18. Seventeenth

525 78 14
                                    

Setelah mandi, mereka Daehwi dan Samuel memutuskan untuk pergi kedapur. Disana sudah ada Jihoon yang tengah memasak dibantu juga Hyungseob disampingnya yang tengah menumbuk bumbu. Sedang Woojin dan Guanlin tengah duduk manis dimeja makan sambil memakan kuaci.

"Hoon, gue bantuin" Daehwi mendekat kearah Jihoon, sementara itu Jihoon malah menampilkan wajah tak bersahabatnya.

"Loh wajah lo kenapa?" Daehwi mendekati Jihoon yang tengah menggoreng ayam.

"Suruh si Hyungseob pergi gih, disuruh numbuk bumbu lamanya kaya nunggu doi peka" sungut Jihoon, Hyungseob yang mendengarnya bukannya marah malah ia terkikik geli.

"Bumbunya bisa alus Hoon, tapi doi dari sekarang gak peka-peka. Gimana dong" Hyungseob lalu menarik salah satu kursi duduk dibawah, lalu mendudukinya. Sedang Daehwi yang ingin mengambil alih spatula Jihoon malah terkena cipratan minyak panas dari wajan, membuat perempuan itu langsung duduk disamping Hyungseob. Tak lupa ia menarik kursi yang sama diduduki oleh Hyungseob.

"Sakit" rengeknya, membuat Jihoon sedikit tersulut emosi namun masih ia tahan.

"Seob, sakit ih" Daehwi, Hyungseob yang mendengarnya hanya menoyor pelan kepala Daehwi.

"Sakitan hati gue kali" Hyungseob

Kemudian keduanya tertawa tanpa membantu Jihoon sama sekali, sebenarnya tidak apa-apa. Namun, Hyungseob dan Daehwi terkadang malah menendang-nendang kaki meja, kalau tidak ya apa yang didekatnya. Intinya mereka sibuk bercanda sendiri.

Merasa sudah lelah ketawa, akhirnya Hyungseob pun berdiri dan mengambil alih sup yang dimasak Jihoon karena sudah matang, sedang Daehwi pun ikut berdiri namun ia tak sengaja menyenggol lengan Hyungseob dan berakhirlah sup dipanci itu tumpah. Iya, posisinya tadi Hyungseob mengangkat sup yang sudah matang tersebut dan akan menaruhnya pada mangkuk besar. Namun yang terjadi malah tumpah begitu saja.

"PERGI KALIAN, GANGGU AJA!" teriak Jihoon murka, Guanlin, Samuel dan Woojin yang mendengarnya langsung berlari kearah dapur.

Sampai sana, ia melihat Jihoon yang tengah menatap nyalang kedua sahabatnya. Daehwi dan Hyungseob yang tengah menunduk takut. Pandangan Guanlin lalu terfokus pada panci yang berisi sup yang sudah bergelimang diatas meja.

"Lo tuh bikin bahaya tau gak?! Sup nya masih panas, gimana kalau tangan lo kena hah?! Jangan mainan sama dapur, emang sepele tapi akibatnya gede!" sembur Jihoon ke Daehwi dan Hyungseob, sebenarnya niat Jihoon apik kok. Dia gak ingin sahabatnya terluka.

"Lo juga kalau galau gak usah bantuin gue! Bikin ribet aja!" ia menunjuk Hyungseob, lah kok jadi Hyungseob. Kalau nunjuk pake tangan sih gak papa. Lah ini, nunjuk pake spatula kan panas. Kalau kena muka kan bahaya.

"Kak kenapa hmmm?" tanya Guanlin hati-hati, dengan lembut ia mengambil spatula Jihoon lalu mematikan kompornya.

"Tau ah, gak mod gue. Delivery aja" Jihoon melemparkan apronnya ke meja dekat tumpahan sup tadi, kemudian berlalu.

"Lo oke?" tanya Woojin ke Hyungseob, ia mengangguk.

"Kalian ngapain sih kak? Sampai kak Jihoon teriak gitu?" Samuel

"Ya emang salah kita sih, kenapa juga kita bercanda dan hasilnya kaya gini" Daehwi, ia mengelap sup tersebut. Hyungseob pun melakukan hal yang sama.

"Ya jelaslah kak Jihoon marah" Guanlin menepuk jidatnya, lalu ia menyusul Jihoon.

"Delivery aja sana, apapun deh kita yang bayar" Hyungseob. Daehwi mengangguk setuju.

"Lo gak minta maaf gitu ke Jihoon?" Woojin

That Is RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang