Chapter 02

13.3K 724 8
                                    

Saat baru pulang sekolah, Kizashi memanggil Sakura untuk berkumpul di ruang keluarga.

Setelah mengganti seragam sekolahnya, Sakura segera menemui keluarganya, kening Sakura mengerut bingung melihat Kaa-san, Tou-san, serta Nii-san sudah duduk rapi dengan wajah serius dan suasana di sekitar mereka begitu tegang.

"Sakura, duduk."  Titah Kizashi pada putrinya. 

Sakura mengangguk, kemudian mendudukkan bokongnya di sofa yang sama dengan Sasori. Sakura melirik Sasori dengan menyenggol lengan Onii-sannya, membuat Sasori melirik ke arahnya, lalu ia bertanya lewat isyarat mata.

"Ada apa, Tou-san?" tanya Sakura. Tou-san Sakura tampak serius, sehingga membuat Sakura ikut dalam suasana yang tegang, tapi Sakura tidak merasa berbuat kesalahan, nilai sekolahnya tidak buruk, dan kebiasaannya di rumah juga tidak buruk.

"Sakura, dengarkan Tou-san dan jangan memotong perkataan Tou-san."

Mendengar peringatan Kizashi, membuat Sakura semakin takut telah melakukan kesalahan yang tidak ia sadari. Karena semua keluarganya sama-sama tampak misterius, membuatnya terus menduga-duga tanpa henti.

"Baik, Tou-san." Sahut Sakura, memilih menurut sampai keadaan menjadi jelas.

"Tou-san dan Kaa-san ingin kamu menerima perjodohan yang sudah kami atur." Ucap Kizashi dengan tegas, terdengar tidak bisa dibantah.

Sontak Sakura membelalak terkejut. "Tou-san!" teriak Sakura, terkejut dan tidak terima. Sakura tidak mempercayai pendengarannya, tidak mungkin Tou-sannya setega itu pada dirinya.

"Nak, tenangkan dirimu dan dengarkan, Tou-san." Ucap Mebuki sembari mencoba menenangkan anaknya.

"Tapi ..., aku masih sekolah, Kaa-san. Bagaimana bisa aku menikah. Aku belum siap. Nii-san menyetujui keputusan Tou-san?" tanya Sakura, beralih menatap penuh harap pada Sasori agar mau membelanya untuk ikut menolak keputusan kedua orang tuanya.

Sasori sendiri merasa tidak tega pada adiknya, adiknya memang masih muda, tapi kedua orang tua mereka keras kepala. Sebelumnya, Sasori sudah berusaha menolak keputusan Tou-san dan Kaa-san mereka, hasilnya tetap saja kedua orang tua mereka tetap pada keputusan awal.

"Gomen, Nii-san sudah berusaha, tapi Kaa-san dan Tou-san tidak mendengarkan kakak." Balas Sasori menyesal, karena kali ini tidak bisa membantu Sakura.

"Sakura, dengarkan Tou-san. Kami sudah memikirkan ini sejak lama, kami pikir itu usul yang bagus, lagi pula kamu tidak akan menikah saat sekolah. Mungkin kamu akan bertunangan terlebih dahulu." Kizashi menjelaskan dengan tegas dan tidak memberikan hak pada Sakura untuk menolak keputusan mereka.

"Nak, Kaa-san tahu ini pasti berat, tapi Kaa-san yakin ini yang terbaik untukmu. Jadi percaya pada keputusan ini, kami tidak mungkin memutuskan sesuatu yang akan merugikanmu. Lagi pula kamu belum memiliki seorang kekasih 'kan?" timpal Mebuki, ikut terlibat dalam percakapan serius suaminya.

"Kaa-san ..., aku memang belum punya kekasih, tapi aku masih ingin menikmati masa mudaku, Kaa-san." Tolak Sakura. Namun, ia menjadi terdiam sesaat karena muncul rasa penasaran di benaknya. "Siapa yang dijodohkan denganku, Kaa-san?" sambung Sakura, sedikit penasaran pada orang yang dijodohkan dengannya. Bukankah lebih merepotkan mencari calon suami sendiri? Jika Sakura menerima perjodohan ini, Sakura tinggal terima beres semuanya. Iya 'kan?

"Anak Mikoto Ba-san." Jawab Mebuki dengan santai.

'Hah? Aku akan dijodohkan dengan Itachi-nii?' inner Sakura terkejut. Tidak mungkin dia dijodohkan dengan adiknya Itachi, bertemu saja tidak pernah, hanya Itachi yang berpotensi dijodohkan dengannya, karena mereka cukup akrab.

Married by Parent's 《R》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang