Epilogue

49 5 6
                                    

Tik.. tok.. tik.. tok..

Thibault duduk berhadapan dengan seorang pria yang dibungkus oleh setelan berwarna gelap. Pria bermata biru itu terdiam selama beberapa saat, membiarkan suara jam dinding dalam ruangan tempatnya berada menjadi satu satunya suara yang terdengar. "Jadi," kata Thibault pada akhirnya dengan suaranya yang tegas namun hangat disaat yang sama. "Aku masih memimpikan Sienna dan saat aku terbangun, aku menemukan diriku menangis." Sambungnya.

Pria dihadapannya tidak menyahut. Lelaki itu sibuk menggoreskan tulisannya diatas kertas HVS yang kini mulai terisi penuh dengan tulisannya. "Aku merindukannya." Kata Thibault lagi. "Aku masih mencintainya." Sambungnya dengan suara yang bergetar.

"Tuan," kata pria dihadapannya sambil melemparkan tatapannya pada akhirnya. "Sienna telah menjadi bagian dari masa lalumu. Jangan biarkan dukamu atas kematiannya membuatmu harus hidup dalam bayang bayang masa lalumu." Sambungnya.

"Dulu aku ada ditempatmu." Kata Thibault yang membuat pria dihadapannya mengangkat alisnya. "Dulu Sienna ada ditempatku. Aku mengatakan banyak hal untuk mengembalikan semangat hidupnya, tapi setelah aku mencintainya, setelah aku kehilangan dirinya, kini aku mengerti apa yang terjadi padanya waktu itu." Sambungnya.

Pria yang mengenakan setelan berwarna gelap itu lagi lagi sibuk dengan tulisannya, sembari mendengarkan Thibault membocorkan kisah lain dalam hidupnya.

"Kini aku mengerti bagaimana perempuan itu hancur dan kehilangan semangat hidupnya. Kini aku mengerti bagaimana malam menjadi sahabat bagi tangisnya yang memilukan." Kata Thibault lagi yang diakhiri dengan helaan napasnya. Pria bermata biru itu melemparkan tatapannya keluar jendela besar yang ada didalam ruangan tempatnya berada, kemudian tersenyum pahit mengingat potongan potongan kenangannya bersama dengan Sienna.

CARPE DIEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang