8

237 33 16
                                    

"Sakura, sini lo!" Catlyn menarik pergelangan tangan Sakura kala gadis itu baru saja membeli sebotol air mineral.

"Kenapa lagi sih, Cat?!" Sakura menghempaskan tangan Catlyn, ia kesal karena Catlyn  menjadikannya bahan tontonan para murid yang berada di kantin.

Catlyn menatap Sakura dengan tatapan mengejek, tawanya keluar dari bibirnya yang sudah ia poles dengan perwarna bibir berwarna merah muda. "Lihat, anjing kecil tengah menggonggong!"

Amarahnya ia tahan sekuat tenaga, Catlyn lagi-lagi mempermalukannya di depan umum. "Kenapa? Mau marah? Anjing kecil kayak lo bisa apa sih?" ejek Catlyn dengan senyum sinisnya.

Kedua tangan Sakura mengepal, tetapi badan Sakura menegang kala matanya menangkap Airin-- tengah berdiri di barisan paling depan, mengenakan jaket yang membungkus anggota badannya, serta celana olahraga agar kulitnya tak disentuh secara langsung.

Sakura semakin dibuat kaget, saat botol air minum yang baru saja ia beli sudah berpindah tangan. Catlyn membuka tutup botol air mineral yang masih tersegel, lalu menyiramnya ke tubuh Sakura.

Airin sangat marah, matanya menatap Kenzo yang tak juga menolong adiknya. Cowok itu hanya diam saja, tetapi Airin tahu bahwa Kenzo juga kaget dengan kejadian yang baru beberapa detik menimpa Sakura.

Tungkainya perlahan mendekat ke tempat Sakura berdiri, Airin membuka jaket yang ia kenakan, menyampirkannya ke Sakura dengan hati-hati. "Udah selesai main dramanya?" tanya Airin memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana olahraga berwarna hitam yang ia kenakan.

Catlyn tersenyum senang, sepertinya dirinya menemukan mangsa baru. "Elo siapa sih? Pahlawan kesiangan banget."

"Bisa dibilang kayak gitu. Gua cuman mau ngasih kejutan buat elo dan teman-teman elo."

"Basa-basi lo basi banget tahu enggak."

Airin mengeluarkan telepon genggam dari kantong celananya, ia membuka video yang baru saja ia rekam saat Catlyn merundung Sakura di kantin.

"Lo punya mata, kan? Sepasang telinga lo juga masih berfungsi dengan normal, kan? Boleh dong lo tonton dengan seksama dan lo dengerin baik-baik." Airin tersenyum senang kala wajah Catlyn berubah menjadi pucat, takut bila video itu diketahui oleh guru dan kepala sekolah.

"Elo pasti mikir gua bakalan nyebar video ini. Jawabannya benar sekali, sepertinya ..., elo punya bakat-bakat cenayang. Jadi, gua kasih tahu satu hal sama lo Catlyn, untuk enggak lagi merundung siapa pun."

Kedua tangan Catlyn mengepal, ia harus bisa mendapatkan telepon pintar milik kakak kelas yang tak ia kenal, menghilangkan video itu tanpa meninggalkan bekas.

Airin tersenyum jenaka, ia terkekeh kecil. "Lo niat hapus videonya? Kasih tips and trik-nya dong. Mau nyolong hp gua diem-diem, terus lo hapusin gitu? Gua punya video saat lo dan teman-teman lo  ngerundung Sakura setelah upacara, video itu masih aman di laptop gua," tipu Airin dengan liciknya.

Catlyn tertawa, wajah Airin memang terlihat serius, tetapi perasaannya tak yakin tentang ancaman Airin. Catlyn menggeleng pelan, ia berusaha untuk tidak termakan oleh ancaman Airin.

"Elo gak percaya?" Airin tersenyum tipis, ia mengedikkan kedua bahunya, pura-pura tak peduli. "Terserah sih, tapi lo boleh nyoba kok untuk ngebuktiin ancaman gua."

Airin membalikkan badannya menatap Sakura yang menggigil kedinginan. "Ayo Ra. Lo duluan," pinta Airin agar Sakura membelah jalan terlebih dahulu, supaya Airin bisa kembali ke kelas tanpa bersentuhan kulit sedikit pun, karena jaket yang ia kenakan sudah Airin sampirkan di pundak Sakura.

Saat Sakura ingin masuk ke dalam toilet lantai satu, matanya menatap wajah Airin yang terlihat santai, tetapi tetap waspada. "Terima kasih Kak," ujar Sakura dengan tulus, lalu meninggalkan Airin yang termenung.

***

Airin berniat masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya di parkiran dari lima belas menit yang lalu.

Tangan kanan Airin baru saja memegang pintu mobil, tetapi dirinya dikagetkan kala jendela mobil sebelah kiri terbuka dan menampilkan wajah Sakura.

"Sakura nebeng ya Kak?" pintanya dengan wajah tanpa dosa.

Hilang wajah sedih yang bercampur kekesalan yang meradang saat Sakura dirundung, saat ini wajah Sakura sudah kembali ceria, seperti orang yang tak memiliki masalah.

Airin berpikir sejenak, ia akhirnya mengangguk, tak berniat bertanya lebih lanjut alasan Sakura berada satu mobil dengannya.

"Ayo Pak kita jalan!" seru Sakura dengan suara cemprengnya membuat Airin mengumpat dalam hati.

Seharusnya perjalanan pulang Airin tenang dan damai, tetapi saat ini Airin tak mendapatkan dua hal itu, karena ada sosok Sakura di sampingnya. Bernyanyi dengan suara cempreng, menyapa pengemudi sepeda motor yang berada di samping mobil kala lampu merah menyala, dan membuat lelucon garing yang membuat Airin pusing bukan main.

***

Don't Touch✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang