24

361 38 0
                                    

"Tebakanku benar, dia orang yang penting." Hilda tidak bisa berkata-kata kecuali berucap dalam hati. "Ya, penting untukku."

"Aku masih tak percaya ternyata Dacia itu.. Hilda." Pria bertubuh tinggi itu kini sudah duduk bersama Hilda dan Deron. "Oh, ya, tadi aku sudah kabari yang lain kalau kamu pulang duluan." Lanjut pria itu.

"Terima kasih, Younghwan-ssi." Wajah Hilda masih terasa kaku. Hilda juga tiba-tiba teringat saat pertama kali dia menceritakan tentang Zeloso pada Retta.

"Gak nyangka, ya? Zeloso itu ternyata pelatih lu, da?" Deron tersenyum, Hilda tau sekali itu senyum liciknya. Deron juga sebenarnya tau kalau Hilda penggemar Younghwan.

Younghwan dan Deron terlihat seru berbincang-bincang dengan bahasa yang sudah pasti Hilda tau, tapi Hilda belum menguasai bahasa itu.

"Dengan begini, kita jadi lebih dekat, ya, Hilda? Kamu juga tidak perlu secanggung itu." Younghwan kembali melihat Hilda.

Hilda menunjukkan senyum kikuknya. "Aku masih terkejut saja, haha."

Sekarang Hilda mengerti kenapa mereka janjian di restoran ini. Pertama, sepertinya Younghwan akrab dengan Myunghwan juga, Hilda tadi sempat dengar Younghwan menyebutkan nama kakak Deron saat sedang berbincang dengan Deron. Jadi tentu saja mereka janjian di restoran Myunghwan, kan? Kedua, bayangkan saja jika artis sedang di tempat umum, tidak akan ada yang tahu, bisa saja ada penggemarnya.

"Aku penasaran sama kalian berdua. Kalian dekat sekali, apalagi satu sekolah. Kalian tidak saling suka? Atau mungkin memang sudah..?"

Hilda tiba-tiba tersedak mendengar ucapan Younghwan. "Tidak, untuk apa suka dengannya?"

"Hyung sendiri? Hyung bukannya sedang dekat dengan seorang wanita?" Deron sempat melihat Hilda, Hilda kembali melihatnya dengan matanya yang membesar.

"Aish.. Apa maksudmu?" Sekarang mereka berbicara dengan bahasa yang lebih dimengerti Hilda, bahasa internasional.

"Deron.. sengaja.. ya?" Gumam Hilda dalam hati. "Waa.. pasti wanita itu sangat beruntung." Hilda masih saja mengembangkan senyumnya.

"Kami dekat karena pernah jadi trainee di satu agensi. Tidak lebih, kok. Deron ini, lihat, Hilda jadi mengartikan yang tidak-tidak, kan?" Younghwan menunjukkan kepalan tangannya pada Deron.

"Kalau memang Younghwan-ssi suka dengannya juga tidak masalah, kan?" Hilda masih mengembangkan senyumnya.

"Kalau pun begitu juga, aku ini salah satu member boygroup, Hilda. Sudahlah, jangan bahas itu lagi, ya?" Younghwan tersenyum, matanya tertutup seperti senyuman yang terbalik.

"Yak! Aku mau ke kamar kecil dulu, kalian lanjutlah mengobrol." Deron tersenyum pada Hilda dan Younghwan, lalu meninggalkan w berdua.

"Apaan-apaan?! Tadi baru aja ngeledek! Tiba-tiba nyuruh gue berdua doang sama Younghwan!" Hilda mengumpatkan wajah kesalnya dengan menunduk melihat makanannya.

"Hilda, kamu tidak keberatan, kan kalau Yooku yang membimbing Attacca?" Younghwan memulai perbincangan.

"Kami bahkan sangat menanti-nantikannya, Younghwan-ssi."

"Ah, soal panggilanmu itu. Panggil aku dengan oppa juga tidak apa. Apalagi kita memang dekat, kan?" Younghwan tersenyum.

"Eh? Aku tak yakin." Hilda lagi-lagi mengembangkan senyum kikuknya.

Idol SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang