13

695 58 0
                                    

"Hilda, yang lain belum datang?" Celandine menepuk pundak Hilda, lalu ikut duduk disebelahnya.

Hilda melepas earphonenya. "Oh, ya."

"Kamu datang lebih cepat, kebetulan karena minggu ini ada UTS, kan? Jadi pulangnya lebih cepat?"

Hilda menghela napas. "Maaf kalau aku menghancurkan Attacca, kak. Maaf kalau karena aku, Attacca tidak bisa menarik perhatian pengunjung."

"Apa? Kamu tidak boleh mengatakan tidak, kamu boleh mengatakan belum dan hey, Attacca bahkan belum tampil, kamu tidak putus asa, kan?

Kamu bukan peramal. Kamu tidak bisa menebak masa depan semudah itu. Di saat kamu gagal, di saat orang-orang mengeluh, disitu ada banyak kesempatan."

Celandine terkikih. "Seperti yang kubilang tadi, di saat orang-orang mengeluh, kamu punya banyak kesempatan dan peluang. Coba pikir kalau kamu yang mengeluh dan menyerah, kesempatan itu bisa jadi berpindah pada orang lain yang tidak mengeluh."

"Oh, ya. Menarik perhatian pengunjung bukan cuma keinginanku. Tentu sebagai group baru, keinginan kalian untuk jadi nomor satu, kan?" Lanjut Celandine.

"Aku akan berusaha."

"Aku tidak mendengar apapun, kalau kamu masih lesu seperti itu, aku batal memberikan hadiah." Celandine tersenyum.

"Yes, ma'am!" Hilda segera mengubah posisi duduknya dan menampilkan wajah ceria dan semangatnya.

~•~

Celandine menekan sakelar, lampu segera menyala.

"Memang tidak besar, tapi aku yakin ini cukup untuk kalian. Agak susah mendapatkannya." Celandine melihat bayangan dirinya dari cermin besar yang tertempel pada dinding.

"Tante wakil kepsek, pasti tidak sesusah itu." Milania menaruh tasnya, terkesan dengan ruangan itu.

"Kak, thank you, it's more than enough." Hilda ikut terkesan.

"We got this, Celandine saem sampai memberikan ruang latihan. Kita harus bisa merebut perhatian pengunjung." Yuu menaruh tasnya.

"Kak, maaf menyusahkan. Aku janji, tidak akan menyerah." Hilda melihat Celandine dengan wajah tegasnya.

"Bukan cuma kamu, kan? Tapi kalian. Nah, aku punya banyak tugas. But I always open for you guys, so just tell me if you need anything. And of course, good luck, Attacca."

"What are we waiting for? Chop! Chop! We have to move fast." Hilda menepuk tangannya dua kali.

~•~

Airis : Da, mau kakak jemput?

Hilda : Yes! Pasti!

Airis : Di sekolahmu ada café, bukan? Kakak tunggu situ ya

Hilda : ah, Luminary café? Sure

"Aku ada kelas, aku duluan, ya? Tenang, aku sambil nyelesain rancangan kok, da." Milania tergesa-gesa mengambil tasnya dan berlari-lari kecil keluar dari ruang latihan.

"Mau istirahat sebentar?"

Hilda mengangguk menjawab pertanyaan Yuu.

"Yuu-kun, kalau kamu kenalan sama orang dari internet dan ternyata orang itu satu sekolah sama kamu, apa reaksimu?"

Yuu terdiam, berpikir sejenak. "Kalau aku memang dekat dengannya, tentu seharusnya aku senang. Kenapa?"

Idol SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang