarkan Andita memperkenalkan diri.

"Nama saya Andita Kanania Ermilangga, biasa dipanggil Andita. Asal sekolah SMA N 12." Ujar Andita memperkenalkan dirinya.

"Alamat kamu?" sahut pak Handoko membuat Andita menoleh kebelakang disertai beberapa murid lelaki yang tertawa kecil.

"Uhm, alamat saya di perumahan Garuda Residence blok 5A no.12 , sekitar 1 km dari sekolah" tutup Andita dengan mengangguk pelan.

"Baiklah, Andita. Kamu bisa cari tempat duduk yang kosong"

Mendengar hal itu, Andita pun melangkah menyusuri kelas mencari tempat yang kosong untuk dirinya. Dibagian depan sudah penuh, begitu juga di barisan kedua, hingga ia sampai dibarisan ketiga di pojok kanan, mendapatkan kursi kosong disamping cowok seusianya yang tertidur dengan wajah tertutup buku sambil bersandar di dinding.

Baru saja ia ingin duduk, namun salah satu cewek didepannya berbisik pelan, "Disitu sudah ada orang."

Sontak membuat Andita tidak jadi duduk. Ia pun memilih duduk di belakang cowok tadi, di barisan paling belakang namun tidak dekat dinding.

Bisikan cewek tadi membuat cowok yang tertidur tadi terbangun, dan menatap Andita yang barusaja ingin menaruh tas diatas meja.

"Lo tadi mau duduk disini?" tanya cowok itu.

Andita menoleh kearahnya, "Tadinya sih begitu cuman kata cewek didepan lo, udah ada orang. Jadi gue duduk disini aja."

Cowok itu yang posisinya bersandar didinding langsung menepuk meja di sampingnya, "Gausah percaya. Sini! Pindah disini aja lagian gue duduk sendiri nih, kasian lo nya duduk dibelakang, pojok pula."

Andita menggeleng pelan, "Ga paling pojok kok."

Cowok itu berdecak, "Udah duduk disini aja."

Andita mengakui cowok itu memang ganteng dan seperti cowok baik-baik, namun Andita tidak ingin duduk disebelahnya, siapa tahu memang benar sudah ada seseorang yang menempati tempat itu.

"Gausah, gue disini aja."

Cowok itu melirik kedepan, kearah pak Handoko yang tengah sibuk dengan beberapa bukunya lalu cowok itu berdiri dan tiba-tiba saja langsung menarik Andita untuk duduk disampingnya. Tidak lupa juga dengan tas milik Andita yang langsung ia tempati diatas meja.

Regards, AnditaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang