Kalau kata Kim Taehyung---
Bibir Jeon Jungkook itu manis.Jungkook menghela napas. Pemuda cantik berusia 18 tahun itu tertunduk lesu saat menyandarkan tubuhnya pada ujung tempat tidurnya. Sejenak, dia memalingkan wajahnya keluar jendela, dan melihat begitu banyak remaja seusianya yang terlihat sangat gembira saat bermain bersama teman-temannya.
"Tentu saja," gumamnya pelan.
"Tentu saja apa, Jungkookie?"
Suara bernada kelewat santai yang mendadak muncul di tengah lamunan Jungkook sukses membuat pemuda cantik itu tersentak kaget. Dia langsung menoleh ke arah sumber suara, dan melihat seorang pemuda tampan yang tengah tersenyum kotak ke arahnya.
"Jadi, apa yang sedang kau pikirkan, babe?"
"Bukan apa-apa. Lagipula....hyung kenapa datang lagi sih? Kan aku sudah larang!"
Pemuda tampan itu, hanya terkekeh saat mendekati tempat tidur Jungkook dan duduk di kursi yang ada disebelahnya.
"Eii, sayangnya Taehyung tidak boleh marah, loh. Lagipula kau sebenarnya senangkan aku datang?"
Jungkook sangat tau bahwa saat ini wajahnya memerah, "Bodoh! Siapa juga yang senang? Dan berhenti memanggilku seperti itu"
Taehyung mengulas senyum miring, dan hal itu membuat jantung Jungkook berdetak lebih cepat daripada biasanya.
"Kau yakin?" dengan gerakan cepat Taehyung berdiri dan mendekatkan wajahnya ke wajah Jungkook. "Kurasa wajahmu mengatakan hal yang sebaliknya, Sayang"
Jungkook langsung mendorong Taehyung sampai-sampai Taehyung terhempas ke kursinya.
"Aw!"
Jeon Jungkook mempunyai masalah pada jantung yang di deritanya sejak lahir. Beberapa waktu lalu, kondisi jantungnya semakin parag dan hal itu memaksanya untuk dirawat di rumah sakit. Sejak saat itu, ia tidak pernah keluar dari rumah sakit. Dan akhirnya dia bertemu dengan laki-laki itu.
Kim Taehyung. Pertama kali Jungkook bertemu dengannya, saat Taehyung dengan seenaknya masuk ke kamar Jungkook, dan salah mengira kalau itu ruangan tempat neneknya dirawat. Tapi, bukannya merasa malu atau bersalah, Taehyung malah berkata "ah, salah kamar ya? Aku minta maaf ya" dengan santai dan pergi dari kamar itu. Sejak saat itu, Taehyung selalu mengunjungi Jungkook setiap hari dan menceritakan hal-hal yang ada di dunia luar.
Mendadak, sepasang lengan milik Taehyung merengkuh Jungkook ke dalam pelukannya.
"H-hyung!" seru Jungkook sambil berusaha lepas dari pelukan Taehyung.
"Hei, minggu depan akan ada festival kembang api. Keberatan kalau aku datang ke sini dan menemanimu menonton kembang api, Princess?"
Hanya sebuah pertanyaan sederhana, tapi berhasil membuat Jungkook berhenti memberontak. Jungkook dapat merasakan wajahnya kembali memerah dan jantungnya yang berdebar-debar.
"Terserah," gumam Jungkook.
"Benarkah? Ah, senang sekali mendengar jawabanmu, Jungkookie sayang" Taehyung mengeratkan pelukannya, membuat wajah Jungkook semakin memerah dan pada akhirnya memutuskan untuk menyembunyikan wajahnya di dada bidang Taehyung.
"Ngomong-ngomong....."
"Hm?" Oh Jungkook mulai merasakan firasat buruk.
"Wajahmu merona ya, Jungkookie? Ah, imutnya"
"Pergi dari kamarku, Kim Taehyung!"
Untuk kesekian kalinya, wajah Jungkook memerah.
Lebih merah dari biasanya.
---
HAIII
MAU ADA PART 2 NYA TIDA?
KAMU SEDANG MEMBACA
[Discontinued] 7⅔ Youngest
FanfictionIni kisah cinta manis si bungsu dan bagaimana ke-6 kakak asuhnya menyayanginya. ©blixxan 5.9.2017 - ??? (3.11.2017) #92 in fanfiction