"Aku tak tahu apa sebenarnya yang sedang aku rasakan. Yang kutahu, aku nyaman, jika sedang berada di sisimu."
❤Adelia Fredella Elfared❤
"Eem, mau beli apa lagi Del?" tanya Alvaro.
❤❤❤
"Udah deh, yuk!" jawab Adelia.
Alvaro mengangguk. Mereka berjalan menuju kasir untuk membayar beberapa makanan yang mereka pilih. Setelah membayar makanan mereka, Adelia dan Alvaro melanjutkan perjalan ke parkiran untuk segera pulang ke rumah Adelia.
Setibanya mereka di parkiran, Adelia memberi tahu temannya yang akan datang ke rumahnya dengan mengirim sebuah pesan.
Chat
Vica
Adelia: Ca, bilangin yang mau main ke rumah. Datang jam satu siang ya.
Vica: Ok!
Adelia mematikan ponselnya, lalu memakai helm-nya. Alvaro mulai menyalakan mesinnya kemudian menjalankan motornya.
11.30 WIB.
"Huft," Adelia menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu.
"Pada datang jam berapa?" tanya Alvaro sambil mendudukkan tubuhnya.
"Satu." jawab Adelia.
"Oh," Alvaro mengangguk.
"Aku masak kuenya dulu ya," ucap Adelia.
"Eh!" panggil Alvaro, "aku boleh bantu?"
"Boleh, yuk!" Adelia setuju, "sekalian ambilin telur yang ada di kulkas ya."
"Berapa?" tanyanya.
"Tiga deh." jawab Adelia.
Adelia berjalan menuju dapur lalu mengambil sebuah celemek berwarna abu-abu yang tergantung kemudian memakainya. Ia mengambil sebuah wadah berukuran sedang untuk tempat adonan kue, diambilnya pula sebuah pengaduk kecil untuk mengulenkan adonan kuenya.
"Nih telurnya, taruh di mana?" tanya Alvaro.
"Heemm, taruh di sini saja." jawab Adelia.
Adelia melanjutkan proses memasaknya, bahan demi bahan ia campurkan ke dalam wadah yang berukuran sedang tadi. Setelah beberapa menit, adonan kue itu hampir siap. Adelia mulai mencetak adonan kuenya untuk membuat bentuk pada kuenya. Setelah selesai mencetak, ia melanjutkannya dengan menggorengnya di dalam minyak dengan api sedang.
Kue yang ia masak akhirnya siap. Sementara Alvaro hanya ternganga bingung, niatnya untuk membantu hanya ditugaskan untuk mengambil tiga buah telur lalu meletakkannya di atas meja.
"Al, tolong bawain ke ruang tamu ya," ucap Adelia sementara Alvaro hanya tersenyum.
"Adel, main yuuuuk!" ucap seseorang yang suaranya tak asing lagi dari arah luar.
"Vica kayaknya." Adelia menatap Alvaro.
Adelia berjalan menuju pintu utama rumahnya.
"Iya. Sebentar," ucapnya sambil membuka pintu, "eh, udah datang, yuk masuk."
Mereka masuk lalu duduk di kursi ruang tamu yang berwarna putih polos.
"Bagi kuenya ya, haha!" kekeh Vica.
"Ambil." jawab Adelia.
"Masa enak," ucap Adelia sambil memakan kue buatan Adelia itu.
"Hem, pada mau main PS?" tanya Adelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
**NOT FACE**
Teen FictionUpdate setiap Senin. ''aku''..''Kekuatan..''Cinta''..''Keistimewaan". Aku terlahir dengan sebuah kekuatan yang istimewa, kekuatan yang hanya diketahui oleh diriku sendiri. Aku menyadari kekuatanku sejak usiaku menginjak lima tahun. Aku bisa mengetah...