Jacqueline RACHEL

47 5 11
                                    

About Carpe Diem

Bonjour,

Aku mau ucapkan terima kasih Kepada Tuhan Yesus yang memberikan aku kesempatan untuk menyelesaikan tulisanku ini. Aku juga berterima kasih kepada mama, tante, dan kakaku yang tercinta, Yosua, kepada teman temanku, Alfiani Sarah, Leonny Ling, Gisella Marthalia, Anastasia, Arvi Mauli Agustin, dll. Terima kasih atas dukungan dan saran yang kalian berikan untukku.

Sejujurnya, tulisan ini sangat berarti untuk aku. Proses pembuatannya sangat tidak mudah. Aku bahkan memiliki pertimbangan yang panjang untuk mengerjakan tulisan ini, karena tulisan ini terinspirasi dari hidup aku sendiri.

Seperti Sienna, aku memiliki Severe Major Depressive Disorder. Tapi kisah kita beda. Kalau Sienna menyerah dan membiarkan depresi mengambil alih hidupnya, aku memilih untuk bangkit dan menjadi pejuang seumur hidupku.

Aku membuat cerita ini dengan tujuan untuk mengenalkan penyakit mental kepada kalian, para pembaca yang sangat berarti untukku. Bahwa penyakit mental itu tidak terlihat. Orang yang punya tawa renyah, bisa jadi mengangis tanpa suara setiap malam. Bahwa memiliki penyakit mental bukan berarti kamu gila dan berpotensi menjadi pembunuh. Bahwa penyakit mental bukan hanya berasal dari dalam diri kamu, tapi juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan sekitarmu. Bahwa mereka yang memiliki penyakit mental butuh kehadiranmu untuk memberi mereka semangat. Mereka butuh semangat, kami butuh diingatkan bahwa keberadaan kami penting bagi seseorang.

Kepada kamu yang juga mengalami hal serupa, aku ingin memberitahumu bahwa kamu dicintai oleh seseorang. Bahwa kamu berarti bagi seseorang, seperti Sienna dicintai oleh Thibault. Bukalah matamu, dan lihatlah lebih dalam, ada orang orang yang mencintaimu.

Aku ingin memberi tahu bahwa kamu, yang sedang membaca tulisan ini, kalau kamu pernah merasa lelah dengan kehidupan yang memperlakukanmu dengan buruk, bangkitlah dan jadilah kuat. Kamu lebih kuat dari yang kamu kira. Jadilah sebuah maha karya yang membuat orang terpukau. Lukamu bukan luka tak berarti. Lukamu adalah tanda bahwa kamu adalah orang yang kuat.

Aku bersyukur dengan apa yang aku alami. Aku menjadikan lukaku sebuah karya yang akan terus terkenang. Akupun tidak akan berhenti sampai disini. Tulisan ini bukan akhir dari seni yang kuukir oleh luka, ini adalah awal dari hidupku yang baru sebagai pejuang yang bangkit dari kematian. Bahwa aku telah menjadi seseorang yang lebih kuat dari yang kemarin.

Aku senang dapat menyelesaikan tulisan ini, karena artinya aku bisa memulai tulisan baru, kisah baru, luka baru, dan akhir yang baru.

Sampai bertemu dalam tulisanku yang berikutnya!

Bisous,

Jacqueline RACHEL

CARPE DIEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang