Gelembung kuah mi instan yang mendidih dalam panci menjadi tontonan kami berdua. Mi instan rasa ayam bawang. Aku mencurahkan semua 'keahlian' kuliner yang kukuasai untuknya. Memasak mi instan satu-satunya resep yang kuketahui dengan baik. Sebenarnya juga tidak terlalu baik, karena hasil akhir rasanya selalu berbeda. Terkadang agak keras. Sering terlalu lembek. Yang penting, aku bisa memasak meski hanya mi instan bumbu kuah.
Dia tersenyum. Aku tersenyum. Tersenyum merupakan tanda kebahagiaan, bukan?
Sambal botol dan saus tomat menjadikan kuah masakanku bagai darah kental. Aromanya menusuk hidung membuat ingus kami berdua meleleh. Pedas. Setidaknya harga sambal botol tak melonjak mengiringi kenaikan harga cabai.
Rangkaian musik romantis dari laptop kembali ke lagu pertama setelah satu putaran selesai. Aku punya tiga botol bir lokal dalam kulkas. Kami menuangkannya ke dalam cangkir teh dan bersulang, berpura-pura sedang menikmati sampanye mahal, merayakan hari kasih sayang tanpa cokelat berbentuk hati dan sekuntum mawar.
Setelah lelucon berakhir, aku merebahkan kepala ke atas bantal. Ia menyusul terguling di sebelahku. Kami bertukar kisah khayal, wajahnya semakin dekat. Aroma bawang merebak dari hembusan napasnya, dan pasti dari mulutku juga. Bibir bertaut, menekan, menahan dan tertahan. Mengulum berdesah seiring bunyi hujan jatuh dari bibir atap ke pelimbahan.
Ja—ngan, bisiknya terputus. Dia berpura-pura. Aku rasa dia berpura-pura. Jika dan hanya jika, dan entah mengapa aku teringat pada aksioma.
Rangkaian musik romantis dari laptop kembali ke lagu pertama setelah tiga putaran, ketika pintu dibanting menggoyahkan dinding tembok. Kaca jendela bergetar.
Hanya teman. Bukan tipeku. Cukup. Lirik bernada sumbang memantul di seluruh ruangan.
Dia berlari menerobos derasnya hujan, menghilang ke dalam Avanza. Menderu menuju rumah kekasihnya, lelaki bodoh yang bahkan tak tahu cara memasak mi instan rasa ayam bawang. Lelaki yang lupa jika hari ini adalah hari kasih sayang.
Aku terhenyak sejenak lalu mematikan laptop. Lagu romantis apaan? Merusak kencanku. Tapi, setelah kupikir-pikir, kesalahan bukan pada pilihan musik. Lain kali aku akan memasak mi instan rasa bakso sapi. Wanita selalu menyukai bakso sapi.
Bandung, 14 Februari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Pada Sebuah Bangku Taman (Telah Terbit)
Nouvelles(Kumpulan Cerpen tentang Cinta Pastinya) Apakah cinta? Di mana adanya? Kisah-kisah dalam kumpulan cerpen ini tak bermaksud menjawab pertanyaan yang hadir sejak manusia mulai berpikir, hanya memberi cakrawala bebas tafsir. Semoga menghibur. Foto cove...