22

417 41 0
                                    

"Annyeonghaseyo*." Enam pria dengan tubuh jangkung memasuki ruang latihan Attacca.

*Annyeonghaseyo : Halo

"Astaga gue kira ada batas sebulan lebih, ternyata secepat ini?" Batin Hilda dan segera beranjak dari duduknya.

Hilda sempat melihat Mila dan langsung mengetahui kalau Mila sedang menahan jeritannya. Hilda sempat terkikih pelan melihatnya.

"We're Yooku." Enam pria itu membungkukkan badannya. Hilda, Mila dan Yuu juga dengan agak kikuk ikut membungkuk.

"I'm Deokmin, the leader." Salah satu pria di tengah memperkenalkan dirinya.

"I'm Seongho, the main vocalist." Ucap satu pria lagi di sebelah kanan Deokmin.

"Jeonghyun, lead vocal." Pria itu menunjukkan telapak tangan dan senyum cerianya.

"Younghwan, vocalist." Hilda kenal sekali pria itu, pria tertinggi di Yooku dan tentunya dia ultimate bias Hilda.

Author : bunga-bunga cinta bertebaran~
Author : senyum Younghwanie mengalihkan dunia Hilda~
Author : cia cia cia Deron dilupain~
Hilda : apaansih thor! Ngespam! /blush/

"I'm Kwangnam, main rapper." Kini berganti dengan pria tertinggi kedua di Yooku.

"I'm Jiseok! The main dancer and the maknae." Hilda bisa merasakan Mila yang berteriak dalam hati, ditambah senyuman Jiseok yang yah.. bisa dibilang imut. Ck, dasar King of Aegyo.

Hilda menarik napas, berusaha menenangkan diri. "We're Attacca and I'm Hilda."

"Yuu." Yuu tersenyum. "Mila." Suara Mila agak bergetar, semoga saja cuma Hilda yang menyadarinya.

"When we knew we gonna help and meet you guys, we were so excited." Deokmin menunjukkan kedua ibu jarinya.

"It's really surprising, cause we thought that Yooku will be here about maybe next month? Or it can be next year." Hilda berusaha agar tetap tenang dan terus tersenyum.

"Yuu, can I know what happened to your hand?" Jeonghyun menunjuk Yuu dengan tangan kanannya.

"Ah.. I actually fell and break my hand. Maybe I'm not gonna help a lot, but I will try."

"No it's okay, we gonna help you." Jiseok menunjukkan senyum ramahnya.

"So, what we'll have to do first?" Hilda membuka topik awal.

"We watched your performance and it's amazing. Who made the idea?" Hilda terkejut biasnya yang merespon. "Hilda made the idea and she made the lyrics too. Yuu made the melody and then me who in charge with the choreography, but Hilda help me too." Mila dengan cepat menjawab dan mengedipkan satu matanya pada Hilda.

Keenam anggota Yooku bertepuk tangan, lalu Hilda menyadari Younghwan yang memberi kedua ibu jarinya padanya.

"Um, Miss Celandine said that you guys were running a new songs?"

"Ah, yes. It still on progress and if I'm not too impolite, but maybe Yooku can... help us?" Hilda menelan ludah.

"Of course! Why not?" Hilda lega saat mengetahui respon mereka.

~•~

"Let me scream~!!" Hilda dan Mila sedang berada di atap sekolah. "You can fall if you do that." Respon Hilda pada posisi Mila yang begitu dekat dengan pinggir atap.

"Kamu bayangkan saja! Jiseok dan aku akan membuat koreografinya bersamaan! Berduaan!"

Hilda mencubit bibir Mila. "Mil, control yourself. Kalo mereka dengar kamu seperti ini mungkin mereka akan agak takut."

Mila menunjukkan gigi-giginya yang terjejer rapih. "Bagaimana dengan Younghwan?"

Hilda melihat gelas styrofoam berisi teh hangat yang dia pegang dengan kedua tangan sambil tersenyum. "He's... nice.."

"Really? Just nice? Dia biasmu Hilda~ kamu yakin hanya itu?"

"Kita termasuk lucky fans, ya?" Hilda masih tersenyum melihat isi gelas styrofoam.

"Bahkan melebihi beruntung, da!" Mila mengangkat kedua tangannya keatas.

Hilda tertawa kecil, lalu menurunkan senyumnya. "Tapi setiap aku melihatnya, semakin susah mengingat kalau aku ini cuma fans."

Mila menurunkan kedua tangannya, mengerutkan dahinya dan berusaha mendengarkan Hilda.

"Hal yang susah ketika kamu yang sebenarnya penggemar dia dan mulai merasa kalau kamu menyukainya sebagai pria." Ucap Hilda lagi.

"Aku selalu mengurungkan itu. Aku selalu bilang pada diri sendiri, semoga aku tidak menyukainya lebih dari sosok idol.

Kau tahu? Setiap aku melihat fotonya, disitu aku sering merasa kalau kita ini sangat jauh. Dia bagaikan bintang dan aku bagaikan semut.

Sekarang, aku bisa berhadapan dengannya. Seharusnya aku senang dan girang sepertimu, tapi entah kenapa di sisi lain aku mengingat hal tadi yang kukatakan, soal perasaanku padanya."

Hilda melihat Mila, lalu tersenyum. "Maaf, aku seharusnya gak begini. Lupakan saja, mil. Aku cuma terlalu lebay."

"Kamu setara dengannya, Hilda. Kamu itu bintang dan hey, perjalanan masih panjang." Mila memegang kedua pipi Hilda dan mencubit kedua pipinya.

"Sakit woi."

Mila tertawa melihat respon Hilda. "Jujur, kayaknya baru kali ini ngedenger Hilda curhat soal cinta-cintaan."

"Kelepasan ini." Hilda mencibir dan mengerutkan dahinya. "Kan tadi juga udah bilang lupain aja."

"Tidak, tidak akan. Tapi tenang saja, aku simpan, kok. Kecuali kamu izinin aku buat cerita ke Yuu."

Hilda menunjukkan jari telunjuknya. "Jangan! Ini girls talk aja udah."

Mila tertawa lagi. "Iya, iya."

Idol SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang