6. Fifth

643 76 0
                                    


Matahari sudah mulai menunjukkan sinarnya perlahan. Kebisingan suara kendaraan yang sedikit berisik, mengusik indra pendengaran gadis bersurai hitam kecokelatan itu. Ia lalu segera beranjak dari tidurnya lalu membersihkan diri dan berjalan kedapur. Membiarkan gadis berambut merah sebahu itu masih tertidur dengan lelapnya. Entah apa yang ia mimpikan yang jelas mimik wajahnya berubah-ubah sejak tadi.

Jihoon, gadis itu sudah lengkap dengan apron hitam yang melekat pada tubuhnya, rambutnya ia gulung keatas agar tidak menganggu proses memasaknya atau mungkin bisa saja rambutnya jatuh ke maskannya. Sesekali ia memencet ponselnya jika terdapat notifikasi muncul.

Jari jemarinya dengan lihai memotong bahan-bahan dapur itu, sesekali ia mengusap keningnya yang berkeringat. Jangan lupakan juga air mata yang sedikit keluar dari ujung matanya karena irisan bawang merah.

Kepalanya menoleh ke ujung dapur, didapatinya Daehwi yang tengah tersenyum renyah dengan kedua tangan yang menenteng dua buah kresek berukuran sedang.

"Selamat pagi" ujarnya dengan senyum mataharinya

"Pagi, udah lama ya?" balas Jihoon dengan tangan yang masih berkutat dengan potongan ayamnya.

Daehwi menggeleng, lalu meletakkan belanjaan dimeja dapur. Kemudian melepas tas selempangnya. Menggulung kemejanya sampai siku, lalu mengeluarkan buah-buahan yang ada didalam kresek tadi.

"Aku gak bisa masak, jadi aku bantu bersihin ini ya?"

"Ya terserah, aku juga gak mau dapur Nenek kebakar"

Keduanya tertawa, lalu melanjutkan pekerjaannya.

"Hyungseob mana?"

"Hmmm, tidur tahu sendiri dia kebo"

"Masa sih?"

Jihoon hanya mengangguk, lalu mengangkat ayam yang sudah berwarna coklat kekuningan itu.

"Ada masalah ya dia?" Tanya Daehwi kala memotong buah apel tersebut, sesekali ia memakannya.

"Tau ada masalah? Gak sih, cuma mantannya nikah. Eh apa pantes dipanggil mantan? Jadian aja nggak"

"Semalem sih dia chat, bilang bosen. Kalau dia bilang bosen berarti ada masalah. Dan Haknyeon?"

"Iya, kasihan dia suka sama orang yang gak ada pekanya. Ngenes"

Daehwi menganggukkan kepalanya.

"Hooh, mana dua duanya teman dekat lagi"

Jihoon hanya menaikkan sebelah alisnya, lalu ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Bagunin aja sana"

Daehwi mengacungkan jempolnya. Lalu bergegas menuju kamar Jihoon.

.
.
.

Sampainya disana ia terperanjat kaget karena posisi tidur Hyungseob.
Kedua tangannya berada diatas, mulutnya sedikit terbuka, kakinya yang satu berada diatas guling dan yang satunya berada dibawah selimut spreinya juga sudah tak berbentuk. Dengan ujungnya yang lepas dari sisi ranjang.

"Asataga, aku lihat paus"

Daehwi segera duduk ditepi ranjang Jihoon, ia mencolek colek pipi Hyungseob. Namun, yang dicolek tak kunjung bangun. Lalu ia mengambil air putih dimeja nakas samping ranjang. Tangannya dengan lihai mencelupkannya kedalam gelas, lalu dengan sengaja ia mencipratkan ke muja Hyungseob. Namun tak kunjung bangun juga.

"Yee gak berhasil, sorry bor. Bukannya gue jahat tapi ini cara yang terakhir"

Dan

.

That Is RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang