Bagian - 3

71 25 4
                                    

"Bisa tidak aku jadi prioritasmu untuk hari ini saja?"

Tatapan sendu, luka, sakit saat ini merajalela pada diri Cia. Karena memandang seseorang yang ia sukai secara diam-diam sedang bercanda ria dengan orang lain.

Cia berusaha tidak peduli, tetapi pendengarannya tidak bisa diajak kompromi dengan baik. Percuma, Cia pun memasang headset ke telinganya.

"Aku gak berhak merasakan sakit untuk itu semua, toh kalau dia bahagia sama orang lain aku bisa apa?" Ucap Cia dalam hatinya.

Di lain tempat, Devan yang sedang berpatroli ke ruangan kelas mencari anak-anak yang terpilih untuk menjadi peserta lomba agar berkumpul ke lapangan dengan segera untuk lebih menghemat waktu dengan baik, ia kebagian untuk mengumpulkan peserta kelas 12 IPA 1-5.

Ruang IPA 5

"Ranaya, ngapain?" Gerusak-gerusuk Devan yang langsung menyeret kursi untuk bisa duduk sejajar dengan Naya untuk melihat apa yang sedang gadis itu kerjakan di laptopnya.

"Laporan kemarin belum selesai, nunggu Alan mah kelamaan. Udah-udah sana ganggu aja lo!" Jawab Naya dengan agak sedikit mendorong bahu Devan.

"Galak banget sih, sini coba gue liat," ucap Devan dengan mengambil laptop yang ada di meja Naya untuk diletakkan di pangkuannya.

Setelah Devan mengamati hasil pekerjaan Naya, dan memberikan sedikit saran tambahan tanpa mereka sadari ada tatapan sendu yang memperhatikan mereka berdua.

"Bagian ini salah, seharusnya ini itu dikasih bagan atau tabel sama ditulis perbandingannya juga," ujar Devan memberi pengarahan pada Naya.

"Hehe, thankisss Devannnnnn," ucap Naya dengan senyum lebarnya.

"Oh iya, mana Anjani?" Tanya Devan dengan menoleh ke kanan ke kiri untuk menemukan si Anjani.

"Itu, disebelah Cia," tunjuk Naya ke meja mereka.

"Woii, Anjani mana temen-temen yang mau ikut lomba?" Panggil Devan pada Anjani.

"Lomba yang mana dulu, semua peserta udah ke lapangan kecuali Cia aja, kan lomba nyanyi besok," jawab Jani yang hanya melirik sekilas Devan dan melanjutkan kegiatan di handphonenya.

Dengan jail Devan pun menggoda Cia.

"Ih cantik diem aja," goda Devan dengan menggoyangkan bahunya ke bahu Cia dan yang hanya dapat gelengan kepala dari gadis itu.

"Mau nyanyi apa besok?" Tanya Devan.

"You and I - One Direction," jawab Cia.

"Loh, lo dan gue nyanyi lagu One Direction gitu?" Goda Devan dengan sengaja, padahal dia tau lagu itu. Cuma saja menurut Devan, menggoda Cia merupakan hal yang menyenangkan, karena ekspresi yang ditunjukkan oleh Cia pada saat digoda Devan bukannya marah atau bagaimana melainkan ia langsung cemberut kesal menggemaskan.

"Bukan ih, kamu itu ga pernah dengerin lagu ya?" Ucap Cia dengan cemberut.

"Oh ya Dev?, besok nyanyinya jam berapa ya? Karena besok jam 10 aku ada seminar sama Tim Kreativitas," tanya Cia.

"Jam 8 mulainya, cukup mungkin waktunya nanti biar gue usulin kelas kita tampilnya awalan kalau gak di tengah-tengah, sukses yaa nyanyinya ntar gue dukung paling depan biar so sugar gitu," ucap Devan dengan menaik turunkan alisnya.

"Baperin terus baperin, anak orang kok di baperin giliran si doi baper gak mau tanggung jawab!" Tiba-tiba si  Jani ngomong seperti itu tanpa menatap Devan dan Cia melainkan masih melihat handphonenya.

Devan pun langsung menatap Cia memberi isyarat dengan melirik Jani seakan berkata 'kenapa anak itu?' Yang hanya dapat jawaban Cia dengan angkatan bahunya saja.

"Gue duluan ya mau ke lapangan lagi," pamit Devan pada Cia.

Setelah kepergian Devan hening pun terjadi di meja Cia dan Jani.

"Gue mau ngomong."
"Aku mau ngomong." ucap mereka berdua.

"Lo duluan aja," jawab Jani.

"Kok kamu tadi ngomong baper-baper sih, kalau Devan tau gimana?"

"Ya biarin emang gue sengaja, biar peka si Devan kerjaanya kok baperin orang terus."

"Ihh, kamu mau ngomong apa tadi?" Tanya Cia.

"Gak jadi, lo udah hafal lirik lagunya?" Tanya Jani.

"Sudah, coba dengerin aku ya koreksi ada yang salah apa nggak nyanyinya," ucap Cia dengan mengahadapkan wajahnya ke Jani.

"You and i
we don't wanna be like them
We can make it till the end
Nothing can come between
You and i .....

"Suara lo emang bagus Ci," ucap Jani dengan mengangkat kedua jempolnya.

"Hehe, makasih yaaaa," ucap Cia dengan memeluk Jani sayang.

"Aku barusan dapet WA dari grup Tim Kreativitas disuruh kumpul karena seminar udah mau berangkat, aku duluan ya Jan," pamit Cia,

"Oke, cari cowok di sana belajar move on." Goda Jani.

"Cowok mulu kamu."

Entah, apakah hari ini, besok, ataupun lusa perasaan itu bisa berubah hanya sang penikmat rasa dan Tuhan lah yang tau semua itu.

Jangan lupa Voment💙
Tokoh utama masih ada satu lagi, jadi tunggu yaa kalau nggak muncul di bagian 4 ya 5 😊
Terimakasih sudah membaca, hehe jangan lupa ajak siapapun baca ini, dan mohon koreksianya kalau ada yang salah:)

DAYRAVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang