Drama 13

2.9K 113 3
                                    

dibagian sebelumnya, Bima ngundang Adel buat dateng ke nikahannya, begitupun Adel, yang juga mengundang laki-laki itu buat melakukan hal yang sama. 

fyi. ini berdasarkan kisah nyata lho. 

___________________________________________________________________

badan mulai terasa panas, emosi meluap-luap. 

rasanya pengen marah!!!!

siapa yang nggak marah coba. niat hati pengen pamer, dan nunjukkin.

nih lho! gue udah move on dari lo!!!

tapi emang Allah nggak akan meridhoi niat busuk Adel. akhirnya kena eek burung juga. 

bukannya dia yang nyebar undangan duluan malah dapet undangan. 

anjiiiiirrrrrr

dengan posisi duduk serampangan, ia menekan dengan kuat layar ponsel smartphone nya, mencari nomer Mbak Ella. 

ADEL: selamat siang mbak. boleh tanya?

Ella: iya mbak Adel. ada apa?

ADEL: Undangannya udah jadi mbak?

Ella: Kurang finishing mbak. Gimana? mau diambil sekarang?

ADEL: Iya mbak. oh ya, bikinin satu pake hiasan yang paling kece ya mbak. itu mau aku kirim ke seseorang. khusus hari ini. makasih mbak Ella.

klik!

tanpa Adel jelaskan, Ella juga udah paham. 

pasti ini anak kebakaran jenggot sampai ubun-ubun, makanya jadi senewen gini. dan dengan request seperti itu, bisa jadi buat mantan atau cowok yang ditaksir tapi nggak kena buntutnya.

ya kaya BIMA.

Dan, the day has come!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan, the day has come!!!

Bukan nikahan Alif dengan Adel.

tapi nikahan Bima dengan Okti. 

cowok itu akhirnya menikah, cowok itu akhirnya melepas masa lajang dan cowok itu akhirnya punya tanggung jawab soal kehidupan. 

meski pada akhirnya gadis yang bersanding disana bukanlah Adel. tapi mereka cukup terlihat bahagia. 

foto-foto prewedding mereka terpampang disetiap sudut, kursi dan dekorasi dengan warna pastel menghiasi seluruh area, dengan tema garden party Bima meminang gadis itu. 

Adel duduk di barisan paling belakang. menyaksikan pesta pedang pora yang membuka acara pernikahan militer itu. 

dan konyolnya, Adel pernah membayangkan hal ini. menikah dengan pesta pedang pora, menyaksikan ratusan pasang mata tertuju padanya yang menggandeng mesra Bima dan membawa sebuket bunga cantik.

oiiiii!! bangun oiiii.... baper mulu.

setelah acara pembukaan, para undangan mulai naik ke atas panggung dan memberi selamat pada mempelai. 

dan kini giliran Adel yang bersalaman dengan orangtua dari pihak Bima dan Okti.

"Selamat ya Om, tante." ucapnya sumringah. 

dan setelah tamu didepannya selesai menyalami BIma dan okti, sekarang saatnya ia harus berlapang dada.

"Selamat ya Bim. semoga langgeng. dan mbak Okti, selamat udah sah jadi ibu persit. semoga segera dikaruniai keturunan." 

Okti membalas ucapan Adel dengan bahasa tubuh yang cukup aneh, ia memegang bagian perutnya dan mengusap. "Udah kok. sebulan."

what!!! hah!!

nyaris Adel terjungkal diatas panggung kalau ia tak segera sadar dan memperhatikan jalan. 

ia meninggalkan Okti dan Bima di atas panggung dengan pandangan yang -ini sebenarnya kenapa? ada apa? itu bener nggak?-

disaat Adel mengambil beberapa Jamuan makan, matanya sibuk mencari tempat duduk yang sekiranya bisa terjangkau olehnya. 

maklum, dateng sendiri ke kondangan kaya anak ayam hilangan induk. 

"Sendirian aja Del?" suara Yoshan terdengar dari belakang.

"Iya, kamu Yosh?" Balas Adel ringan.

"Tadi bareng temen-temen kesini. mau gabung?" Ajak Yoshan, kemudian ia melambaikan tangan ke arah segerombolan laki-laki yang sedang berkumpul didekat meja penyanyi.

"Nggak ah Yos, kamu silahkan aja." 

Yoshan merasa Adel mulai berbeda dan kembali menjaga jarak. 

"Okti hamil duluan Del. beruntung kamu nggak jadi sama Bima." 

kata Yoshan barusan menghentikan langkah Adel yang masih mencari menu makanan. 

tapi Adel sengaja berpura-pura tak mendengar.

"itulah sebabnya Bima bagikan undangan dulu ke kamu, usai dia tahu kalau kamu bakalan nikah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"itulah sebabnya Bima bagikan undangan dulu ke kamu, usai dia tahu kalau kamu bakalan nikah." 

dada Adel terasa nyeri.

"Udahlah Yos, dia masalalu, dan sekarang udah bahagia, nggak baik ngomongin begitu. Lo tau, gue udah bahagia. bentar lagi juga gue nikah." 

"Tapi gue paham lo del. lo nggak akan se ikhlas ini buat ngelepas Bima." Yoshan benar-benar membuat dada Adel makin sesak.

"Cukup Yos. gue nggak mau ngobrolin soal begitu lagi." 

Adel melangkah menjauhi Yoshan yang masih berdiri memandang punggung gadis itu.

karena selama ini yang lo lihat hanya Bima, Del. bukan sosok yang selama ini diam-diam memperhatikan lo. dan gue menyesal terlambat bicara.


Taaruf (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang