Jihoon baru saja pulang kerja dan ia sekarang duduk diruang tamu sambil balas chat dari Guanlin. Dihadapannya ada sekumpulan Ibu-Ibu temannya Ibunya Jihoon, sedang melakukan diskusi entah apa itu Jihoon juga tidak tahu. Sampai perhatiannya tertuju pada salah satu teman Ibunya yang berbaju merah maroon tersebut."Dia siapa?" tunjuknya pada Jihoon, sedangkan Jihoon hanya diam dan tersenyum. Maklum saja jika teman Ibunya tidak tahu dirinya, karena memang Jihoon tidak pernah tinggal dengan Ibunya. Pernah dulu tinggal bersama saat kelas satu sampai kelas dua SMA. Kemudian Jihoon memutuskan untuk menjadi anak kostan, lalu saat ini ia kembali kerumah Ibunya hanya untuk bekerja karena tempat kerjanya dekat dengan rumah Ibunya. Memang awalnya Ibunya baik-baik saja, tapi makin kesini sifat Ibunya sungguh tidak bisa dipikir dengan nalar.
"Anaknya saudara, tinggal disini karena tempat kerjanya dekat sini" jelas Ibunya. Jihoon? Sudah dipastikan bahwa ia kaget bahkan bola matanya hampir keluar, ia kemudian menatap Ibunya namun Ibunya malah membuang muka.
Jihoon menatap nanar kisahnya. Bahkan didepannya Ibunya mengatakan bahwa ia bukan anaknya. Oke, sepertinya kesabaran Jihoon sudah diambang kata habis.
"Bahkan masih ada manusia seperti dia" gumannya
Ia pun bergegas mengambil tasnya lalu pergi dari rumah itu.
Beruntung besok adalah hari libur nasional, jadi ia besok tidak perlu repot repot kesana. Sebelum ia bergegas pergi, ia memasukkan baju bajunya entah muat atau tidak yang jelas baju kesayangannya harus dibawa. Namun, karena bajunya terlalu banyak ia hanya membawa beberapa. Bahkan ia pergi pun Ibunya tetap tak ingin memberikan penjelasan.
"Kita lihat saja Ibu, sungguh aku tidak apa-apa" gumannya.
Dan disinilah ia, di pinggiran Sungai Han dengan sekotak susu coklat ditangannya. Sesekali ia mengusak wajahnya kasar. Hingga tepukan tangan dibahunya membuatnya kaget, disana Hyungseob tengah tersenyum manis dengan Samuel disampingnya.
"Ngapain lu disini, sendiri kaya jomblo lagi"
Seharusnya Jihoon yang tanya, ngapain Hyungseob sama Samuel berdua lagi. Merasa tak dijawab akhirnya Samuel buka mulut.
"Gue bantuin kak Hyungseob doang kok Kak, jangan mikir macam macam. Kan Hyungseob itu saudara gue" jelas Samuel, sementara Jihoon hanya mangut mangut dengan jawaban Samuel.
"Hoon? Gak niat jawab pertanyaan gue gitu?" tanya Hyungseob hati-hati, Jihoon menoleh lalu tersenyum.
"Oh itu, gue baru pulang dan lagi nyari udara segar aja"
Kini giliran Hyungseob yang mangut mangut, lalu tangannya disenggol sama Samuel. Pertanda bahwa Samuel ingin mengajaknya pergi dari sini, iya Samuel ada janji sama Guanlin mau main ps bareng ada dvd baru dirumah Guanlin, mana sekarang udah jam tujuh malam.
"Emmm, yaudah deh gue pergi dulu ya Hoon. Baik baik disini"
Hyungseob berdadah ria, Samuel? Ia hanya memberikan senyuman terbaiknya untuk Jihoon. Sebenarnya bukan hanya karena ingin main ps bareng Guanlin, ada alasan tersendiri kenapa Samuel ingin cepat pergi dari situ. Dan alasannya ia takut dengan Jihoon, padahal Jihoon gak gigit? Gak lah Jihoon sukanya gigit Guanlin aja. Kenapa si Samuel bisa takut sama Jihoon? Jawabannya saat masih MOS dulu ia ditatar habis habisan oleh Jihoon, dan saat ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolahnya ia harus kembali dihadapkan oleh Jihoon. Ya ternyata Jihoon adalah ketua dari ekstrakurikuler itu. Dan alasan terakhir karena waktu ia main dirumah Guanlin, ia mendapati jari-jari Guanlin yang terbalut plester. Dengan penjelasan singkat Guanlin kenapa jarinya bisa terluka, itu membuatnya semakin takut dengan Jihoon. Tapi ia juga bingung dengan Guanlin, padahal ia digigit tapi si Guanlinnya malah bercerita dengan senyuman gusinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Is Real
RandomMemiliki kisah yang berbeda, kehidupan yang berbeda dan warna kisah mereka akan kita mulai dari sini. "Seperti sendiri rasanya" - Jihoon "Ditinggal nikah beneran nih?" - Hyeongseob "Samuel! Gue juga suka elu" -Daehwi "Mampusin Kak Baejin dosa gak s...