Hyungseob menatap Ibunya penuh tanya. Saat ini Ibunya tengah duduk diruang tengah dengan ponsel yang tergeletak begitu saja di atas meja.
Sementara adiknya tengah tidur siang. Dengan hati-hati ia melangkah menuju tempat Ibunya. Kemudian ia menarik kursi di depan Ibunya, lalu duduk menatapa sang Ibu.
"Ibu, kenapa?"
Ibunya menoleh cepat, lalu menatap anak tertuanya cemas. Sesaat setelah itu, ia menyuruh Hyungseob untuk duduk disampingnya. Hyungseob menurut lalu berpindah posisi disamping Ibunya.
"Begini..."
Ibunya menghela nafas berat, mengumpulkannya lagi lalu membuangnya.
"...Ayah mu, dipenjarakan karena khasus ilegal"
Hyungseob? Ia menganga, syok? Itu pasti! Dan entah apa yang terjadi selanjutnya yang jelas hanya hitam yang ia lihat.
Gelap
"Hyungseob!" teriak Ibunya
.
.
.
***That Is Real***
.
.
.Sudah tiga hari sejak kejadian itu, kejadian memalukan atau justru menyenangkan? Entahlah yang jelas ketika Jihoon mengingatnya lagi pipinya akan memerah.
Oh ya, dan jangan lupa paginya Guanlin mendapatkan tendangan keras dari Jihoon. Mode serigalanya kambuh dan ia juga mengigit jari Guanlin. Mengatai Guanlin cabul.
Padahal kan sudah jelas siapa yang memulainya, Jihoon kan? Emang Jihoon gak sadar diri? Atau nggak tak tahu malu? Entahlah.Bicara tentang cabul mencabul, dengan santainya Guanlin mengatakan dengan wajah polosnya dan memeluk tubuhnya seperti habis diapa-apakan oleh Jihoon.
"Kak Jihoon sadar gak sih? Yang nodain aku tuh Kakak. Aku gak mau tahu, pokoknya kakak harus tanggung jawab. Kalau aku hamil gimana?!"
Mungkin Guanlin sedikit agak gila, yang perempuan siapa yang laki-laki. Siapa yang hamil siapa?"Sama kakak harus tanggung jawab! Ini bibir aku uda ga suci lagi, padahal dulu sama Seonho cuma pegang tangan aja"
"Yaudah sana! Ciuman sana sama Seonho!"
Kepala Jihoon nyut nyutan. Ia langsung melangkah menuju kamar mandi, malu? Apa dia masih punya malu?
Ngomong-ngomong tiga hari ini juga, ia juga tak mendapati Daehwi dan Hyungseob. Ia jadi sedikit merindukan temannya itu.
Hingga perhatiannya teralihkan oleh ponselnya yang bergetar.
Tertanda Kakak tirinya mengirimkan sebuah Video, dimana anak dari kakaknya itu tengah tertawa dan bahagia bersama Ayah kandungnya. Maniknya menatap fokus Video dimana ada sebuah kue tart bergambar kartun ikan memo yang lilinnya membentuk angka dua.
"Bahkan ulangtahun ku kau tak tahu Ayah" gumannya, cemburu? Iri? Mungkin, beruntung tempat kerjanya sedang tidak ramai jadi ia bisa sedikit mengingat masalalu dulu.
Kenangan yang Jihoon ingat sedikit, karena saat itu ia masih sangat kecil. Sekelebat bayangan muncul dalam pikirannya. Kala Ayahnya pulang kerja dan membawakannya sekotak susu coklat untuknya dan Kakaknya, kala Jihoon tengah malam lapar dan Ayahnya akan membuatkan ia makanan, kala Jihoon ingin ini itu walau Ayahnya tak bisa memberikan semuanya namun ia sangat menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Is Real
RandomMemiliki kisah yang berbeda, kehidupan yang berbeda dan warna kisah mereka akan kita mulai dari sini. "Seperti sendiri rasanya" - Jihoon "Ditinggal nikah beneran nih?" - Hyeongseob "Samuel! Gue juga suka elu" -Daehwi "Mampusin Kak Baejin dosa gak s...