12. Thibault OBERLIN

50 6 7
                                    

Salut!

Aku sih cuma mau bilang, makasih ya udah mau baca sejauh ini hehehehehe.

Selamat membaca!!

Thibault melirik Sienna yang duduk disampingnya, kemudian tersenyum dan kembali fokus ke jalanan. Wanita itu sedang melemparkan tatapannya ke jalanan, memperhatikan jalan raya yang selalu hidup.

"Du coup, kamu sebenarnya ingin mengajakku piknik kemana?" Tanya Sienna sambil melemparkan tatapannya kearah Thibault.

"Kamu pasti akan menyukainya. Tempat ini akan membuatmu menyesal pernah berpikir ingin mati." Jawab Thibault dengan penuh rasa percaya diri.

Sienna terdiam, kemudian kembali melemparkan pandangannya kejalanan dihadapannya. Ia tidak lagi peduli kemana Thibault membawanya pergi. Asalkan dengan pria itu, Sienna sudah merasa cukup. Setidaknya, pria itu tidak pernah mengkhianatinya.

Mereka hanya saling diam, tanpa satupun dari mereka mencoba memecahkan keheningan yang membatasi jarak diantara keduanya. Thibault sendiri sengaja membiarkan keheningan itu. Ia memberikan Sienna waktu untuk sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai mereka tiba di Gare de Lyon(salah satu stasiun kereta besar di Paris).

Setelah memarkirkan mobilnya, Thibault turun dari mobilnya dan memutar untuk membukakan pintu bagi Sienna. Lelaki itu bahkan membawa tas besar milik Sienna yang berisi berbagai macam makanan. Wanita itu mengangkat alisnya kemudian menatap Thibault penuh tanya yang dibalas dengan senyum lebar. Piknik macam apa yang diadakan didalam stasiun kereta?

"Biar aku saja." Kata Sienna berusaha mengambil alih tas besar miliknya.

"Non. Kamu sedang hamil." Kata Thibault yang malah membuat Sienna tertawa.

"Tidak apa apa. Lihat, perutku belum membesar. Aku bisa membawanya." Kata Sienna yang lagi lagi ditolak oleh Thibault.

"Ini pertama kalinya aku bersama dengan wanita yang sedang hamil. Kumohon, biarkan aku memperlakukanmu dengan baik." Rengek Thibault yang tentu saja membuat Sienna tidak berdaya.

"Baiklah." Kata Sienna. Thibault tersenyum manis kemudian melingkarkan telapak tangannya pada lengan milik Sienna. Lelaki itu sedang menuntun wanita disampingnya.

"Hey, kamu sedang memperlakukan aku sebagai wanita hamil atau wanita tua, sih?" Tanya Sienna yang diselingi oleh tawanya yang renyah.

Thibault hanya tersenyum lebar. Mendengar tawa itu sudah cukup membuatnya puas. Ia hanya ingin mengembalikan semangat Sienna untuk tetap hidup.

"Karena kamu sudah tertawa, aku akan memberitahu kemana aku akan membawamu." Kata Thibault sambil masih menuntun wanita disampingnya.

Sienna tertawa kecil kemudian melirik lelaki tampan disampingnya. "Dis-moi(katakan padaku)." Katanya.

"Aku ingin membawamu ke keluargaku." Jawabnya dengan senyum lebar.

"Apa?" Tanya Sienna sambil menghentikan langkahnya. "Aku kembali saja." Sambungnya berusaha untuk memutar tubuhnya.

"Tidak, tidak. Kamu akan pergi bersamaku menemui mereka. Keluargaku tidak banyak, kok. Hanya ada ayah, ibu, dan para pekerja." Kata Thibault sambil memegangi bahu milik Sienna, menahannya untuk tetap tinggal.

"Tetap saja! Apa yang harus kukatakan pada mereka?" Tanya Sienna khawatir, yang malah membuat Thibault tertawa.

"Katakan kita menikah dan kamu membawa cucu untuk mereka." Kata Thibault sambil menatap Sienna. Tatapan lelaki itu benar benar membius sampai Sienna tanpa sadar telah menahan napasnya. "Bercanda." Sambungnya yang kemudian tersenyum sambil menggandeng tangan Sienna, mengajaknya berjalan lebih cepat.

CARPE DIEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang