Sorry for late late update :(
Sorry for typo dan segalanya kalau ada yang salah pas ngetik.
Jangan lupa Voment 💙"Melupakan dirimu itu bukanlah suatu hal yang mudah, karena bayangmu selalu ada di depanku."
"Aku harus lupain dia".
"Aku harus lupain dia".
"Aku harus lupain dia".
Setelah turun dari panggung, Cia bergegas pergi entah kemana tujuannya dengan merapalkan kata-kata itu.
"Aarrghh" teriak Cia dengan menutup kedua matanya.
Bukk
"Aduhh" ringisan keluar dari mulut Cia.
"Lo ngapain lari-lari?", tukas Devan dengan mengangkat kedua tangan Cia yang jatuh menyamping.
"Ya kamu itu! Nabrak-nabrak" sungut Cia.
"Lah, orang gue jalan santai, lo nya aja asik menggerutu di jalan" omel balik Devan.
"Iya-iya"
"Btw, suara lo keren tadi" ucap Devan.
"Hm"
"Buat siapa lagunya, dalem banget?" Tanya Devan kepo.
"Ng.. yaa ya buat anak-anak lah" gugup Cia.
"Kok nyanyinya liat ke gue" ucap Devan sok PD.
"Apaan sih, udah ah aku mau pergi minggir!" Kilah Cia dengan menggeser badan Devan.
SEMINAR HARI KE - 3
Avan dan teman-temannya berlari ke arah Gedung Surya karena jam menunjukkan lebih dari yang seharusnya, dan yang artinya mereka semua telat.
"He, goblok ngapain kita lari-lari kalau ada lift disana," ucap Alex yang sedang menundukkan badannya karena kelelahan.
"Haah haah iya ya" lanjut Lingga dengan ngos-ngosan.
"Yaudah cepetan ini jamnya udah telat bisa berabe kita, hari terakhir gantiin anak Osis malah telat," omel Avan.
"Yee, orang lo tadi yang muter-muter diajak langsung berangkat malah masih keliling lapangan" omel balik Alex.
Sesampainya di depan ruang seminar, suasana di dalam sangat tertib karena saat ini mentor sedang memberikan materi tentang pendidikan itu seperti apa?
"Kok mereka kursinya membentuk bundar ya?" Tanya Lingga pada Avan dan Alex.
"Membentuk kelompok kali," sahut Alex.
"Masuk aja yuk" ucap Avan.
"Maaf pak, kami dari SMA Santa Louis" ucap Avan dengan sopan mendekati petugas registrasi.
"Oh iya dek, langsung aja gabung di kelompoknya ya" tutur petugas ramah.
"Tapi pak, kita belum ada kelompok" ujar Alex.
"Sebentar tunggu yah," petugas itu pun mendekati MC untuk menanyakan kelompok untuk ketiga anak itu.
"Gini dek, kalian langsung gabung aja sama mereka, kamu kelompok 1, kamu 2, kamu 3." tutur petugas sambil menunjukkan letak kelompok mereka masing-masing.
"Baik pak, terimakasih" ucap mereka serentak.
Setelah mereka bertiga bergabung dengan kelompoknya, Avan yang kebetulan satu kelompok dengan Cia, ia pun merasa pernah ketemu dengan gadis itu ya karena memang gadis itu yang nolongin ibunya kemarin ketika hampir tertabrak.
Avan mengalihkan matanya pada kursi sampingnya yang sedang diduduki oleh Cia, "lo yang kemarin kan?"
"Ah iya, loh kamu kok bisa disini?" Tanya balik Cia.
"Iya, gue disuruh gantiin anak Osis karena berhalangan hadir."
"Oh gitu, ini kita lagi membahas tentang pendidikan yang ada di Jakarta nih kamu baca kertasnya," ujar Cia memberikan selembar kertas pada Avan.
Seminar hari ini berbeda dengan hari sebelumnya, dua hari kemarin full dengan pemberian materi, hari terakhir ini semua peserta seminar akan disuruh untuk mengaplikasikan materi yang sudah diberikan kemarin.
Sekarang waktunya istirahat, para peserta bergegas pergi ke musholla untuk melakukan sholat, ada yang mengambil makanan dan sebagainya.
"Dek, siapa yang gak sholat? tolong direkap ya hasilnya ini, aku mau sholat dulu," ucap salah satu Mahasiswa yang ada di kelompok tersebut.
"Aku kak, biar nanti aku yang ngerekap" sahut Avan.
Cia yang sedang berhalangan pun bingung sendiri, cowok kok gak sholat? Ia pun memberanikan diri menanyakan itu kepada Avan.
"Kamu gak sholat?" Tanya Cia pada Avan.
"Gue non muslim" jawab Avan mengalihkan pandangannya ke Cia.
"Oh, maaf" ucap Cia kikuk.
"It's oke, btw kaki lo udah ga apa-apa?" Tanya Avan.
"Ah, udah lumayan kok."
"Pulang bareng gue aja, ntar gue anterin mau gak?" Tawar Avan.
"Gausah, aku dijemput temen."
"Oh yaudah."
Acara seminar hari ini pun sudah selesai, sekarang waktunya peserta pulang ke rumah masing-masing. Cia yang sedang menunggu jemputan duduk di halte depan Gedung Surya dengan bersenandung pelan sambil bolak-balik melirik layar handphonenya.
To Devan : katanya udah jalan dev, kok gak nyampai-nyampai?Devan : 5 menit lagi.
Tinnn tinnnn
Cia yang sedang besandar pada kursi pun menegakkan badannya karena Devan sudah sampai, ya Devan yang menawarkan untuk menjemput Cia.
"Jangan lari, jatoh nanti!" Teriak Devan.
Setelah duduk di jok mobil Cia pun meringis, "hehe, gak akan Dev."
"Makan dulu ya?" Tanya Devan.
"Gak usah deh"
"Gapapa, ini traktiran dari gue karena kemarin lo nyanyinya keren, belum sempet gue traktir karena lo kemarin seminar pulang gak bareng gue" Tawar Devan, "gimana?"
"Yaudah makan di depan gang rumah aku aja, ada sate enak, oke?"
"Siap bosku!" Jawab Devan dengan melajukan mobilnya santai.
Sial! Jantung ini kenapa gak bisa di ajak kompromi, runtuk Cia dalam hati.
Tbc. 😊

KAMU SEDANG MEMBACA
DAYRAVAN
Teen FictionLDR yang rumit bukan LDR yang beda negara atau kota, melainkan beda tempat ibadah. . . . "Maaf aku lebih memilih Tuhanku" Ya, kalimat itu yang membuat sang empu rasa harus rela dengan keadaan. . . Update = sejalannya otak😂 Copyright by Deefxy - 2017