Drama 4

3.9K 127 3
                                    


namun tiba-tiba kau ada yang punya. Hati ini terluka. Sungguh ku kecewa, ingin ku berkata.

kasih maaf bila saja ku suka, saat kau ada yang punya (HiVi - Orang ke 3)

______________________________________

Kalo ada cowok yang mau nerima kao apa adanya? nggak peduliin penampilan walau tubuh mirip beruang atau wajah mirip panda.. itu BULLSHIT, HOAX, TIPU-TIPU.

ini baru friendzone. udah mendidih apalagi yang naksir orang 10 tahun tapi nggak pernah di ungkapin. rasanya lebih sakit daripada Patah Hati.

patah Hati bisa disembuhin dengan cari pengganti. lha kalau cinta bertepuk sebelah tangan? mending nemenin mak lampir jaga Merapi aja. kalau meletus keluar se isi-isinya.

kata-kata itu muncul di kepala Adel saat kepulangannya menuju ke Semarang.

nggak ada kata motivasi yang sanggup meluluhkan hatinya.

malu? iya
sebel? iya
sakit hati? IYA PAKE BGT

Adel sampai kos nyaris tengah malam dengan jilbab udah nggak karuan, mata sembab dan suara serak

konyolnya lagi beberapa insiden mewarnai kembalinya ia ke kos-an.

mulai dari ban bocor

sampai habisnya uang didompet, padahal ATM masih jauh nian jaraknya.

terpaksa pake banget ia menuntun sepeda motornya ke bengkel yang kebetulan buka 24 jam

"Pak maaf. ban sepeda saya bocor. bisa minta tolong ditambalkan?" Dengan segenap jiwanya Adel mengutarakan permohonannya.

"Boleh mbak. lho suara mbak kok serak? mau minum?" tawar paka tambal Ban.

tapi Adel nggak mau nambah perkara dengan kerepotannya, "nggak usah pak. minum saya masih ada." ujarnya bohong.

mana sempat ia bawa minum. galon dikos aja ia gulingkan gara-gara jengkel sama si Bima.

"ini mbak sudah." bapak tambal ban itu menuntun motor Adel kembali ke tepi jalan raya.

"Berapa pak?"

"15ribu saja mbak"

didompet Adel hanya tersisa uang 10.500. itu artinya masih kurang 4500 untuk membayarnya.

"Maaf pak. mau tanya. ATM dekat sini dimana ya?"

bapak tambal ban itu menatap heran, "ada sih mbak. jalan 500 meter lagi. memang kenapa mbak?"

Adel meringis pelan, "Uang saya ternyata kurang pak. saya cari-cari di semua saku cuma ada segini pak." ia menunjukkan uang 10.500 itu.

"udah mbak, nggak papa. dibawa dulu, saya ikhlas kok." ujar bapak itu.

ya ampun! jangan dong pak. saya baper nih. nanti saya jadi nangis lagi deh pak. aduh...

Adel mengibas-kibaskan tangannya didepan mata. agar air matanya tidak keluar

***

Begitu sampai di kos, mbak Nina, selaku ketua perkos-an (alias maa-mata ibu kos) langsung menginterogasi Adel, meminta penjelasan.

"Darimana?"

kalimat sakti itu langsung menghujam ke wajah Adel bagai peluru snipper.

dan lagak mbak Nina sudah berubah, artinya siap-sipa kena semprot kalau nggak ngasih alesan bagus.

Taaruf (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang