So much height difference!

6.8K 1.1K 130
                                    

Dini hari, pria dengan surai blonde melangkah keluar dari kamarnya menuju dapur. Katanya haus.

"Jimin hyung?"

Merasa terpanggil, Park Jimin menoleh ke asal suara. "Apa yang kau lakukan disini? Kenapa belum tidur?"

"Masih nonton film. Memangnya kenapa? Tidak boleh ya?"

Yang lebih tua melirik jam dinding yang tergantung diatas televisi, "Kook, ini jam 2 pagi. Seharusnya kau tidur"

Keras kepala. Si bungsu ini keras kepala, "Tapi aku penasaran dengan film ini"

Jimin, kalau sudah berurusan untuk membujuk adik bungsunya ini angkat tangan.

"Terserah kau saja, kalau nanti dimarahi Jin hyung jangan salahkan aku"

Melanjutkan langkah kakinya ke dapur, Jimin berlalu begitu saja tanpa berusaha membujuk adiknya yang masih duduk tenang diatas sofa.

--

"Kau nonton apa coba?"

Ujung-ujungnya pria blonde itu mendudukkan dirinya disebelah Jungkook dan ikut menonton.

"Kau nonton----film badut?"

Tampar saja Jimin.

Dia kira adik kecilnya ini menonton film horror atau pembunuhan, tapi-----film badut?
Kalau ada Yoongi, pasti pemuda gula itu akan bilang,

'Tidak swag'

"Badutnya lucu sih"

Hell! Alasan macam apa itu? Pemuda berumur 21 tahun menonton film badut karena badutnya lucu?!

"Kook, lebih baik kau kembali ke taman kanak-kanak saja, ya?"

"Yah! Hyung kira aku ini anak berumur 4 tahun?!"

Sebagai yang lebih tua, Jimin mengalah. Membiarkan adik bungsunya menonton film badut yang katanya lucu, sementara dirinya duduk disebelah sang adik dengan wajah tertekuk.

Sepertinya sang adik menyadari wajah tertekuk kakaknya ini, "Hyung, tidak suka filmnya ya?"

"Hm"

"Mau nonton yang lain?"

"Hm"

"Jiminnie hyung....marah?"

Jimin mana bisa marah kalau Jungkook sudah menatapnya lucu dan ujung kausnya ditarik-tarik pelan.

"Tidak, aku tidak marah kok"

"Yang benar?"

"Iya, Bayi manja. Tonton filmmu itu, nanti kalau kelewatan tidak bisa diputar ulang"

Si bungsu kembali memusatkan perhatiannya pada televisi dihadapannya. Beberapa menit menonton, kepalanya bergerak untuk bersandar di bahu Jimin.

"Jimin hyung....sangat pendek ya?"

Untuk kesekian kalinya, untung saja si adik kecil ini kesayangan para kakaknya.

"Barusan bilang apa, Kook?"

"Jimin hyung pendek"

"Atas dasar apa mengataiku pendek, hm?"

"Habisnya, bersandar ke Jimin hyung tidak nyaman karena aku lebih tinggi. Kalau Yoongi hyung sih beda"

"Yah! Kau mau---"

"Park Jimin! Jeon Jungkook! Kenapa belum tidur?!"

Wah, ketahuan Mama.

"Jin hyung~"

Dengan cepat si kecil bangkit dari sofa dan bersembunyi di belakang bahu lebar kakak tertua, "Hyung, Jimin hyung mau memukulku"

"Park Jimin! Kau ini lebih tua, kenapa sikapnya masih seperti anak-anak, sih?"

Sekali lagi, Jimin itu penyabar.

"Hyung, dia mengataiku---"

"Tidak ada alasan. Matikan televisi itu dan segera tidur"

Sebelum Jungkook pergi bersama Seokjin, Jimin sempat mendengar gumaman dari adik bungsunya yang membuat kesalnya hilang seketika,








'Selamat tidur, Hyung. Jungkookie sayang Jiminnie Hyung'

------


YAUDA SIH GITU DOANG :')

HABIS INI CERITANYA UDAH BEDA

[Discontinued] 7⅔ YoungestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang