Three Years Later...Suasana pagi itu sangat ramai beberapa orang berlalu lalang. Ada yang membawa bucket bunga besar, ada yang membawa pot dan vas bunga, ada yang membawa makanan dan minuman dan ada juga yang membawa beberapa karpet. Bahkan separuh orang tersebut kini tengah melakukan gladi resik dan mengecek keseluruhannya. Apakah tempatnya sudah pantas atau belum.
"Hwi, high-heels nya gak ada yang agak pendek ya?" Jihoon dari tadi mondar mandir kesana kemari. Bahkan sesekali ia mengetukkan high-heels di tangannya ke meja. Menurutnya sepatu dengan hak tinggi itu memalukan jika ia yang memakai, dan menurutnya juga orang yang memakai sepatu hak tinggi itu adalah jejeran orang kurang tinggi. Jihoon sendiri sadar diri kalau dia kurang tinggi makanya dia gak mau pakai sepatu seperti itu selain bisa jatuh dan pegal atau lecet sepatu itu sangat tidak nyaman dan tidak cocok baginya.
"Berhenti merusaknya Jihoon, beribu kali lo pukulin high-heel itu ke meja. Nggak mengubah panjang ada pendek heels nya" Daehwi memutar bola matanya malas.
"Gue pake kets kaya biasanya aja lah, yang penting warnanya senada. Lagian juga ya Hwi, kalau gue pake ini ntar kalau gue jatuh gimana? Kan gue malu" Jihoon meletakkan high-heels itu dan mengambil sepasang sepatu kets warna ungu muda bercampur putih.
"Serah lo lah, kalau Hyungseob ngambek gue gak tanggung" Daehwi merapatkan tali gaunnya, ia mengikat dengan ikatan pita di kanan.
"Ihhh Daehwi" Jihoon merengek? Bagi Daehwi itu jijik.
"Ahh apaan deh, udah sana make up lo tuh kurang tebel. Sini gue tebelin" Daehwi melangkah menuju Jihoon dengan cepat Jihoon menyetop Daehwi dengan gerakan silang. Untung saja di ruangan ini gak ada orang selain mereka Hyungseob kan masih ganti baju dan make up an di ruang yang berbeda. Iya Hyungseob akhirnya menikah dan Jihoon serta Daehwi yang akan ikut berjalan dibelakangnya sembari membawa cincin dan bunga.
"Jangan tebel-tebel, gue tampol lo ya" Jihoon menaikkan rok dressnya yang sama seperti milik Daehwi. Jihoon berusaha untuk berlari namun baru saja ia ingin membuka pintu, pintu sudah dibuka dulu oleh makhluk tinggi dengan rambut koma nya. Membuat Jihoon sedikit kaget dan langsung diam di tempat. Pasalnya Guanlin gak bilang kalau dia sudah pulang.
"Guan tangkep Jihoon!" seru Daehwi, iya yang tadi Guanlin. Di belakangnya ada Samuel yang tengah mengancingkan kancing jasnya. Dan tengah tersenyum manis kearah Daehwi.
"Eh kenapa kak?" tanya Guanlin bingung dan langsung memeluk Jihoon dari belakang.
"Eh lepasin!"
"Gak jangan di lepas! liat tuh make up nya tipis banget kaya baru bangun tidur. Mana dia gak mau pake high-heels, kan malu-maluin" Daehwi
"Eh ntar gue kaya tante!" sungut Jihoon
"Udah pokok lo pengangin, gue mau bedak in dia" Daehwi berjalan menuju Jihoon yang tengah di bekap oleh Guanlin. Sedang Samuel hanya tertawa, melihat adegan ini. Mereka sudah 23 tahun, tapi tetap saja seperti 19 tahun. Ini sudah tiga tahun, tapi mereka masih seperti tiga tahun yang lalu.
"Udah-udah berantem terus kalian. Udah lah kak Daew kalau Kak Jihoon gak mau yaudah" Samuel menarik Daehwi, lalu mendudukkan gadis itu pada kursi yang sempat Daehwi duduki tadi.
"Ih lepasin Guan" rengek Jihoon, padahal Daehwi sudah tak anarkis untuk me make up in Jihoon tapi Guanlin tetap memeluk Jihoon dari belakang.
"Guanlin kangen Kakak tau nggak, untung tiga tahun gak ketemu kakak ada hasilnya. Aku lulus nih kak" Guanlin tersenyum lalu membenamkan wajahnya pada ceruk leher Jihoon yang bahunya sedikit terbuka. Ia menghirup aroma khas pada tubuh Jihoon. Membuat sang empu sedikit kegelian.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Is Real
RandomMemiliki kisah yang berbeda, kehidupan yang berbeda dan warna kisah mereka akan kita mulai dari sini. "Seperti sendiri rasanya" - Jihoon "Ditinggal nikah beneran nih?" - Hyeongseob "Samuel! Gue juga suka elu" -Daehwi "Mampusin Kak Baejin dosa gak s...