"Cinta tidak butuh alasan.
Cinta muncul dari kearifan hati."❤Alvaro Adriel Elfred❤
**NOT FACE**
Beberapa jam belalu, bel tanda istirahat akhirnya berbunyi. Para siswa segera meninggalkan kelas setelah memberi salam pada guru. Begitu juga dengan Alvaro ia langsung menuju ke kantin dan tidak sengaja menabrak Adelia, akhirnya mereka duduk bersama. Alhasil mereka berdua tidak tahu harus membicarakan apa, suasana berubah dalam beberapa saat, menjadi canggung dan membosankan.
❤❤❤
"Eemmm ha..ha..hai adel, Apa kabar?" Sapa Alvaro gugup.
"Baik, kau sendiri?" Jawab Adelia dengan nada datar.
"Kabarku baik." Sahut Alvaro dengan cepatnya.
"Apa kau akan mengalahkanku lagi dalam kejuaraan kelas kali ini Al?" Tanya Adelia sambil menikmati sebotol air.
"Entahlah, mungkin kau yang ada di posisi satu." Jawab Alvaro sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Heemm...Aku sangat ingin menjadi juara di sekolah, bukan karena aku ingin mengalahkanmu, melainkan..." Ucap Adelia terputus ragu.
"Melainkan?" Tanya Alvaro penasaran.
"Udah dulu deh, sebentar lagi masuk kelas. Aku mau sholat dulu, kamu gak sholat Al? Emangnya lagi halangan ha?" Ucap Adelia sambil meninggalkam kursinya.
"Mana ada ngacok aja, hahaha. Bareng aja yuk!" Ajak Alvaro sambil tertawa.
"Terserah." Jawab Adelia singkat.
Mereka mulai berjalan menuju mushola sekolah. Tak lama kemudian mereka segera kembali ke kelas untuk persiapan pelajaran selanjutnya. Tetapi Alvaro bingung kenapa Adelia merahasiakan tujuannya.
Alvaro mengetahui kalau Adelia diperintah oleh tantenya agar tetap menjaga nama baik keluarganya dengan cara mengalahkan semua orang dengan cara apapun, dan itu semua membuat ia takut dan jarang bicara kepada siapapun. Setelah Alvaro mengetahuinya ia langsung berjanji pada dirinya, dia akan membuat Adelia bahagia dan tidak merasa tertekan.
12.50 WIB.
Bel pelajaran mulai berbunyi, semua murid segera duduk di kursi masing-masing. Suasana menjadi hampa dan terdiam. Guru mulai memasuki ruangan, ketua kelas segera memimpin doa dan memberikan salam kepada guru tersebut.
"Bersiap... Berdoa mulai, selesai. Selamat siang bu!" Seru ketua kelas memberi salam kepada guru tersebut.
"Selamat siang bu." Seru para murid mengikuti ketua kelas.
"Selamat siang, absen mana?" Tanya guru sambil memegang sebuah buku.
"Ini bu." Jawab Alvaro sambil memberi buku absen yang diminta.
"Ibu absen ya." Ucap guru dengan nada datar.
Tak lama kemudian pengabsenan selesai, dengan mendadak guru menunjuk Alvaro untuk mengikuti acara pertandingan kemampuan kecerdasan siswa. Tetapi, Alvaro ingat akan janjinya ia pun bicara kepada gurunya agar tahun ini perlombaan jangan diwakilkan olehnya, melainkan Adelia.
Setelah lama ia membujuk sang guru, akhirnya guru menyetujui keinginannya. Adelia sangat senang dan berterimakasih kepada Alvaro. Setelah kejadian ini mereka menjadi sangat dekat dan menimbulkan kecemburuan bagi siswa-siswi yang menyukai mereka berdua.
Merekapun akhirnya mulai merasakan rasa, entah apakah rasa itu. Rasa yang membuat kebahagian bagi mereka berdua. Rasa yang selalu ada di setiap keresahan dan kebahagiaan. Rasa...rasa...rasa...telah mengubah segalanya. Rasa yang takkan membawa kehancuran melainkan kekuatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
**NOT FACE**
Teen FictionUpdate setiap Senin. ''aku''..''Kekuatan..''Cinta''..''Keistimewaan". Aku terlahir dengan sebuah kekuatan yang istimewa, kekuatan yang hanya diketahui oleh diriku sendiri. Aku menyadari kekuatanku sejak usiaku menginjak lima tahun. Aku bisa mengetah...