Salut!
Mohon maaf atas kekurangan tulisanku. Aku juga sebenernya meminimalisir typo. Kalo masih ada typo yaaa, harap dimaklumi ya.
P.S: aku sebenernya usaha banget update tiap hari. Tapi akhir akhir ini aku sibuk bangett huhuhu.
Selamat membaca!!
Sienna duduk didepan komputer diruang kerjanya yang berisi 3 orang lainnya. Wanita itu fokus dengan pekerjaan dihadapannya yang selalu menggunung.
"Ah lelahnya!" Seru Yuura sembari meregangkan otot ototnya.
"Apa sih? Baru juga mulai. Kau pikir aku tidak tahu sejak tadi kamu malah bermain?" Sahut jayden.
Yuura mengerucutkan bibirnya sebal, lalu kembali produktif.
"Pulang kerja nanti, kita jadi minum minum, kan?" Tanya Jayden.
"Ayo!! Aku sudah lama sekali tidak minum." Jawab Yuura dengan penuh semangat. Jayden kemudian melirik Mehdi yang hanya balas tersenyum.
"Jangan hanya senyum, katakan sesuatu." Kata Jayden.
"Iya, aku akan ikut."
"Nah!" Jayden kini melirik Sienna yang tak memberi respon. Wanita itu masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Kami menunggu responmu, Sienna." Kata Jayden sembari mengetuk ketuk meja kerjanya dengan jemarinynya.
Sienna menghentikan aktivitasnya, kemudian tersenyum lebar dengan canggung. "Aku tidak bisa." Jawab Sienna.
"Tidak, tidak. Kau harus ikut." Kata Yuura yang jelas sekali memaksa.
"Aku ada janji dengan seseorang." Jawab Sienna. Wanita itu ragu apakah ia bisa menyebut Thibault sebagai temannya?
"Wah! Sudah punya pacar akhirnya?" Ledek Jayden.
"Apa? Bukan pacarku, kok. Kami hanya memiliki hubungan profesional. Mungkin juga teman," jelas Sienna yang sedikit ragu dikalimat terakhirnya.
"Jadi, siapa pria itu?" Tanya Yuura menggoda sekaligus menyelidik.
Sienna menggaruk kepalanya, bingung dengan apa yang harus dikatakan olehnya. Tidak mungkin, kan dia memberitahu koleganya kalau Thibault adalah psikolog yang menangani kasusnya?
"Harus kukatakan berapa kali kalau hubungan kami sebatas hubungan profesional?" Sienna mengerucutkan bibirnya.
"Ah, jadi seorang pengusaha." Sahut Jayden ikut menggoda Sienna. "Mehdi, kau sudah jelas kalah saing." Sambungnya meledek, tahu kalau lelaki asal Maroko itu sangat tertarik pada Sienna. Mehdi tidak membalas perkataan teman kerjanya yang satu itu. Ia hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya lalu kembali bekerja.
"Hey, Sienna. Kau benar benar tidak akan ikut? Padahal kami sudah menyiapkan kejutan." Keluh Yuura. Wanita yang lebih tua 5 tahun dari Sienna itu menghembuskan napas berat sembari melirik Sienna, mengintip reaksinya.
"Kejutan apa?" Tanya Sienna penasaran.
"Ada seseorang yang pasti akan membuatmu senang setengah mati." Jawab Yuura membuat Sienna makin penasaran.
"Bagaimana, ya?" Sienna terdiam, berpikir sejenak kemudian menghela napas panjang. Wanita itu benar benar benci dirinya yang lemah terhadap rasa penasarannya. "Yasudah. Aku akan telepon temanku dulu." Sambungnya.
***
Thibault merasakan ponselnya bergetar dibalik saku celananya. Lelaki itu tersenyum pada pasien yang ada dihadapannya. Mereka baru saja menyelesaikan sesi konseling. Thibault bangkit berdiri dan membukakan pintu untuk pasiennya itu, kemudian mengeluarkan ponselnya yang sudah berhenti bergetar.

KAMU SEDANG MEMBACA
CARPE DIEM
Romance[COMPLETE] Kamu pernah merasa masalah terus menerus datang tanpa memberimu sedikit ruang untuk bernapas? Kamu pernah merasa hidupmu benci pada dirimu sendiri seolah apapun yang kamu lakukan adalah suatu kegagalan? Kamu pernah merasa sangat kecil sed...