bagian ini sudah di revisi, barangkali masih ada salah bisa dikoreksi ^^ jangan lupa vote dan komen ya ^^
Letih aku, bila menatap segala kisah dalam dirimu. Pengorbanan dan penantian, hanya terbuang dan sia-sia. (Biarkan Berlalu - Hello)
_________________________________________
"Allah mungkin sedang nguji kamu, dek. Bunda harap kamu sabar, insyaallah akan diganti dengan yang lebih baik." Ujar Maira yang mendadak tengah malam ditelepon oleh anak perempuannya.
di sisi lain Adel nangis dengan mimik wajah paling jelek. ingusnya bertebaran dimana-mana dan mata bengkak habis di kencingi kecoa.
"Selesaikan pendidikanmu, dan soal jodoh serahkan semua sama Allah. Bunda cuma pesan itu."
usai curhat hasil nihil dengan Ibunya, Adel cukup lega. meski mulutnya masih ingin membantah pernyataan itu, toh tak ada gunanya.
Bima sudah ia buang jauh-jauh ke laut. dimakan kudanil.
lalu ia mulai menempelkan kertas bertuliskan
"BIMA JELEK. MIRIP EEK KAMBING"
"DASAR MANUSIA SOK SEMPURNA. MASUK AKMIL AJA BANYAK GAYA!"
"TOLOLNYA GUE NAKSIR LO 10 TAUN TAPI TETEP AJA LO TOLAK. SIALAN!
"LO TU COWOK KAMPRET! SIA-SIA GUE NUNGGUIN LO"
dan kalimat isi sumpah serapah lainnya.
wajar? wajar nggak sih?
menurut mbak Esih, mahasiswa psikolog yang jadi sohibnya Adel, itu merupakan ekspressi wajar, toh kalau nggak kuat ujung-ujungnya apa?
nangis.
karena pada dasarnya cewek itu nggak sekuat mereka yang dijuluki khalifah di bumi.
dan parahnya lagi, usai ditolak sama Bima. Adel malah makin gencar nonton drama korea yang isinya kibulan semua.
"Ngapain Del? jalan yuk?" Ajak Danias diujung pintu kamar kos.
Adel masih dengan penampilan bangun tidurnya. malah nglungker mirip ular anacondanya Nicky Minaj.
"Males."
"eh barangkali nemu pengganti. Yuk!"
Adel menjawab dengan gelengan kepala. "Nggak ah."
"Mau sampe kapan dikibulin sama drama korea, hah?"
"Jangan berisik deh Nis. nggak cukup apa aku mewek dari kemarin?"
Danias hanya bisa menghela nafas. "Ya udah. terserah kamu deh."
***
pagi ini Adel duduk dengan teman-temannya didepan ruang dosen, lembaran kertas yang baru saja keluar dari printer sibuk ditenteng oleh Mbak Yaya, sekretaris jurusan.
"Kabari ya Del, temen-temenmu." ucap Mbak Yaya seraya menempelkan beberapa kertas itu di dinding Mading.
dilihatnya tulisan yang tertera disana. 'DAFTAR DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI.'
Ya, tanpa terasa Adel dan Danias sudah berada diujung semester 6 akhir. mereka berdua telah menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan selama 3 bulan.
meski diantaranya mengukir kisah sendiri-sendiri.
Adel Praktik di sebuah lembaga pendidikan anak usia dini, di daerah Semarang.
saat itu, ia hendak memberikan apresiasi pada murid-muridnya yang berhasil menjawab pertanyaan mengenai kegiatan mereka sebelum pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taaruf (TAMAT)
Teen FictionTaaruf [Tamat] -> Menikah (Udah RILIS!!!) Bisa di Cek di Karyaku!!! Adel Alif bakal jumpa lagi