Salut!
Maaf atas kekurangan tulisanku dan keterlambatan update. Masih banyak typo juga tolong di maklumi ya sayang sayangnya akuuu. Uyuyuyuyu <3
Selamat membaca!!
Thibault membunyikan bel sebuah rumah yang sangat megah di Parc de Sceaux. Rumah satu lantai itu terlihat begitu nyaman dengan taman yang sangat luas. Bangunannya kokoh dihiasi dengan pilar batu marmer.
Tak sampai menunggu lama, Sienna membukakan pintu gerbang utama karena ia tidak memberikan kode pintu gerbang rumahnya.
Melihat pintu gerbang yang terbuka dengan perlahan, Thibault kembali ke dalam mobilnya dan memarkirkannya dihalaman rumah Sienna yang ternyata jauh lebih luas dari apa yang dilihatnya dari luar tadi.
Thibault keluar dari mobilnya sambil membawa beberapa tas karton bergambar kakek tua berisi makanan. Dilihatnya Sienna sedang berdiri didepan pintu utama rumah yang megah itu dengan mengenakan kemeja kelonggaran dan celana pendek. Rambut wanita itu dikuncir satu dengan asal. Matanya sembab dan memerah. Thibault langsung tahu bahwa perempuan dihadapannya ini sudah menangis selama berhari hari.
"Ça va?" Thibault menanyakan kabar Sienna sembari mencium pipi perempuan itu sebagai ganti ucapan salam.
"Seperti yang kau lihat." Jawab Sienna sembari memberikan senyum lebar yang entah mengapa terlihat sangat palsu dimata Thibault.
Sienna mempersilakan Thibault masuk ke dalam rumahnya dan membimbingnya menuju ruang tamu. Mereka duduk berseberangan lalu lelaki itu meletakkan tas karton yang dibawanya diatas meja.
"Aku membawakanmu ayam." Kata Thibault.
Sienna mengangkat alisnya. Ayam? Bukannya tidak suka, hanya saja, Sienna tak pernah menyangka lelaki itu memilih menu ayam. Setidaknya, ia pikir Thibault akan membawakannya ikan asap atau mungkin masakan Italia. Dan lagi, ayam goreng cepat saji?
"Kau tidak suka?" Tanya Thibault ragu setelah melihat raut wajah perempuan dihadapannya.
"Tidak, tidak. Bukannya begitu. Hanya saja, aku pikir kau tak akan memilih menu ayam goreng dari restoran cepat saji." Jelas Sienna jujur.
"Ah," Thibault menyeringai manis. "Kupikir semua orang menyukai makanan cepat saji." Katanya. "Lagipula, restoran cepat saji ini terkenal dengan ayam gorengnya!" Sambungnya dengan berapi api. Sienna terkekeh mendengar penjelasan lelaki bermata indah dihadapannya itu.
Tangan perempuan itu menghampiri tas karton yang ada dihadapannya lalu mengeluarkan isinya.
Sienna tersenyum lebar sembari mengambil ayam goreng yang dibawakan oleh Thibault.
"Kau suka anggur putih?" Tanya Sienna sembari menatap ayam goreng dihadapannya.
"Jujur saja, aku tim anggur merah." Jawab Thibault. Lelaki itu kemudian mengambil ayam goreng dari tangan Sienna.
Wanita itu mengarahkan tatapannya pada Thibault lalu menyeringai memperlihatkan giginya yang indah. "Aku juga tim anggur merah!" Serunya dengan mata yang menyala.
Thibault tersenyum lebar mendengar perempuan dihadapannya berbagi cerita tentang dirinya lewat sisi yang lain. Ini jackpot! Untuk pertama kalinya Thibault mendengar gaya bicara Sienna seperti orang biasa bermental sehat.
"Tapi tentu saja, untuk menu ini, lebih cocok ditemani dengan anggur putih." Kata Sienna sedikit memamerkan pengetahuannya tentang minuman anggur.
Thibault melahap ayam goreng ditangannya sambil bersandar pada sofa yang empuk itu. "Kamu suka sekali anggur ya?" Tanya Thibault menyimpulkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
CARPE DIEM
Roman d'amour[COMPLETE] Kamu pernah merasa masalah terus menerus datang tanpa memberimu sedikit ruang untuk bernapas? Kamu pernah merasa hidupmu benci pada dirimu sendiri seolah apapun yang kamu lakukan adalah suatu kegagalan? Kamu pernah merasa sangat kecil sed...