55

114 9 2
                                    

"Huweeengg maaaaapp." Retta memeluk Hilda begitu erat dan menggoyang-goyangkannya sambil masih memeluknya. "Gue juga seneng lu udah baikan."

Deron dan Hilda saling lihat lalu mencoba menahan tawa ataupun tersenyum.

"Tapi gue seriusan loh, Da. Kalo ada apa-apa lagi, please cerita sama gue. Gara-gara kita juga udah mau ujian ya jadi ortu gue lebih strict dari biasanya. Tapi gue pasti nyempetin waktu buat dengerin cerita lu."

Hilda mengangguk-angguk. "I know that. Kalopun gue telat cerita, gue pasti ceritain. Thanks."

"Oiya, gue mulai jarang denger Zoe nih? Zoe kemana?" Tanya Retta. "Gue.. gak tau?" Hilda mengernyitkan dahinya. "Mungkin anak itu lagi sibuk..? Zoey juga gak ceritain soal Zoe."

"Lu kangen sama Zoe? Gue sih berharap lu gak ada kepikiran buat kangen sama dia." Deron terlihat kesal dan kekesalannya itu ia lampiaskan pada alat makannya.

"I'm sorry...?" Hilda merasa tersindir.

"Deron, lu seharus-.."

"Gue entah kenapa tapi ngerasa ada aja firasat gak enak soal Zoe. Firasat gak enak itu makin kuat waktu akhirnya gue ngeliat Zoe." Deron memotong ucapan Retta.

"Hah? Yang waktu itu juga Zoe treat lu baik-baik, kan?" Hilda mulai membantah ucapan Deron.

"Orang mana yang gak berusaha baik atau ramah sama orang yang baru dia temuin?

Dan dia juga udah pasti baik-baik aja sama lu karena lu posisinya sebagai temennya dia."

"Apasih? Gue udah kenal dia lama. Dia juga gak bakal ada niat buruk. Kalo niat buruk pun, emang niat buruk apaan?"

"Kalian udah deh! Da, lu bisa gak nahan emosi? Lu baru aja baikan sama Mila sama Yuu. Terus sekarang mau berantem lagi? Dan kali ini sama Deron?

Kalo gue perhatiin semenjak Adeus muncul, kayaknya jadi makin drama aja ya? Kalian berantem aja kalo gak ada sangkut pautnya sama Adeus, apalagi?"

"Gue ke kelas duluan." Hilda sempat membanting sendok, lalu segera berjalan cepat menjauh dari teman-temannya.

"Lu juga. Kalopun iya emang ada firasat gak enak, ya paling nggak bilangnya pelan-pelan aja."

"Itu anak gak bakal engeh kalo gak digituin, Rett!"

***

"Hilda! Astaga! Hilda bukan, sih?"

Hilda menoleh pada arah suara itu. "Eh? Theresia, ya? Kok ada disini?"

"Kan lagi ada program pertukaran pelajar." Theresia tersenyum.

"Oh! Iya, iya, aku inget lagi ada program itu. Ternyata kamu salah satu muridnya?"

Theresia mengangguk. "Bagus deh. Jadi kalo ada apa mungkin aku bisa minta tolong kamu ya?"

Hilda mengangguk-angguk. "Ya, boleh kok."

"Yaudah, aku duluan deh. Itu yang lain udah pada nungguin. Sampai ketemu!" Theresia melambaikan tangannya, lalu segera menyusul teman-temannya.

Handphone Hilda tiba-tiba bergetar.

Yuu : Sudah lihat app?

~•~

"Siapapun Unknown ini, dia tidak main-main. Dia stalker." Ucap Mila.

"Dia bisa dibilang mahir menyembunyikan identitasnya. Aku sampai sekarang masih belum bisa melacaknya." Sahut Yuu.

Idol SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang