Drama 3

4.7K 134 7
                                    

Ku ingin cinta hadir untuk slamanya, bukan hanya untuk sementara, menyapa dan hilang. (Pelangi - HiVi)

---------------------

Lo tahu yang lebih menyakitkan dari patah hati? cinta sama orang tapi nggak diungkapkan selama bertahun-tahun. dan lo masib setia nungguin dia tanpa kejelasan.

Adel menyandarkan kepala di bahu Danias sepulang dari Magelang. tak banyak kata-kata, dengan air mata mengalir dari kedua pipinya.

"udahlah Del. nasib lo udah ditentukan. lupain si Bima."

Adel tak bergeming, ia masih merasa seperti mimpi dengan kata-kata yang tadi ia dengar.

gue tuh kurang apa sih? kurang sabar? apa kurang bodoh buat suka sama dia tanpa nglirik cowok lain. dan dia dengan konyolnya malah pacaran sama cewek-cewek tanpa mikir kalau gue slama ini nunggu.

dan lo masih bodoh aja nglakuin itu semua.

***

Malam itu Bima tidak bisa tidur, bahkan sekedar memejamkan mata saja begitu sulit ia lakukan.

"Bim, kita kan udah jalan dua bulan. Mama pengen kamu serius sama aku, setelah wisuda besok."

Begitu ucapan Okti, kekasih teranyarnya menagih janji.

Sementara Map lamaran Adelia masih tersimpan rapat dibawah lemari baju.

tak ada niat ia sentuh. takut bahwa ia akan melukainya lebih dalam

"Bengong aja Bim. Latihan yuk!" Ajak Bambang saat jam piket sore.

Rengkuhan sayapmu melayang diatas awan, memaut dua pohon dalam satu kepakan. Nyata itu mustahil, kecuali kau memilih diantara keduanya.
(Bima)

***

"Ini anak kok hobi banget ngelamun sih! Ngok!!!!" Jerit Danias di jam kosong membuat Adel nyaris melemparkan botol minum kacanya.

"APA!!! APA!!!" Balasnya seraya melotot. "Berisik."

"Yeee... ditanyain baik-baik malah nyolot. Gimana sih!" Danias juga tak mau kalah sebal.

Habisnya dari jaman ayam masih bertelur sampai keluar anaknya, Adelia nggak sadar- sadar. Kalau Bima itu sudah pasti akan menolaknya.

"Dicariin pak Fahmi tuh! Suruh ngajuin proposal taaruf." Goda Irish yang sedari tadi duduk disebelah dua gadis itu.

Mendengar kata-kata 'Taaruf' Irish mendapatkan bonus lirikan maut dari Adel.

"Ah!! Sialan kalian berdua. lagi sensi nih! baper pula. udah! jangan deket-deket ntar gue gigit." Adel memamerkan gigi-giginya

Danias hanya bisa mendesah pelan.


siapa duga kenyataan akan sepahit ini. hidup emang nggak semulus drama korea.

mungkin bagi Bima berakit-rakit dahulu berenang-renang kemudian. tapi untuk Adel berenang-renang dahulu tenggelam kemudian.

Tapi Adel yang kurang bisa menerima kenyataan bahwa Bima bukan miliknya seorang.

Taaruf (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang