"Jika saat ini kau menangis, itu adalah kesedihan. Namun suatu saat, air mata itulah yang akan membuat kebahagiaan."
❤Alvaro Adriel Elfred❤
**NOT FACE**
"Udah suapin ngapa!" teriak Revan sambil terkekeh. "Masih sakit, ntar lukanya malah tambah parah, ampe bernanah gitu, lagian kok bisa bernanah gitu sih?"
❤❤❤
Flashback on.
Alvaro mulai meninggalkan kawasan hutan tersebut, ia berjalan melewati semak yang ada di hutan yang tidak begitu luas itu. Dengan tiba-tiba duri yang ada di sekitar semak itu mengenai dirinya, bahkan sampai mengeluarkan nanah yang lumayan banyak di area tangannya.
"Sss, sial!" kesal Alvaro.
Alvaro meringgis lalu duduk sejenak di bawah pohon, ia meniup-niup luka yang ada di tangannya itu, karena ia tak membawa satupun obat dalam tasnya. Setelah merasa baikan ia langsung melanjutkan perjalanannya menuju sekolah.
Flashback off.
Adelia memelas, "Aku suapi mau?"
"Eng-enggak usah." jawab Alvaro.
"Udah apa ribet bat dah makan aja!" kekeh Revan. "Udah Del suapin aja, dia emang kayak gitu orangnya." Alvaro hanya memandang sinis dirinya.
Adelia hanya tertawa kecil mendengar ucapan Revan, kemudian ia menyendokkan nasi itu ke dalam mulut Alvaro, Alvaro hanya membalasnya dengan senyuman.
"Eh, kita ke belakang dulu ya, mau liat anak-anak." ucap mereka lalu meninggalkan ruangan.
"Em, yaudah," Adelia tersenyum.
"Eh, kamu gak makan?" tanya Alvaro. "Makan dulu gih!"
"Tunggu kamu selesai makan dulu." jawab Adelia sambil menyuapi Alvaro.
"Nggak, udah kenyang." ucap Alvaro. "Kamu makan dulu ok?"
"Emm, yaudah deh." jawab Adelia.
Adelia mengalah, ia segera memakan nasi dalam box itu. Setelah beberapa menit, nasi dalam box itu habis, kemudian mereka berdua meninggalkan ruangan itu.
"Udah Del?" tanya Alvaro sambil berdiri.
"Udah," jawab Adelia sambil merapikan bungkus nasi miliknya. "Eh, kamu gak usah ke lapangan, nanti tambah parah." lirihnya.
"Nggak, udah gapapa kok." ucap Alvaro tersenyum.
"Bener?" tanya Adelia.
"Bener kok, udah yuk nanti dicariin sama Pak Malik." jawab Alvaro sambil berjalan ke luar ruangan.
"Yaudah deh, terserah aja." ucap Adelia mengiyakan.
00.30 WIB.
Para siswa sudah diperbolehkan untuk tidur, para panitia ditugaskan untuk mengawasi area sekolah dan memeriksa siswa-siswi yang ada di kelasnya.
"Al, kamu sama Adel cek kelas 10 aja ya." titah Kenan. Mereka berdua hanya mengangguk tanda mengerti.
Alvaro dan Adelia berjalan melewati koridor sekolah, mereka memantau seluruh area sekolah dan mengawas adik kelasnya.
"Bintangnya bagus ya?" tanya Alvaro sambil terkekeh.
"Iya, memangnya kamu suka bintang?" tanya balik Adelia kemudian menatap langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
**NOT FACE**
Подростковая литератураUpdate setiap Senin. ''aku''..''Kekuatan..''Cinta''..''Keistimewaan". Aku terlahir dengan sebuah kekuatan yang istimewa, kekuatan yang hanya diketahui oleh diriku sendiri. Aku menyadari kekuatanku sejak usiaku menginjak lima tahun. Aku bisa mengetah...