Harapan akan tetap hidup. Berapapun kali ia dimatikan, ia akan ada dan ada lagi. Yang hilang, ialah rasamu. Rasa untuk percaya, rasa untuk berani.
Curiga menguasai diri. Khawatir berlebih bersemayam dalam diri. Tidak ada lagi kebahagiaan yang sebenarnya, hanya ada tawa yang disertai rasa ketakutan.
Lalu, untuk apa memulai untuk menyatukan rasa? Bila yang lalu masih saja mengganggu kehidupanmu, bila yang telah lama usai tak bisa untuk kau tutup rapat pintu agar tak masuk kembali?
Jangan pernah kau jatuhkan rasa, bila kau belum bisa sepenuhnya menerima. Belum sepenuhnya, agar terbiasa. Damaimu lebih penting dari apapun. Sebab damaimu, adalah awal cintamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Senja
PoetryPada sebuah perasaan, aku tak cukup mampu mengatakan bahwa aku terluka. Tak cukup sanggup, bila harus mengejarmu yang berlari sangat cepat, sedangkan aku di sini, tertatih, berdiri dari jatuh pun aku belum mampu. Lewat tulisanku, aku mendoakanmu dar...